Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Lumajang

Cerita Pilu Maratih, Saksikan Saudaranya Tewas saat Gempa Guncang Lumajang: Abah Langsung Meninggal

Saat gempa menguncang Lumajang kemarin (10/4) kakak iparnya, Ahmad Amin meninggal di depan matanya. 

Editor: Frandi Piring
Ist
Warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir gotong royong menyingkirkan puing rumah Kadelan yang ambruk dilanda gempa bumi, Sabtu 10 April 2021 - Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita pilu, sedih dan duka di balik tragedi gempa di Lumajang, Jawa Timur.

Kesedihan terlihat pada raut wajah Maratih.

Maratih menyaksikan ketika saudara iparnya dijemput ajal.

Saat gempa menguncang Lumajang kemarin (10/4) kakak iparnya, Ahmad Amin meninggal di depan matanya. 

Tembok rumah di Ponorogo rubuh akibat gempa.
Tembok rumah di Ponorogo rubuh akibat gempa. ((Tribun Jatim))

Maratih menceritakan saat gempa terjadi,

Ahmad sedang bersama dua orang anaknya dan 1 cucunya menjaga toko, di samping rumahnya.

Mendadak, gempa terjadi sekitar pukul 14.00 hari itu.

Menyadari itu, mereka berusaha menyelamatkan diri keluar dari dalam toko.

Tapi saat mereka hendak menyelamatkan diri, langkah kaki mereka terhambat barang-barang toko yang jauh berserakan di lantai. 

Dan nahas, ketika mereka hendak melewati pintu rolling door toko,

ketiga orang tertimpa kanopi dan tembok dari bangunan lantai dua. 

Sedangkan seorang lainnya berhasil lolos.

"Kalau Abah Ahmad langsung meninggal," kata Maratih.

Aisyah mengatakan, saat gempa terjadi mulanya guncangan datang secara pelan-pelan.

Sekitar hitungan ke 10 detik lebih, guncangan gempa terasa semakin kuat. 

BMKG gempa
BMKG gempa (THINKSTOCK)

Hingga akhirnya guncangan gempa merobohkan sebagian bangunan toko lantai dua milik saudaranya.

"Langsung bres dari atas itu tembok rontok," ujarnya.

Maratih menjelaskan dua2 orang lain yang tertimpa kanopi dan tembok yakni Siti Aisyah dan Firmansyah.

Terlihat setelah tertimpa tembok dan kanopi hanya bisa terbaring lemas di tempat tidur.

Mereka terlihat menahan nyeri di badannya.

"Cucu tangannya sebelah kanan luka, kalau anaknya kepala sama dadanya sakit kena batu bangunan," terangnya.

Sementara, duka juga dirasakan oleh Nurisyah, istri Ahmad Amin.

Saat ditemui, ia tak bisa banyak cerita. Yang terlihat setiap kali ada pelayat datang ke rumahnya,

berulang kali Nurisyah meneteskan air mata. 

"Sudah ikhlas saja, memang sudah jalannya," pungkasnya.

Peristiwa tragis terjadi di Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari, Kabupaten Lumajang.

Akibat gempa kemarin kecamatan ini merupakan wilayah yang paling terdampak.

Terpantau di sekitaran lokasi banyak rumah warga yang roboh.

Bahkan, ada beberapa ada rumah yang sudah rata dengan tanah.

Tautan: Surya.co.id

https://surabaya.tribunnews.com/2021/04/11/kisah-pilu-korban-gempa-lumajang-maratih-saksikan-kakak-ipar-meninggal-di-hadapannya?page=all

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved