Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Potret Ikbal Remaja 19 Tahun Penderita Kelainan Saraf, Bobotnya Hanya 12 Kilogram

Akibat kelainan yang dideritanya remaja berusia 19 tahun di Kabupaten Pangandaran,Jawa Barat, hanya berbobot 12 kilogram.

Editor: Alpen Martinus
tribunjabar.id/Padna
Sarmini (42) merawat putra pertamanya, Ikbal Maulana (19), di rumah mereka di Dusun/Desa Paledah, RT 5/2, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, Selasa (13/04/2021). 

TRIBUNMANADO,CO.ID,PANGANDARAN - Di dunia ini ada yang dilahirkan beruntung di keluarga kaya, namun ada yang kurang beruntung di keluarga miskin.

Namun semuanya tidak bisa dipilih, semua ditentukan oleh sang pencipta.

Pun beban hidup yang harus dijalani setiap orang sangat berbeda.

Akibat kelainan yang dideritanya remaja berusia 19 tahun di Kabupaten Pangandaran,

Jawa Barat, hanya berbobot 12 kilogram.

Baca juga: Potret Indah Permatasari di Rumah Bersama Arie Kriting, Netizen : Kek Ngga Keurus

Remaja bernama Ikbal Maulana itu putra pertama dari Endang Kusnadi (45)

dan Sarmini (42), warga Dusun/Desa Paledah, RT 5/2,

Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran.

Sebelumnya, Ikbal Maulana sempat mengalami kejang sehari setelah dilahirkan.

Bukan hanya Ikbal, sang ayah juga menderita penyakit gagal ginjal.

Baca juga: Potret Kehidupan Pinkan Mambo, Pasca Jatuh Miskin dan Depresi

Akibatnya, sudah selama 6 bulan sang ayah tidak bisa mencari nafkah

karena harus rutin cuci darah setiap seminggu sekali.

Selain Ikbal Maulana, Endang dan Sarmini juga memiliki seorang putri

bernama Sela yang masih duduk di bangku SMP kelas delapan.

Baca juga: Sosok Jenderal Wismoyo Arismunandar Adik Ipar Ibu Tien, Tapi Ditolak Soeharto Jadi Panglima ABRI

Samini mengatakan, Ikbal anak pertamanya ini memang sudah kelihatan

ada yang kurang beres ketika sehari setelah lahir.

Ikbal sering kejang-kejang. "Setelah konsultasi dengan dokter anak dan dokter syaraf,

divonis lambat pertumbuhan karena ada gangguan syaraf," ujar Sarmini ketika ditemui Tribunjabar.id di rumahnya, Selasa (13/4/2021).

Hasil konsultasi rutin dengan dokter anak dan dokter syaraf, ucapnya,

 Ikbal Maulana harus pengobatan rutin selama 2 tahun.

"Sampai usia 6 tahun, anak saya belum ada perubahan.

Anak saya katanya, masuk disabilitas total karena tidak bisa apa-apa,

sampai saat ini sudah berumur 19 tahun," kata Samini.

Sang ibu pun pasrah. "Ya gimana lagi, mungkin sudah takdirnya.

Selain gunta-ganti pampers, anak saya setiap hari makan promina beras merah dan susu bendera.

Tidak mau makan nasi atau lainnya," ucap Sarmini.

Kalau dihitung-hitung, ucapnya, dalam satu bulan pengeluaran untuk

membeli kebutuhan Ikbal Maulana kurang lebih sekitar Rp 700 ribu.

"Sedangkan kondisi ayahnya, selama 6 bulan sakit-sakitan terus," ucapnya.

Samini berharap suaminya cepat sembuh dan bisa mencari nafkah kembali.

"Sampai sekarang suami saya, harus bolak-balik cuci darah untuk penyakit ginjalnya."

"Ya, semoga selalu ada jalan keluarnya. Supaya, kalau berobat gak bingung," katanya.

Menurut Sarmini, dalam sekali berangkat untuk cuci darah suaminya,

ia membutuhkan biaya minimal Rp 750 ribu sampai Rp 1 juta untuk biaya transportasi lainnya.

Ia bersyukur, kehidupan keluarganya dapat terbantu

oleh Program Keluarga Harapan (PKH) sejak sekitar tahun 2016.

Bantuan tambahan dari Kartu Indonesia Sehat (KIS)

dari Pemerintah Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Remaja 19 Tahun di Pangandaran Hanya Berbobot 12 Kg, Ayahnya Cuci Darah Tiap Minggu

Berita lain terkait pangandaran

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved