Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Populer

Ingat Kematian George Floyd Pria Tewas Dibunuh Polisi? Kini Terulang Lagi & Ricuh, Korban Inisial DW

Kejadian serupa seperti George Floyd yang dibunuh Polisi kembali terulang, kericuhan kembali terjadi. Kini Daunte Wright jadi korban. Ditembak mati.

Editor: Frandi Piring
BBC/Wow Keren
Dulu George Floyd, pria tewas dibunuh polisi, kini terulang lagi di Minnesota, Wright jadi korbannya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat kematian George Floyd, Pria Kulit Hitam yang dianiaya polisi hingga tewas di Minneapolis?

Fakta baru diungkap ahli forensik perihal penyebab kematiannya.

Namun, kejadian serupa Pria Kulit Hitam dibunuh Polisi kembali terulang dan kericuhan terjadi lagi.

Kali ini, Pria Kulit Hitam bernama Daunte Wright (dw) Ditembak Mati Polisi.

Melansir Kompas.com, Polisi di Brooklyn Center, Minnesota, AS, melakukan penembakan yang berujung kematian bagi Daunte Wright.

Wright ditembak mati oleh polisi, membuat kota berada dalam jam malam dengan kerusuhan pecah.

(Foto: Wright ditembak mati oleh polisi, membuat kota berada dalam jam malam dengan kerusuhan pecah. (BBC)

Polisi menyebut penembakan seorang Pria Kulit Hitam adalah kecelakaan.

Daunte Wright yang Ditembak Mati oleh Polisi itu membuat kota berada dalam kerusuhan yang akhirnya pecah.

Sebelum tewas, Wright sempat dihentikan pada Minggu (11/4/2021) karena melanggar lalu lintas, dan berusaha kabur saat ditilang.

Dalam konferensi pers, Senin (12/4/2021), Kepala Polisi Tim Gannon menerangkan, anggotanya melakukan kesalahan.

Melansir BBC, Gannon menerangkan, saat hendak menindak Daunte Wright, petugas bermaksud menggunakan Taser (pistol setrum).

Pernyataan itu dibuktikan dengan pemutaran rekaman video dari kamera yang dipasang di seragam salah satu petugas.

Mulanya, si petugas perempuan mendekati rekannya yang berusaha memborgol pria kulit hitam berusia 20 tahun itu.

Ketika Wright berusaha kabur ke mobilnya, salah satu penegak hukum berteriak "setrum, setrum, setrum."

Kemudian Polisi perempuan yang  bermaksud mengeluarkan Taser miliknya, tetapi dia malah mengacungkan pistol dan menembak Wright.

"Sial, aku baru saja menembaknya," kata si petugas dalam rekaman seiring dengan berlalunya mobil Wright.

Terluka parah karena ditembak, Wright kemudian menabrakkan mobilnya beberapa saat kemudian dan dinyatakan tewas.

"Saya yakin, anggota berusaha mengeluarkan Taser, tetapi malah menembaknya satu kali," jelas Kepala Gannon.

Sembari menyampaikan dukacita, Gannon menerangkan, si petugas yang menembak sudah dibebastugaskan.

Adapun Wali Kota Brooklyn Center Mike Elliott menegaskan akan berusaha memberikan keadilan bagi Wright.

Aksi Protes Terjadi

Begitu kabar Wright ditembak mati menyebar, warga yang marah melakukan demonstrasi pada Minggu malam waktu setempat.

Ratusan pengunjuk rasa berkumpul di depan kantor pusat polisi setempat sembari meneriakkan namanya.

Dilaporkan Reuters, situasi memanas setelah pasukan antihuru-hara diterjunkan, dengan dua mobil patroli dilempari batu.

Pengunjuk rasa menulis menggunakan kapur di aspal dan menyalakan lilin, sebelum dibubarkan secara paksa.

Media lokal StarTribune memberitakan, aksi penjarahan terjadi di kota tetangga Minneapolis, dengan 20 lokasi bisnis ditutup.

