KKB Papua
Anak-anak Perempuan Jadi Alat Pemuas, Pdt Jupinus: KKB Sudah Tidak Bermoral, dan Melewati Batas
Kekejian KKB Papua lewati batas kemanusiaan, anak-anak diperkosa Pdt Jupinus kampung kami hitam
TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang pendeta di Papua ungkap bagaiamana perlakuan KKB yang ada di salah satu kampung di Papua.
Namanya Pendeta Jupinus, Ia adalah pegawai distrik di Julukoma sebut KKB Papua telah lewat batas.
Pasalnya KKB Papua juga telah menodai anak-anak Papua.
Tak hanya merusak ,membunuh, membakar, KKB juga memperkosa anak anak perempuan di kampung Beoga sebagai alat pemuas mereka.
“Kami para gembala sudah tidak dianggap lagi. Kampung kami ( Beoga ) sudah hitam karena mereka KKB. Masyarakat marah, tuan tanah marah, Tuhan marah, kami semua sudah marah sekarang, karena yang mereka kasih hancur bukan hanya gedung sekolah saja, tapi kita punya anak-anak perempuan mereka kasih hancur, kami sudah di rumah rumah pun mereka kasih hancur,” Ucap Pdt Jupinus bersama warga setempat.
Pasca rentetan kegiatan teror yang dilakukan KKB kepada masyarakat Beoga, kehadiran aparat Keamanan sangat memberikan semangat dan mengurungkan rasa takut mereka untuk bersembunyi di hutan.
“Sekarang sudah aman , bapak bapak sudah datang kita panggil kembali keluarga yang sudah hilang di hutan dan guru guru” ujar jupinus kepada aparat keamanan.
Kondisi ini terungkap saat TNI-Polri olah TKP gedung sekolah yang dibakar KKB dan lokasi penembakan KKB terhadap para guru di Beoga yang bertempat di distrik Julukoma.
Saat itu, Pdt Jupinus Wama menghampiri petugas tim olah TKP di area bangunan yang dibakar KKB.
Mencoreng wajah adat
Terpisah, Yanto Eluay, tokoh adat Papua yang juga merupakan ondofolo Sentani, mengatakan kekejaman yang dilakukan KKB tersebut melanggar norma adat dan mencoreng wajah adat.
“Menyikapi beberapa peristiwa yang terjadi saat ini di Kabupaten Puncak, kami sangat menyesalinya. Kami masyarakat Papua adalah masyarakat adat sehingga apa yang dilakukan oleh pelaku dalam hal ini KKB merupakan pelanggaran terhadap adat," kata Yanto saat ditemui di kediamannya, Sentani, Jumat (16/4/2021).
Yanto Eluay menegaskan, kepada para pelaku kriminal bersenjata, dalam hal ini KKB yang melakukan gangguan keamanan di Kabupaten Puncak untuk segera menghentikan aksi yang tidak berperikemanusiaan tersebut.
“Kami minta untuk KKB segera hentikan segala perbuatan yang telah mengakibatkan jatuhnya korban dan hilangnya nyawa tak berdosa. Perbuatan KKB sangat mencemari dan mencoreng wajah kami masyarakat adat Papua," kata Yanto Eluay.