Terkini Nasional
Keluarga Suhendra Hadikuntono Bukan Orang Biasa, Istrinya Seorang Politisi, Anaknya Caleg Termuda
Nama Suhendra Hadikuntono belakangan ini menjadi perbincangan publik. Dia disebut-sebut bakal menggantikan posisi Moeldoko
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Nama Suhendra Hadikuntono belakangan ini menjadi perbincangan publik.
Dia disebut-sebut bakal menggantikan posisi Moeldoko sebagai Kepala Kantor Staf Presiden ( KSP).
Sekretaris Jenderal DPP KNPI, Syam Tomagola berharap Presiden Jokowi tidak ragu menunjuk Suhendra menjadi Kepala KSP.
Syam menilai, karena KSP merupakan gagasan Presiden Joko Widodo, sosok yang menempati jabatan tersebut harus benar-benar memahami Jokowi lahir batin.
"Saya tahu betul Pak Suhendra, beliau sangat sayang sama Pak Jokowi."
"Beliau mengenal Jokowi juga sudah cukup lama, bukan tokoh yang tiba-tiba muncul sebagai pendukung Jokowi demi memperoleh hadiah jabatan," bebernya.
Keluarganya Bukan orang Sembarangan
Diketahui Suhendra Hadikuntono yang merupakan tokoh intelijen internasional ini lahir di Medan, Sumatera Utara pada 1970.
Ia lulusan University Kebangsaan, Malaysia.
Suhendra tercatat sebagai pemilik sejumlah perusahaan, seperti PT Indo Cetta (unicorn) dan PT Indo Saran Prima (parking, fumigasi, security, minning, dan plantation).
Suhendra memiliki seorang istri bernama Hj Khristin Kharismawati yang adalah politisi PDIP.
Khristin pernah maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Sumut IV meliputi Tebing Tinggi dan Serdang Bedagai dengan nomor urut 3, sedangkan sang anak, Devanda Aditya Putra maju dari Dapil Sumut V meliputi Tanjung Balai, Batubara dan Asahan dengan nomor urut 4.

“Jangan tanyakan seberapa besar cintaku kepada Soekarno dan bangsa ini. Ketika kalian ditanya pilih anak atau Soekarno, pilih istri atau Soekarno, jangan tanyakan itu ke saya, karena saya sudah membuktikannya,” ujar Suhendra di Jakarta, Sabtu (6/4/2019).
Sebab itu, bersama anak dan istrinya, Suhendra akan berjuang sekuat tenaga mendongkrak suara PDIP, terutama di dapil masing-masing, dalam Pemilu Legislatif yang akan digelar serentak dengan Pemilu Presiden pada 17 April 2019.
“Memperjuangkan PDIP berarti memperjuangkan pula petahana Presiden Joko Widodo dalam Pilpres, karena Pak Jokowi diusung PDIP,” jelas pria low profile yang ikhlas kebersamaannya dengan keluarga tersita karena harus blusukan di dapil masing-masing.
Anaknya Caleg Termuda
Wakil rakyat, seharusnya merakyat. Jangan tidur waktu sidang soal rakyat.
Sindiran itu pun diakui oleh calon anggota legislatif (caleg) DPRD Provinsi Sumatera Utara, Devanda Aditya Putra (22), sangat mengena.
Bahkan, menurut Devanda, wakil rakyat juga harus rajin blusukan, terutama di daerah pemilihan atau dapilnya, untuk menyerap aspirasi sekaligus mengawal jalannya pembangunan yang dilakukan oleh eksekutif.
“Bukan hanya rajin sidang, wakil rakyat juga harus rajin blusukan,” ujar politisi PDI Perjuangan itu dalam rilisnya, Rabu (20/3/2019).
“Pemerintah daerah dan legislatifnya harus turun langsung menjadi sahabat bagi rakyat. Dengan begitu, kita akan dapat mengetahui permasalahan apa saja yang sedang dihadapi mereka,” lanjut salah satu caleg termuda itu.

Berdasarkan data dan kondisi lapangan yaang ditemuinya di lapangan, Devanda merasa sangat prihatin dengan kondisi masyarakat.
Menurutnya, masih banyak daerah di Sumut yang belum memiliki akses jalan yang memadai dan layak, serta belum tersedianya sarana dan fasilitas pendidikan yang memadai di beberapa daerah.
“Permasalahan inilah yang tentu akan menghambat pelaksanaan program Nawacita Bapak Presiden Joko Widodo,” ungkapnya.
Devanda pun bertekad bila mdapat kepercayaan masyarakat untuk menjadi anggota dewan, nantinya akan mengawal kebijakan pihak eksekutif sehingga lebih bersungguh-sungguh dalam membangun masyarakat dan wilayah Sumut.
“Sumut jangan sampai ketinggalan dari provinsi-provinsi lain, karena sumber daya alam dan sumber daya manusianya juga tidak kalah dengan provinsi-provinsi lain,” tandasnya.
Profil Suhendra
Pada akhir 2013, Suhendra Hadikuntono pernah diminta tolong oleh Duta Besar Vietnam untuk Indonesia terkait kasus penahanan terhadap 90 warga Vietnam di Kepulauan Anambas yang tertangkap mencuri ikan di perairan Indonesia.
Kala itu, Pemerintah Vietnam protes terhadap Pemerintah Indonesia.
Bahkan, konon saat itu masyarakat Vietnam mengelar demonstrasi besar-besaran hingga Konsulat RI di Ho Chi Min dibakar massa.
Pasalnya, 90 warga Vietnam tersebut telah ditahan otoritas keamanan Indonesia selama setahun tanpa proses hukum.

Atas usaha keras Suhendra, ia berhasil memulangkan 90 warga Vietnam tersebut dengan biaya dari kantong sendiri.
Tak hanya itu, di tahun 2020, Suhendra pernah diminta untuk menjadi juru damai terkait konflik yang terjadi Thailand Selatan.
Permintaan tersebut datang dari Panglima Angkatan Darat Kerajaan Thailand, Jenderal Apirat Kongsompong, saat bertemu KSAD Jenderal Andhika Perkasa dan Wali Nanggroe Aceh, Tengku Malik Mahmud Al-Haythar.
Suhendra yang memiliki prinsip "Musuh negara adalah musuh saya", mendirikan Komisi Perubahan Sepak Bola Nasional (KSPN) pada 11 Oktober 2018.
Organisasi ini ia dirikan karena rasa prihatin atas prestasi sepak bola nasional yang dinilainya tidak mampu bersaing, baik di tingkat regional maupun dunia, juga maraknya praktik match-fixing atau skandal pengaturan skor pertandingan.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: