Bolaang Mongondow Raya
Bupati Yasti Ceritakan Insiden Yang Gagalkan Bolaang Mongondow Raya Jadi Provinsi Pada 2014 Lalu
Provinsi BMR dikabarkan masuk prioritas provinsi yang segera dimekarkan. Di Kabupaten Bolmong, gairah provinsi BMR paling terasa.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemekaran provinsi Bolaang Mongondow Raya (BMR) kembali mengemuka.
Provinsi BMR dikabarkan masuk prioritas provinsi yang segera dimekarkan.
Di Kabupaten Bolmong, gairah provinsi BMR paling terasa.
Itu nampak pada setiap sidang paripurna. Di awal sidang selalu dinyangikan lagu Tobatu Lipu yang oleh sejumlah kalangan dinobatkan sebagai mars BMR.
Hadirin menyanyikan lagu itu dengan bersemangat sambil mengepalkan lengan kanan.
Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow menuturkan, BMR sangat layak jadi provinsi.
"Kita punya potensi emas, pasir besi, semen dan bebatuan. Daerah ini juga dikenal sebagai lumbung pangan Sulut. Bolmong ini ibarat perutnya Sulut. Untuk pariwisata kita juga punya potensi yang tak kalah dengan daerah lain," kata dia kepada Tribun Manado dalam berbagai kesempatan.
Hadirnya kawasan Industri Mongondow (Kimong), sebutnya, akan menguatkan ekonomi kawasan.
Pertumbuhan ekonomi BMR tergolong pesat. Tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bolmong mencapai 7,8 persen.
Angka itu lebih tinggi dari Sulut dan nasional.
"Dengan raihan 7,8 persen, Bolmong jadi Kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Sulut. Target PAD Bolmong pada 2019 mencapai berjumlah Rp 39.983.026.900. Untuk wilayah, luas total BMR adalah 51 persen dari luas Sulut. Kabupaten Bolmong punya wilayah terluas di Sulut atau mencakup 30 persen Sulut," kata dia.
Yasti menuturkan, dari segi syarat wilayah, BMR telah memenuhi syarat. BMR punya empat Kabupaten dan satu kota.
"Penduduk BMR saat ini berjumlah 500 ribu. Lebih banyak daripada saat Gorontalo mekar jadi provinsi sendiri," kata dia.
Yasti mengenang, BMR sesungguhnya sudah jadi provinsi beberapa tahun lalu.
Ia bercerita, pada tahun 2014, provinsi BMR nyaris saja terwujud.
Kala itu Yasti berada di akhir periode pertama menjabat anggota DPR RI periode 2009 - 2014.
Ia bercerita, pada penutupan masa sidang DPR RI tahun 2014 yang berlangsung tengah malam, provinsi BMR nyaris diketuk bersama delapan provinsi lainnya.
"Sayangnya ada insiden calon DOB lain dari Papua dan kemudian ini ditangguhkan," katanya.
Sialnya, tak berapa lama kemudian, muncul moratorium. Hal itu membuat Yasti sedih.
"Kami betul betul sedih. Padahal dari sisi administrasi dan perundang undangan sudah sangat siap," katanya.(art)
• Promo Jelang Lebaran Mobil Suzuki di Sulut, Gratis 2 Kali Angsuran dan Asuransi
• Alfamidi Buka Lowongan Kerja Terbaru, Cari Banyak Posisi, Simak Syarat dan Cara Daftar di Sini
• Tanggapan Pengamat soal Nadiem Makarim yang Diisukan Bakal Dicopot dari Jabatan Menteri Pendidikan