Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Internasional

Rusia Pernah Diramalkan Bakal Memulai Perang Dunia III, Konflik dengan Ukraina Makin Menggila

Pensiunan Jenderal Herbert "Hawk" Carlisle, mantan kepala Komando Tempur Udara pernah meramalkannya dan begini hasilnya.

Editor: Rhendi Umar
kolase foto tribun manado/istimewa
Putin Selalu Bawa Tas Nuklir ke Mana Pun, Jubir Rusia Ungkap Situasi Panas dengan Amerika 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pembahasan dunia kini tengah mengarah kepada Rusia.

Pasalnya saat ini militer Rusia menjadi pembahasan di seluruh dunia.

Sebab, puluhan ribu tentara Rusia bergerak ke perbatasan Ukraina dan Rusia.

Hal ini lantas membuat dunia, khususnya negara-negara Benua Eropa waspada. Takut jika perang pecah lagi di daratan mereka.

Lalu jika benar Rusia akan memulai Perang Dunia III, apa yang akan terjadi dengan negara lain dan juga dunia?

Pensiunan Jenderal Herbert "Hawk" Carlisle, mantan kepala Komando Tempur Udara pernah meramalkannya dan begini hasilnya.

Dilansir dari militarytimes.com pada Rabu (14/4/2021), jika Rusia memulai perang, maka pasukan Amerika Serikat (AS) dan NATO akan mempersiapkan beberapa hal.

Mula-mula dimulai memerangi serangan siber Rusia, mengonfirmasi apakah berita itu benar atai hoax, dan tentunya pasukan tambahan dari pihak ketiga.

Carlisle menambahkan bahwa AS perlu menggunakan lebih banyak pesawat, menyiapkan logistik, dan meningkatkan kemampuan tempur di Eropa.

Namun demikian, Rusia dapat mengambil inisiatif dan bergerak cepat, menempatkan AS pada posisi yang sangat tidak menguntungkan.

Sebab, menetralkan pertahanan udara Rusia akan menjadi salah satu misi paling penting dan berbahaya bagi Angkatan Udara negara manapun.

Pada awal-awal pertempuran, saat tank, pesawat tempur, dan pembom Rusia meluncur ke Baltik, jet Angkatan Udara dari Inggris, Italia, dan Jerman akan tiba untuk menyerang pertahanan udara Rusia yang canggih dan kemudian mencoba menghancurkannya.

Secara bersamaan, Tim Tempur Brigade Lintas Udara ke-173 di Italia dan Resimen Kavaleri ke-2 di Jerman akan bergabung dengan pasukan NATO untuk bertempur.

Mereka akan menghadapi sebanyak 22 batalyon perang manuver yang dimiliki Rusia di Distrik Militer Barat di sepanjang perbatasan NATO.

Laporan menyebutkan butuh waktu 36 hingga 60 jam bagi pasukan Rusia untuk mencapai dan memulai operasi pengepungan di Tallinn dan Riga, ibu kota Estonia dan Latvia.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved