Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian

SOSOK Airlangga Hartarto, Ternyata Cucu Pejuang Kemerdekaan, Banyak Memegang Jabatan Penting

Airlangga adalah sosok yang sukses pada bidang pendidikan, dunia usaha, dan politik.

Editor: Fistel Mukuan
Tribunnews/HO/BPMI Setpres/Kris
FOTO - Menko Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Airlangga Hartarto memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021). Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa Pemerintah akan memulai pelaksanaan program vaksinasi Covid-19 dalam waktu dekat. Hal tersebut akan dilakukan segera setelah adanya izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Tribunnews/HO/BPMI Setpres/Kris 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Airlangga Hartarto sekarang ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Airlangga Hartarto merupakan salah satu menteri yang sangat sibuk saat ini, dalah menghadapi pandemi Covid-19.

Airlangga Hartarto juga adalah Ketua Umum Partai Golkar.

Airlangga Hartarto kini dipercaya juga memikul jabatan sebagai ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).

Airlangga Hartarto juga pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dua periode.

Pada periode pertama Presiden Jokowi, dia dipercaya sebagai Menteri Perindustrian.

Jabatan Menteri Perindustrian adalah jabatan ayahnya, Ir. Hartarto Sastrosoenarto pada masa era Presiden Soeharto.

Hartarto Sastrosunarto, pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian pada Kabinet Pembangunan IV (1983-1988) dan Kabinet Pembangunan V (1988-1993) dan Menteri Koordinator bidang Produksi dan Distribusi pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998).

Airlangga Hartarto lahir di Surabaya, 1 Oktober 1962 dari pasangan Hartarto Sastrosoenarto dan R. Hartini Soekardi.

Meski lahir di Surabaya, dia meneruskan sekolah menengahnya di SMA Kolese Kanisius Jakarta.

Dia dikenal sebagai pribadi yang aktif. Saat di SMA, dia menjadi ketua OSIS.

Airlangga adalah sosok yang sukses pada bidang pendidikan, dunia usaha, dan politik.

Dia juga merupakan keturunan pejuang kemerdekaan.

Diberitakan partaigolkar.com Airlangga merupakan salah satu cucu dari tanah sunda seorang tokoh pejuang kemerdekaan asal Sukabumi Jawa Barat, yakni R.H. Didi Sukardi.

Nama Didi Sukardi diabadikan menjadi nama sebuah jalan di Sukabumi.

Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto
Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, Airlangga Hartarto (Tribunnews)

Airlangga sendiri adalah putra dari R. Hartini  Sukardi (putri Didi Sukardi) dan Hartarto Sastrosunarto.

Masyarakat setempat menganggap bahwa Didi Sukardi adalah salah satu tokoh yang patut dihargai dengan melihat jasa-jasa beliau memperjuangan peningkatan taraf hidup rakyat Sukabumi.

Dia terus berusaha memajukan daerah Sukabumi dan terus memberikan kontribusi yang terbaik, serta memiliki keyakinan bahwa berjuang dan berkarya untuk mencapai hasil besar justru harus dimulai dari hal yang kecil.

Baca juga: Airlangga Ingatkan Pentingnya Sinergisitas Pemerintah Pusat dan Daerah Tingkatkan Pemulihan Ekonomi

Menurut artikel dari Dr. Yuda Benharry Tangkilisan yang berjudul "R.H. Didi Sukardi and The Negara Pasundan: A Nationalist In The Federal State During The Indonesia Revolution 1945-1949", kakek Airlangga itu merupakan salah satu tokoh yang berpengaruh terutama bagi Sukabumi.

Didi Sukardi merupakan tokoh masyarakat Sukabumi terutama saat masa revolusi fisik dalam mempertahankan kemerdekaan. Dia merupakan tokoh nasionalis di kancah negara federal.

Ini dapat dilihat dari pemikiran nasionalistik yang terdapat dalam pidato-pidatonya.

Didi Sukardi sendiri awalnya seorang pengusaha perkebunan.

Akhir tahun 1920, dia juga menjadi Dewan Kabupaten Sukabumi. Kemudian dia juga menjadi ketua cabang dari Paguyuban Pasundan.

Sebelum kedatangan Jepang, Didi Sukardi sempat menjadi pemimpin dari Partai Indonesia Raya dan juga Gabungan Partai Politik Indonesia (GAPI).

Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Airlangga Hartarto memberi sambutan saat penutupan Musyawarah Nasional X Partai Golkar di Jakarta, Kamis (5/12/2019). Forum Musyawarah Nasional Partai Golkar menyepakati dan menetapkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum periode 2019-2024 secara aklamasi.
Ketua Umum Partai Golkar terpilih, Airlangga Hartarto memberi sambutan saat penutupan Musyawarah Nasional X Partai Golkar di Jakarta, Kamis (5/12/2019). Forum Musyawarah Nasional Partai Golkar menyepakati dan menetapkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum periode 2019-2024 secara aklamasi. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO)

Ketika zaman pendudukan Jepang, dia menjadi petugas penghubung dari Pembela Tanah Air (PETA).

Ketika proklamasi kemerdekaan, dia berada di Sukabumi. Dia kemudian menjadi anggota Komite Nasional Indonesia di Sukabumi.

Komite ini memiliki kontribusi terhadap ide mengirim delegasi ke pemerintahan militer Jepang di Bogor.

Dia bernegosiasi dengan penguasa Jepang dari syuchokan tentang permintaan untuk transfer kekuasaan kepada republik baru. Jepang merespon permintaan dengan kebijakan mempertahankan status quo, yaitu hanya mengikuti perintah negara-negara sekutu. Akibatnya pecah pertempuran Bojongkokosan.

Setelah perang berakhir, Didi Sukardi diangkat menjadi Menteri di Negara Federal Pasundan.

Setelah Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, dia menjadi anggota Dewan Konstituante.

Dari banyak pemberitaan, Airlangga Hartarto diketahui beberapa kali berziarah ke pemakaman kakeknya itu, di TPU Ciandam, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi.

Salah satu paman Airlangga dan juga anak Didi Sukardi adalah Letkol Edi Sukardi. Letkol Edi tercatat sebagai pemimpin dalam pertempuran Bojongkokosan yang terjadi di Sukabumi, 9 Desember 1945. Pertempuran Bojongkokosan diperingati sebagai Hari Juang Siliwangi.

Baca juga: Erick Thohir Ganti Direktur SDM PT Pegadaian, Ini Sosok Direktur Baru

Baca juga: Muslim Lakadjo, Pemuda Asal Kecamatan Helumo Bolsel, Kini Kantongi Gelar Hafids Quran

Dalam pertempuran Bojongkokosan, Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan berbagai spektrum laskar rakyat, baik kiri maupun kanan, mencegat tentara Inggris. Sebanyak 73 anggota TKR gugur, begitu juga lebih dari 80 orang tentara Inggris tewas.

Letkol Edi pensiun dini dari dinas ketentaraan pada tahun 1957. Dia meninggal dunia di Bandung, 5 September 2014 dalam usia 98 tahun. Letkol Edi tidak kenal lelah membantu kehidupan para veteran pertempuran Bojongkokosan. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul SOSOK Airlangga Hartarto, Cucu Pejuang Kemerdekaan Asal Sukabumi R H Didi Sukardi, https://pontianak.tribunnews.com/2021/04/18/sosok-airlangga-hartarto-cucu-pejuang-kemerdekaan-asal-sukabumi-r-h-didi-sukardi?page=all

Berita lain terkait Airlangga Hartarto

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved