Kapal Selam Nanggala Hilang Kontak
3 Faktor Penyebab KRI Nanggala 402 Hilang Kontak Menurut Peneliti dan Pengamat, Sudah Lanjut Usia
Satu di antaranya alat utama sistem persenjataan (Alutsista) ini Sudah Lanjut Usia.
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Ada banyak kemungkinan sebagai penyebab KRI Nanggala 402 Hilang Kontak.
Namun, ada 3 Faktor Penyebab KRI Nanggala 402 Hilang Kontak Menurut Peneliti dan Pengamat.
TONTON JUGA :
Satu di antaranya alat utama sistem persenjataan (Alutsista) ini Sudah Lanjut Usia.
Peneliti LIPI hingga pengamat militer pun angkat bicara terkait misteri penyebab KRI Nanggala 402 hilang kontak.
Diketahui, kabar kapal selam TNI AL KRI Nanggala 402 hilang kontak di laut Bali pada Rabu (22/4/2021) cukup menghebohkan publik.
Kapal selam buatan Jerman itu hilang kontak saat akan menggelar peluncuran rudal C-802 dan torpedo dalam rangka latihan penembakan senjata strategis TNI AL.

Terkait apa penyebab KRI Nanggala 402 hilang kontak, peneliti Pertahanan dan Keamanan LIPI hingga pengamat militer angkat bicara.
Berikut ulasannya.
1. Faktor Usia Kapal dan Kelalaian Manusia
Melansir dari VOA Indonesia, Peneliti Pertahanan dan Keamanan LIPI Diandra M Mengko menilai ada beberapa faktor yang dapat menjadi pemicu peristiwa hilangnya kontak KRI Nanggala.
Antara lain usia kapal dan kelalaian manusia.
"Untuk lebih jelasnya memang perlu proses evaluasi dari pihak Kemenhan dan TNI," ujar Diandra M Mengko kepada VOA, Rabu malam.
Ia mengusulkan pemerintah mengevaluasi kondisi alutsista agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Termasuk evaluasi terkait perkembangan Minimum Essential Force (MEF) yang sudah berjalan 11 tahun.
MEF merupakan kekuatan pokok minimal yang harus dimiliki untuk pertahanan suatu negara.
"Ini perlu benar-benar dievaluasi, agar dapat meminimalisir timbulnya permasalahan pada mesin atau peralatan pada alutsista yang bisa berakibat fatal terhadap prajurit yang bertugas," komentarnya.
Ia juga menekankan evaluasi perkembangan MEF tersebut tidak hanya untuk kapal selam, namun juga alutsista matra lainnya seperti TNI Angkatan Darat dan TNI Angkatan Udara.
2. Minim Anggaran dan Birokrasi Rumit
Pengamat militer lainnya, Asri Hadi, menuding panjangnya birokrasi yang membuat upaya pengadaan alutsista jalan di tempat.
“Panjangnya birokrasi yang harus dilalui apabila ingin membeli alutsista, baik dari kesatuan masing-masing, mulai dari tingkat kepala staf angkatan, lanjut ke Mabes TNI dan Kemenhan, maupun persetujuan dari kementerian terkait seperti Departemen Keuangan dan DPR, sangat panjang.
Apalagi di setiap sektor ada kepentingan yang berbeda dan punya “jagoan” penyedia pengadaan alutsista yang berbeda pula,” ujarnya secara blak-blakan.
Hal ini diperumit dengan kecilnya anggaran untuk TNI,
“terutama TNI Angkatan Udara dan TNI Angkatan Laut, sementara alutsista kita sudah usia lanjut sehingga tidak dapat dioperasikan secara optimal,” tambah Asri Hadi.
3. Analisis Pakar Kelautan ITS
Musibah kapal selam KRI Nanggala 402 yang hilang kontak di laut Bali juga ditanggapi Pakar Kelautan ITS, Wisnu Wardhana MSc PhD.
Pakar Kelautan ITS ini menganalisis penyebab KRI Nanggala 402 yang hilang kontak serta adanya ceceran minyak di laut.
Pakar Kelautan ITS Wisnu Wardhana MSc PhD menjelaskan, sistem komunikasi dalam kapal selam ada 2, yaitu saat kapal di permukaan dan kapal di bawah permukaan air.
Jika berada di permukaan air, sebagian badan kapal selam muncul di permukaan komunikasi lewat radar yang relatif lebih stabil.
Kalau saat kapal di bawah permukaan (di air penuh) komunikasi melewati sonar (ada mekanisme bergetar) frekuensi ini yang dirambatkan melalui air.
"Kalau media komunikasi lewat air maka kualitas komunikasi tergantung dari karakter air. Misalkan arusnya tinggi, maka media komunikasi akan terbawa mengikuti arus air. Belum lagi parameter media komunikasi yg lain," terang Wisnu kepada surya.co.id, Kamis (22/4/2021).
Disebutkan, semua parameter media itu berinteraksi dengan satu sama lain.
Maka bisa terjadi resultan nol yang sampai ke penerima.
Ini yang dinamakan black out atau hilangnya kontak.
"Pada kasus Kapal Selam Nanggala ini harus dilihat dari beberapa sisi.
Apakah akibat media air yang resultannya nol ataukah kerusakan peralatan teknis," katanya.
Terkait ditemukannya ceceran minyak, menurut Wisnu, bisa jadi merupakan minyak dari KRI Nanggala-402
Dijelaskan, dalam kapal selam, desain konstruksi ada yang namanya tangki pemberat (ballast tank).
Untuk kapal selam yang didesain tahun 1980an, maka kedalaman yang memungkinkan adalah 380 meter.
Tapi sekarang kemungkin itu hanya 300 meter.
"Jika dipaksa lebih dari itu, tangki pemberatnya ini seperti diremas karena ada gaya hidrostatik dari air yang meremas kapal selam. Kalau sampai ada oli dan cairan minyak di permukaan air ini Indikasi tangki pemberatnya rusak," katanya.
Jika sudah 300 meter strukturnya mulai berbunyi dan kollaps. Tangki rusak semua minyak keluar.
"Semua penyebab hrus diidentifikasi. Apakah kesalahan sistem, mesin atau pengemudi.
Jika kesalahan bisa diidentifikasi nantinya bisa menetralisir masalah.
Tetapi, selama KRI Nanggala-402 tidak bisa kontak maka tidak bisa menetralisir masalah," katanya.
Menurut Wisnu, jika mengacu pada kecelakaan kapal asing Kurf tenggelam di Rusia sampai dua bulan baru bisa ditangani. Jadi kapal selama mengalami kecelakaan nuklirnya meledak.
"Sementara di Indonesia ini kasus yang pertama, saya pikir ini menjadi refleksi pemerintah.
Menilai diri sendiri apa yg kurang dari (alutsista) Indonesia.
Kemungkinan pertama, prosedur operasi sudah bagus atau tidak.
Jika mau bagus, harus dipastikan sebelum berangkat. Kalau berangkat tidak oke berarti prosedur operasi belum lengkap.
Saat ini harapannya tim angkatan laut semaksimal mungkin bagaimana dengan cepat bisa menyelamatkan KRI Nanggala-402," pungkasnya.
(Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta)
BERITA PILIHAN EDITOR :
Baca juga: Hasil AS Roma Vs Atalanta, La Dea Gagal Geser AC Milan, 2 Pemain Dikeluarkan, Pertandingan Imbang
Baca juga: Kapal Selam KRI Nanggala-402 dan Personel Dalam Kondisi Siap Tempur, KSAL: Punya Sertifikat Kelaikan
Baca juga: Cita Citata Pikir Seribu Kali Jalin Kedekatan dengan Indra Bruggman: Agak Mahal Dikit Dong Say
TONTON JUGA :
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Apa Penyebab KRI Nanggala 402 Hilang Kontak? Peneliti LIPI hingga Pengamat Militer Angkat Bicara
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta
Editor: Adrianus Adhi