Nasional
Kondisi Terkini Perawat RS Siloam yang Dianiaya, Alami Trauma Berat, Mau Nikah Oktober
CRS bahkan harus mendapat perawatan intensif.Menurut pihak RS Siloam Palembang, CRS juga mengalami trauma berat.
Melisa mengatakan, cara perawat mencabut infus anaknya begitu kasar.
"Ternyata bener kejadian kan, udah dia nyabutnya kasar darah sampai kemana-mana di baju, lantai, kasur," kata Melisa.
Melisa mengaku malah disalahkan ketika banyak darah yang keluar.
"Eh, malah saya disalahin katanya, sebaiknya ibu-ibu jangan gendong anak," tuturnya.
Melihat yang terjadi pada anaknya, Melisa panik.
"Sebagai orangtua saya pikir wajar jika kita panik,
apalagi setelah liat anak saya sampai keluar darah si suter itu tidak mau meminta maaf,
Masih ada bekas darahnya di baju, semua saya foto," kata Melisa.
Saat darah keluar, menurut Melisa perawat di RS Siloam hanya diam saja.
Ia baru mendapat penanganan ketika mengadukannya ke kepala perawat.
"Fatal darah itu, saya sampai ngadu ke kepala perawat baru ditangani darah tersebut di kasih plester,
Sama suster itu darah anak saya cuma ditutul-tutul aja pakai tissu toilet.
Saya ga bohong saya berani bersaksi nanti di pengadilan," kata Melisa.
Melisa pun menyarankan agar RS Siloam memperbaiki pelayanannya.
"Saya minta pihak Rumah Sakit apalagi Rumah Sakit Siloam punya record sebagai rumah sakit bagus,
pertimbangkan lagi kejadian ini jangan sampai terjadi ke pasien yang lain apalagi balita karena bisa membahayakan,"
"Menurut saya sikapnya sangat tidak profesional dan sangat tidak layak bekerja di rumah sakit manapun.
Nursing Development & Clinical Operations Division Head RS Siloam Sriwijaya,
Benedikta Betty Bawaningtyas mengatakan anak JT memang rencananya akan pulang.
Menurutnya, perawat mencabut infus sudah sesuai SOP.
“Jadi kemarin (kamis,red) itu rencana anak pasien mau pulang,
pada saat mau melepas infus sekitar jam 10 hampir jam 11 siang.
Pada saat perawat kami melepas infus sudah dilakukan sesuai SOP
menggunakan kapas alkohol kemudian diplester,”ungkap Tata dikutip dari Sripoku.com.
Hanya saja karena terlalu banyak bergerak, plester di tangan anak itu lepas.
“Tapi karena anak umur dua tahun, sedang aktif-aktifnya dan langsung digendong
jadi darahnya keluar plesternya lepas,”sambung Tata.
Sementara itu Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Irvan Praiwra mengatakan
perawat CRS sudah memperingatkan istri JT untuk tidak menggendong anaknya dulu.
"'Jangan digendong bu, nanti berdarah'. Namun setelah infus itu dilepas korban,
istri pelaku menggedong anaknya, saat itulah tangan anak pelaku berdarah," kata Irvan di Polrestabes Palembang, Sabtu (17/4/2021) dikutip dari Kompas.com.
Melihat tangan anaknya berdarah, istri pelaku langsung menghubungi JT.
Ketika tiba di ruangan anaknya, pelaku langsung marah-marah dan memukul korban.
Perawat lain yang berada di sana sempat mencoba melerai.
Namun, JT masih emosi dan menendang perawat itu ketika CRS meminta maaf.
"Istri pelaku menelepon suaminya yang ada di luar mengabarkan tangan anaknya berdarah.
pelaku panik langsung datang dan menganiaya korban,
ponsel milik teman korban yang merekam juga dibanting pelaku," ujar Kapolres.
Pelaku yang berada di luar langsung emosi dan mendatangi rumah sakit.
JT pun mengakui perbuatannya salah dan mengaku tersulut emosi saat itu.
"Saya saat itu tidak di TKP pak. Lalu ditelepon istri,
yang mengatakan bahwa tangan anak saya keluar darah usai dilepas infus.
Nah mengetahui hal itu saya langsung cepat -cepat menuju kamar ruang anak
saya di 6026 lantai 6 RS Siloam Palembang," ungkapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Perawat Trauma Dianiaya Keluarga Pasien Jelang Menikah, Ibunda Ngadu ke Gubernur : Nikah Tahun Ini
Berita lain terkait penganiayaan perawat RS SIloam