Kisah
Kisah Anak Pemulung, Dari Buruh Sampah Kembali ke Sekolah, Marvelino Ingin Jadi Tentara
Inilah kisah anak-anak pemulung, buruh sampah dan nelayan yang belajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sam Ratulangi Manado.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Harta boleh tak punya. Tapi jiwa anak anak ini tak miskin.
Mereka kaya akan semangat untuk belajar demi mengubah hidup.
Inilah kisah anak-anak pemulung, buruh sampah dan nelayan yang belajar di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Sam Ratulangi Manado.
Jumat (9/4/2021), mereka mengikuti ujian pendidikan kesetaraan di PKBM Samratulangi beralamat Kelurahan Dendengan Dalam, Kecamatan Tikala, Manado, Sulut.
Raut wajah yang tegang saat ujian, berganti senang kala proses itu selesai. Marvelino Rumimper (17) salah satu siswa terus menebar senyum, tanda ia bahagia.
"Senang sekali," kata dia kepada Tribun Manado.
Wajahnya bersemu merah saat bercerita awalnya bisa kembali sekolah.
"Awalnya ada kunjungan dari ibu Faradila di tempat sampah dimana saya turut mencari sampah bersama ayah. Ibu tanya kamu mau sekolah. Saya pikir dia bercanda. Ternyata memang benar," kata dia.
Dia memang sudah putus sekolah sejak SMP.
Alasannya klasik.
"Orang tua sudah tak punya ongkos untuk sekolahkan saya," kata dia.
Masa remajanya pun ia habiskan dalam struggle for life.
Menjadi buruh sampah bersama sang ayah.
"Tapi Tuhan maha baik kembali mengembalikan saya ke sekolah," kata dia.
Seminggu tiga kali ia sekolah. Dia belajar keras.
"Pelajaran di sekolah saya ulangi di rumah, bahkan saat saya memulung pun saya kerap menghafal pelajaran di sekolah," kata dia.
Dia bertekad terus belajar agar cita citanya menjadi tentara terwujud. Andika, anak lainnya
mengaku putus sekolah sejak SMP.
Setelah itu ia jadi sopir angkot.
"Saya menghidupi seluruh keluarga saya," katanya.
Kala itu Andika tak lagi berpikir tentang masa depan.
Ia fokus pada hari ini, bagaimana hidup pada hari ini. Kemudian, ia ditemukan para guru PKBM dan diajak sekolah.
"Bagi saya ini bagai mimpi. Tentu saja saya ingin sekolah lagi. Ingin angkat keluarga dari kemiskinan," katanya.
Lama berada dalam kebekuan pikiran akibat kerja berat di masa muda membuatnya belum punya cita cita, meski sudah sekolah lagi.
"Saya sih ingin jadi pemain bola, tapi tertarik juga fotografi," katanya.
Febriato anak lainnya sudah mantap dengan cita - citanya sebagai chef. Ia ingin
melanjutkan sekolah ke perguruang tinggi.
"Hidup kami susah, saya dulunya sering memasak. Saya ingin jadi Chef," kata dia.
Faradila Bachmid Kepsek PKBM Samratulangi menuturkan PKBM tersebut membuka sekolah gratis yang diikuti anak kurang mampu.
"Ada 231 siswa yang kami tampung dan 61 diantaranya ikut ujian," kata dia.
Sebut dia, pembelajaran berlangsung seminggu tiga kali. Siswa diajarkan aneka pelajaran dan ketrampilan.
"Mereka diajar oleh guru yang ada disini," kata dia.
Ungkap dia, para guru punya kemampuan mumpuni plus rasa sosial yang tinggi.
Mereka adalah pekerja sosial yang bekerja dengan motivasi ingin mengabdi pada yang tersisih.
"Ibaratnya mereka padamu negeri," kata dia.
Ia menuturkan, ijazah sekolah itu dapat dipakai untuk melanjutkan sekolah, kuliah atau bekerja.
Sebutnya, banyak alumnus lembaga pendidikan itu yang kuliah serta jadi wirausaha.
Kadis Pendidikan Manado Daglan Walangitan saat meninjau ujian tersebut Jumat pagi mengaku kagum dengan
semangat para siswa dan ketulusan para guru.
"Luar biasa semangat mereka," katanya.
Pada kesempatan itu ia berkesempatan melakukan monitoring, bertemu dengan guru dan siswa serta diakusi dengan pengelola. (art)
• Pengacara Sebut Hotma Sitompul dan Desiree Bisa Rujuk: Asal Jangan Pakai Pengacara Hotman Paris
• Keinginan Atta Kepada Aurel Dibantah Krisdayanti, Kasihan Nasibnya Pinggul Bisa Patah
• Pemberian THR bagi ASN, Masih Menunggu Juknis dari Kementrian Keuangan