Pemerintah Brooklyn Center pun menerapkan jam malam, dan diterapkan di daerah sekitar seperti Minneapolis dan St Paul.

Otoritas lokal memberlakukan pengawasan mulai dari pukul 19.00 hingga 06.00 selama kondisi darurat tersebut.

Pasukan Garda Nasional Minnesota, yang awalnya diterjunkan untuk melindungi sidang George Floyd, juga diberangkatkan ke Brooklyn Center.

Mengapa Minneapolis Ikut Memanas?

Insiden yang terjadi di Brooklyn Center juga merembet ke Minneapolis, di mana sedang digelar sidang George Floyd.

Floyd tewas setelah lehernya ditindih polisi bernama Derek Chauvin lebih dari sembilan menit pada Mei tahun lalu.

Foto dari tangkapan rekaman video menunjukkan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/polisi' title='polisi'>polisi</a> Derek Chauvin sedang menindih leher <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/george-floyd' title='George Floyd'>George Floyd</a> dengan dengkulnya. <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/george-floyd' title='George Floyd'>George Floyd</a> semasa hidup

(Foto: Foto dari tangkapan rekaman video menunjukkan polisi Derek Chauvin sedang menindih leher George Floyd dengan dengkulnya. George Floyd semasa hidup./Isitmewa)

Kematian Floyd menimbulkan kemarahan di seluruh dunia, di mana demonstrasi berujung kericuhan dan menyebabkan kerusakan.

Kabar Terbaru Kematian George Floyd: Ahli Forensik Ungkap Fakta

Dikabarkan, Ahli Forensik, Dr Lindsey Thomas menegaskan kematian George Floyd disebabkan dari cara polisi menahannya.

Hal itu diungkapkannya saat persidangan pembunuhan Floyd, yang mengadili Derek Chauvin, petugas polisi yang menahannya, Jumat (9/4/2021).

Chauvin terekam menahan leher Floyd dengan kakinya selama sekitar 9 menit dan tak menggerakannya meski ia telah berteriak tak bisa bernapas di Minneapolis, Mei 2020.

Tak lama kemudian Floyd meninggal dunia.

Chauvin pun didakwa telah melakukan pembunuhan dan penghilangan nyawa orang.

Pria berusia 45 tahun itu pun mengaku tak bersaah atas dakwaan tersebut, dan mengungkapkan Floyd tewas akibat fentanyl.

Dokter Thomas mengungkapkan telah mengulas hasil otopsi Floyd, dan juga laporan medis dan materi lainnya terkait penuntutan.

“Ini jelas bukan kematian karena serangan jantung mendadak. Ini adalah kematian di mana jantug dan paru-paru berhenti bekerja,” ujarnya dikutip dari BBC.

Dokter Thomas mengatakan Floyd tak mampu mendapatkan oksigen ke paru-parunya karena tiga polisi berada di atas dirinya,

dalam keadaan terborgol, posisi tengkurap dan berlutut dengan menekan lehernya.

“Hal itu berarti karena aktivitas yang dilakukan petugas penegak hukum yang menjadi alasan dari kematian Floyd,” tambahnya.

Ia juga menampik kemungkinan lain sebagai penyebab kematian, termasuk overdosis obat, serangan jantung atau pun penyakit paru-paru.

Ketika ditanya apakah masalah kesehatan dan konsumsi obat-obatan yang dilakukan Floyd dapat mengarah pada kesimpulan ia meninggal karena penyakit jantung, Dokter Thomas menampiknya.

Ia menegaskan tak masuk akal untuk mengabaikan realitas penundukan, pengekangan dan penekanan oleh polisi.

(*)

Tautan: 

https://www.kompas.com/global/read/2021/04/13/070942770/pria-kulit-hitam-ini-ditembak-mati-polisi-sebut-kecelakaan?page=all#page2

https://www.kompas.tv/article/163124/ahli-forensik-tegaskan-kematian-george-floyd-karena-cara-polisi-menahannya?page=all

Berita Terkait Kematian George Floyd

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved