Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak

Gaji Korps Kapal Selam TNI AL, Tak Setenar Kopassus tapi Lebih Tinggi dari Satuan Lain, Naik Berkala

Gaji Korps Kapal Selam TNI AL, meski Tak Setenar Kopassus tapi Lebih Tinggi dari Satuan Lain.

Editor: Alexander Pattyranie
Twitter @JurnalMaritim
Suasana di atas KRI Nanggala-402. Kapal Selam KRI Nanggala 402, Kerap Emban Misi Rahasia, Terlibat Sengketa Blok Ambalat sebagai ujung tombak. 

Seiring dengan kampanye Trikora untuk merebut Irian Barat dari penguasaan Belanda, setahun kemudian datang enam kapal selam juga dari Rusia yang dipersenjatai torpedo tercanggih di masanya jenis SEAT-50.

Hanya Rusia dan Indonesia yang memiliki torpedo tersebut saat itu.

Keenam kapal itu: RI Widjajadanu, RI Hendradjala, RI Bramasta, RI Pasopati, RI Tjundamani, dan RI Alugoro.

Semua mengunakan nama senjata di dunia pewayangan.

Kedatangan 12 kapal selam tersebut langsung diterjunkan dalam Operasi Jayawijaya yang merupakan bagian dari kampanye Trikora merebut Irian Barat.

Salah satu keberhasilan operasi adalah mendaratkan 15 anggota pasukan khusus RPKAD di Tanah Merah, sekitar 30 kilometer dari Bandara Sentani.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan), eks Kapolri Tito Karnavian (kedua dari kanan), eks KSAD Jenderal TNI Mulyono (ketiga dari kanan), eks KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (keempat dari kanan), eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Kelima dari kanan) dan Menteri Luar Negri (Menlu), Retno LP Marsudi setelah menerima Brevet Hiu Kencana di Kapal Selam KRI Nagapasha-403.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kanan), eks Kapolri Tito Karnavian (kedua dari kanan), eks KSAD Jenderal TNI Mulyono (ketiga dari kanan), eks KSAL Laksamana TNI Ade Supandi (keempat dari kanan), eks Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (Kelima dari kanan) dan Menteri Luar Negri (Menlu), Retno LP Marsudi setelah menerima Brevet Hiu Kencana di Kapal Selam KRI Nagapasha-403. (mabes tni)

Dalam perkembangannya, Belanda akhirnya memilih menghindari perang terbuka dan menyerahkan Irian Barat ke tangan RI.

Di era Reformasi, Korps Hiu Kencana juga memainkan peran penting meski tidak terlalu diketahui publik.

Misalnya dalam konflik Ambalat dengan tetangga Malaysia.

Pada Mei 2005, misalnya, saat hubungan Indonesia dan Malaysia menghangat karena sengketa blok Ambalat, KRI Nanggala 402 dioperasikan di kawasan tersebut.

Saat itu, KRI Cakra 401 sedang menjalani perbaikan total di Korea Selatan.

”Mereka standby. Kalau ada apa-apa, peran kapal selam sebagai pengintai, penyusup, dan pemburu strategis bisa dikerahkan berdasarkan keputusan politik pemerintah,” kata Komandan Satuan Kapal Selam Kolonel Laut (P) Jeffry S Sanggel dalam salah satu pemberitaan harian Kompas, 7 Desember 2011 seperti dilansir kompas.id.

Bekerja dalam sunyi

Anggota TNI AL melihat melalui periskop Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012).

Foto : Anggota TNI AL melihat melalui periskop Kapal Selam KRI Nanggala 402 di Dermaga Madura Komando Armada RI Kawasan Timur di Surabaya, Senin (6/2/2012). (KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA)

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved