Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Malang

Guncangan Gempa Jatim Pukul 14.00 WIB Bikin Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Batu dari Bukit Runtuh

Tak hanya itu, 14 rumah ibadah, sembilan sekolah dan tiga fasilitas kesehatan dilaporkan mengalami kerusakan.

Editor: Indry Panigoro
Ist
Warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir gotong royong menyingkirkan puing rumah Kadelan yang ambruk dilanda gempa bumi, Sabtu 10 April 2021 - Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Di sore hari weekend Sabtu tanggal genap di bulan April kemarin adalah hari yang tak terduga bagi warga Jawa Timur (Timur).

Sekira pukul 14.00 WIB gempa mengguncang.

Tanah bergetar, getarannya mengakibatkan kerusakan.

Hingga berujung kematian.

Ya gempa bumi mengguncang sejumlah wilayah kabupaten/kota di Jawa Timur, Sabtu 10 April 2021, pukul 14.00 WIB.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan terjadi gempa bumi berkekuatan 6,7 di selatan Pulau Jawa, Sabtu (10/4/2021). Gempa ini terjadi pada pukul 14.00 WIB. BMKG menyebut pusat gempa berada di 90 km barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan terjadi gempa bumi berkekuatan 6,7 di selatan Pulau Jawa, Sabtu (10/4/2021). Gempa ini terjadi pada pukul 14.00 WIB. BMKG menyebut pusat gempa berada di 90 km barat daya Kabupaten Malang, Jawa Timur. (Foto istimewa)

Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa bermagnitudo 6,1 tersebut berpusat di 90 km barat daya Kabupaten Malang dengan kedalaman 25 km.

Sekretaris BPBD Jatim Erwin Indra Widjaja mengatakan bahwa hingga Sabtu, pukul 20.00 WIB, terlaporkan tujuh orang dinyatakan meninggal dunia akibat gempa ini.

Empat di antaranya adalah korban dari Kabupaten Lumajang, dan tiga lainnya dari Kabupaten Malang.

Selain itu ratusan bangunan rusak.

“Yang masuk ke kami hingga malam ini ada tujuh orang meninggal dunia. Empat dari Lumajang, tiga dari Malang. Yang di Malang, dua di antaranya sudah dimakamkan,” kata Erwin.

Empat korban yang meninggal dari Lumajang yaitu Ahmad Fadholi, alamat Desa Tempurrejo, Kecamatan

Kemudian Sri Yani (46), warga Desa Tempurrejo, Kecamatan Tempursari; Juwanto, warga Desa Kaliuling Kecamatan Tempursari dan H Nasar alias H Amin warga Desa Kaliuling, Kecamatan Tempursari.

Pengendara motor tertimpa Batu besar akibat Gempa Bumi berkekuatan 6,7 SR yang terjadi di Jawa Timur ( ilustrasi)
Pengendara motor tertimpa Batu besar akibat Gempa Bumi berkekuatan 6,7 SR yang terjadi di Jawa Timur ( ilustrasi) (Istimewa)

Dari empat korban meninggal asal Lumajang terdapat pasangan suami istri.

Mereka adalah Ahmad Fadholi dan istrinya, Sri Yani. Keduanya menjadi korban longsoran material batu di kilometer 56, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

Tidak banyak informasi yang diperoleh saat pasutri itu tertimpa batu.

Hanya saja diperkirakan saat gempa terjadi sejumlah bebatuan dari atas bukit runtuh.

Hingga akhirnya, batu berdiameter 2 meter jatuh hingga mengenai dua orang itu saat melintasi jalan perbukitan Piket Nol.

Saat kejadian, Ahmad Fadholi langsung meninggal di tempat.

Badannya dan motor terjepit batu raksasa.

Sedangkan istrinya, Sri Yani mengalami luka-luka di badan.

Saat itu, warga bersama pengendara yang lewat langsung menolong mereka.

Sang suami dibawa ke Ruang Jenazah RSUD Pasirian, sedangkan istrinya dilarikan ke RSUD Dr Haryoto.

Sayangnya, walaupun tim medis sudah memberikan perawatan, nyawa Sri Yani tak tertolong.

"Iya benar, istrinya juga meninggal barusan," kata Joko Sambang, Kabid Kedaruratan dan Rekotijensi BPBD Kabupaten Lumajang.

Sedangkan tiga orang warga Kabupaten Malang yang meninggal dunia semuanya dari Kecamatan Ampelgading.

Kabid Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Sadono Irawan menerangkan Ampelgading merupakan wilayah yang berbatasan dengan Lumajang.

Identitas korban meninggal adalah Imam seorang ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), warga Desa Sidorenggo.

Selanjutnya, Munadi (70), warga Desa Wirotaman dan Misni (53), warga Desa Tamanasri.

Ketiga korban meninggal tersebut telah dikebumikan di tempat pemakaman desa setempat.

Warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir gotong royong menyingkirkan puing rumah Kadelan yang ambruk dilanda gempa bumi, Sabtu 10 April 2021 - Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim
Warga Desa Jabon, Kecamatan Kalidawir gotong royong menyingkirkan puing rumah Kadelan yang ambruk dilanda gempa bumi, Sabtu 10 April 2021 - Pasutri Tertimpa Batu Raksasa, Tujuh Orang Tewas Akibat Gempa yang Guncang Jatim (Ist)

Sampai dengan pukul 19.00, BPBD Kabupaten Malang melaporkan ada 13 rumah rusak berat akibat gempa yang cukup dahsyat tersebut.

"Rumah rusak ringan sebanyak 136 unit dan rumah rusak sedang sebanyak 24 unit," kata Sadono.

Tak hanya itu, 14 rumah ibadah, sembilan sekolah dan tiga fasilitas kesehatan dilaporkan mengalami kerusakan.

"BPBD Kabupaten Malang menurunkan TRC (Tim Reakai Cepat) untuk assessment. Kami melakukan koordinasi lintas sektor. Pendirian posko tanggap darurat juga kami lakukan," beber Sadono.

Sekretaris BPBD Kabupaten Malang Bagyo Setiono menambahkan ada dua orang yang mengalami luka ringan di Kecamatan Ampelgading.

Korban luka-luka telah mendapat pertolongan medis dari BPBD Kabupaten Malang.

Bagyo juga menerangkan para warga saat ini memilih mengungsi ke rumah saudara terdekat yang dianggap aman.

"Warga sepakat mengungsi ke rumah saudara dan tetangga terdekatnya masing-masing, sekaligus dengan kebutuhan makanannya," terang Bagyo.

Kata Bagyo, BPBD Kabupaten Malang akan memberikan bantuan kepada warga.

"Bantuannya masih kita koordinasikan dengan tim kami. Saat ini tim kami bergerak untuk memonitor dampak gempa tadi," tutup Bagyo.

Turunkan tim

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keprihatinannya.

Itu karena gempa yang terjadi siang hari kemarin menyebabkan banyak kerusakan bangunan dan juga jatuhnya korban jiwa.

“Saat terjadi gempa saya sedang ada di Islamic Center Surabaya. Satu gedung merasakan memang ada getaran. Ternyata episentrumnya di barat daya Kabupaten Malang, jaraknya ratusan kilometer, tapi cukup terasa dari saya berada,” kata Khofifah.

Ia pun langsung berkoordinasi dengan BPBD Jatim, Bupati Malang, Bupati Lumajang dan Bupati Blitar. Pasalnya tiga daerah itu yang mengalami dampak gempa cukup parah.

"Kita sudah mengirimkan tim untuk turun langsung ke titik-titik yang mengalami dampak parah. Agar segera dilakukan pengamanan, dan juga evakuasi. Ada tim dari BPBD kabupaten kota, juga dari provinsi yang kini ada di lokasi-lokasi terdampak untuk tanggap kebencanaan," tegas Khofifah.

Tidak hanya itu, Tim BPBD Provinsi Jawa Timur bersama bupati setempat juga berencana mendirikan tempat-tempat pengungsian bagi korban yang mengalami kerusakan bangunan yang berat.

Area pengungsian ini dikoordinasikan langsung oleh masing-masing bupati yang daerahnya terdampak.

Secara khusus ia juga mengimbau pada masyarakat untuk selalu waspada, namun tidak takut berlebihan.

Kewaspadaan harus dilakukan guna mengantisipasi jika ada gempa susulan.

Berdasarkan informasi BMKG, gempa ini termasuk gempa menengah dan disebabkan karena aktivitas subduksi.

(surya/fz/ony/ew/gar)

Artikel ini sudah tayang di https://bali.tribunnews.com/amp/2021/04/11/pasutri-tertimpa-batu-raksasa-tujuh-orang-tewas-akibat-gempa-yang-guncang-jatim?page=all

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved