Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Minggu 11 April 2021, Yohanes 21:1-2 : Iman Tomas

Tomas berkelit bahwa sebelum dia mencucukan tangannya ke bekas lobang paku di tangan dan kaki Yesus, dia tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian Kristen 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Murid-murid Yesus memiliki kepribadian dan karakter serta ciri khas yang berbeda.

Kalau Petrus cenderung tempramental, agresif dan reaktif, Tomas yang disebut Didimus, lain lagi.

Dia tergolong "aliran rasional dan logikal." Ini jika dikaitkan dengan sikapnya yang tidak percaya sebelum melihat langsung. Tomas cenderung "merasionalkan iman."

"Identitas iman" Tomas ini dinyatakannya ketika Tuhan Yesus menampakan diri kepada kesebelas murid-Nya. Hanya Tomas yang tidak ada di sana.

Ketika dikisahkan kepadanya, Tomas berkelit bahwa sebelum dia mencucukan tangannya ke bekas lobang paku di tangan dan kaki Yesus, dia tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit.

Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen (Istimewa)

Ketika Yesus menampakkan lagi kepada mereka semuanya secara lengkap, barulah ia percaya. Apalagi Yesus langsung menawarkannya memegang tangan Yesus berbekas paku itu dan Yesus minta ikan goreng dan memakannya.

Kisah berikut dari penampakan sebagai bukti kebangkitan Yesus itu, terjadi ketika mereka sedang berada di "dunia mereka" di pantai sebagai nelayan, di danau Galilea, atau Genesaret atau danau Tiberias.

Di sana ada Simon Petrus, Tomas, Natanael, Zebedeus dan 2 murid lainnya. Inilah penampakan Yesus yang ketiga, sebagai bukti Dia telah bangkit sesuai dengan isi kitab-kitab para nabi.

Demikian firman Tuhan hari ini.
Kemudian Yesus menampakkan diri lagi kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias dan Ia menampakkan diri sebagai berikut.

Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. (ayat 1, 2)

Penampakan Tuhan Yesus secara berulang-ulang itu, selain sebagai bukti kebangkitan-Nya dan meyakinkan lagi para rasul-Nya, sekaligus membekali mereka dalam memberitakan Injil ke seluruh penjuru dunia, yang dimulai dari Yerusalem.

Kebangkitan Yesus ini adalah tanda keselamatan dan kehidupan kekal bagi setiap orang yang percaya pada-Nya.

Sayangnya, di antara para murid Yesus itu ada yang ragu-ragu bahkan tidak percaya. Termasuk Tomas.

Padahal mereka hidup bersama Yesus dan menjadi orang pertama yang menerima langsung pengajaran Yesus. Terutama berkaitan dengan kematian dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati.

Secara khusus Tomas. Dia tidak percaya kalau belum ada bukti. Sebelum dia melihat, dia tidak percaya. Iman yang diakalkan atau dilogikakan dan dirasionalkan.

Tomas menganggap bahwa iman setara dengan akal, logika dan ratio. Maka dipakailah olehnya akal itu untuk mengukur atau menakar iman.

Kebangkitan Yesus jelas tidak dapat diukur dengan akal. Tapi hanya dapat diukur dengan iman. Sebab, sebab iman melampaui akal.

Kepercayaan kepaa Tuhan Yesus, itu jauh lebih tinggi dari akal. Maka jangan menggunakan akal untuk mengukurnya. Pasti tak sanggup.

Karena itu, ketika Tomas percaya setelah melihat, Yesus pun berkata: "berbahagialah orang yang percaya walau tidak melihat."

Karena iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1).

Iman jauh berada di atas akal. Jaraknya seperti antara langit dan bumi.

Bagaimana Kristus menjawab doa-doa kita, memberi nafas kehidupan dan kita boleh bangun pagi ini, sementara ada orang lain yang tidak sampai menikmati hari ini, meski mereka terus berusaha hidup sesehat dan sebaik mungkin, itu tak dapat dihitung oleh akal.

Tapi, iman menjawab bahwa segala sesuatu terjadi karena kehendak, kuasa dan kasih-Nya. Kalau Kristus berkehendak, maka apapun itu pasti terjadi. Mujizat itu nyata. Tapi akal tak mampu menerima sebuah mujizat.

Sahabat Kristus, kadang kita seperti Tomas. Merasionalkan iman. Kita hitung-hitungan dengan Tuhan. Kita ingin memberi, dengan hitungan kita akan mendapatkan lebih. Kita hitungan untung rugi dengan Tuhan.

Tapi ingatlah bahwa dari pengalamannya itu, Tomas akhirnya percaya menjadi rasul Kristus yang luar biasa.

Kita bersyukur di mana oleh Kebangkitan Yesus, kita telah dimenangkan dan diselamatkan dari dosa-dosa kita. Kita mewarisi kehidupan kekal.

Karena itu, kalau kita melayani Tuhan dan memberi sesuatu, bukan untuk mendapatkan sesuatu, tapi karena kita sudah mendapatkan sesuatu dari pada-Nya, yakni keselamatan dan kehidupan kekal.

Kita bersyukur kepada Tuhan bahwa meski kita tidak melihat langsung penampakan-Nya, tapi kita percaya Dia sudah bangkit. Kita bersyukur bahwasanya, kita sudah mengenal Kristus, menjadi percaya dan pengikut-Nya yang setia.

Sebagai keluarga Kristen, perteguhlah iman percaya kita kepada-Nya. Bersandarlah penuh pada-Nya. Sebab apapun yang kita cari di dunia ini, ada pada-Nya. Dia tahu apa yang paling baik bagi hidup kita, melebihi apa yang kita inginkan bagi diri kita.

Kalau nyawa-Nya saja Dia korbankan untuk kita, apalagi kasih karunia-Nya. Dia sudah bangkit untuk kita, maka hendaklah kita hidup dalam kebangkitan-Nya dengan terus,

yakin dan percaya pada-Nya serta melakukan segala kehendak-Nya dalam hidup kita, tanpa hitung-hitungan, apalagi sungut-sungutan. Niscaya Tuhan Yesus selalu memberkati kita dan keluarga selamanya. Amin

Doa: Tuhan Yesus, jauhkan kami hitung-hitungan dengan-Mu, tapi ajarlah kami beriman teguh dan terus setia dan taat pada-Mu. Amin

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved