Terusan Suez
Sosok Marwa Elselehdar Kapten Kapal yang Jadi Korban Hoaks Terusan Suez, Ternyata Dia Ada di Sini
Marwa Elselehdar sudah mengklarifikasi berita bohong tersebut dan dia tidak mengetahui siapa yang menyebarkan kabar hoaks ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID, KAIRO – Masih ingat dengan kejadian kapal Terusan Suez?
Kontener besar itu pada akhir Maret sempat bikin publik dunia geger.
Itu karena kapal tersebut menutup akses masuk keluar kapal lain.
Dari kejadian itu, nama Marwa Elselehdar jadi sorotan juga.
Nama Marwa Elselehdar mendadak terkenal lantaran menjadi korban hoaks atau berita palsu dalam krisis Terusan Suez akhir Maret 2021.
Marwa Elselehdar disalahkan ketika Terusan Suez macet selama sepekan gara-gara kapal Ever Given menyangkut di kanal itu Selasa 23 Maret 2021.
Padahal waktu itu, Elselehdar di kapal Aida IV yang sedang berada di Alexandria, ratusan kilometer jauhnya dari Terusan Suez.
Kabar Fitnah yang menimpa Marwa Elselehdar, wanita pertama di Mesir yang menjadi kapten kapal berasal dari tangkapan layar berita palsu yang seolah-olah diterbitkan oleh Arab News.
Sesungguhnya tangkapan layar tersebut hasil editan. Berita asli di Arab News menceritakan perjalanan karier Marwa Elselehdar menjadi kapten kapal.
Kosmonot Rusia Sergey Kud-Sverchkov membagikan gambar yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional. Tampak kapal kargo Ever Given terjebak miring di Terusan Suez pada 27 Maret 2021.
Marwa Elselehdar sudah mengklarifikasi berita bohong tersebut dan dia tidak mengetahui siapa yang menyebarkan kabar hoaks ini.

Berikut ini profil Marwa Elselehdar seperti dilansir Arab News.
Marwa Elselehdar merupakan wanita pertama yang bekerja sebagai kapten kapal di Mesir.
Sejak kecil, Elselehdar sudah mencintai laut dan suka berenang. Ketika remaja dia masuk Akademi Sains, Teknologi, dan Transportasi Maritim Arab (AASTMT) di Mesir dan diterima di Departemen Transportasi dan Logistik Internasional.
Namun, dia lebih tertarik pada kurikulum yang diajarkan kepada saudara laki-lakinya di Departemen Transportasi dan Teknologi Maritim. Departemen ini hanya untuk laki-laki.
Marwa Elselehdar tetap mengajukan lamaran untuk bergabung dengan Departemen Transportasi dan Teknologi Maritim.
Akhirnya, dia diterima dan menjadi wanita Mesir pertama yang belajar di departemen tersebut.
Kakak dan ibu Elselehdar mendukung mimpinya menjadi kapten wanita pertama di Mesir.

Ayahnya juga tidak keberatan dengan studinya. Selanjutnya dia memulai formalitas untuk bergabung dengan departemen tersebut.
Presiden akademi meminta penelitian hukum maritim untuk memverifikasi kemungkinan memberikan lisensi kapten kepadanya. Setelah memastikan bahwa undang-undang tidak memberikan batasan, pemeriksaan dimulai.
Marwa Elselehdar lulus melewati tes fisik, tes medis, serta wawancara pribadi.
Kelulusan berbagai macam tes tersebut membuktikan kemampuannya untuk mengendalikan dan mengelola berbagai situasi. Elselehdar akhirnya bergabung dengan departemen seperti mahasiswa lainnya.
“Saya menghadapi kesulitan dalam beradaptasi, terutama selama tahun pertama. Tetapi dorongan dari orang-orang di sekitar saya, dan kemampuan saya sendiri untuk percaya pada mimpi saya membantu saya mengatasi tantangan ini,” kata Elselehdar.
Setelah lulus, Elselehdar bergabung dengan awak kapal Aida IV dengan pangkat Perwira II.
Menjelang upacara pembukaan Terusan Suez yang baru, dia melamar untuk mendaftar sebagai bagian dari kru yang akan memimpin Aida IV dalam perayaan tersebut.
Sebuah gambar yang dirilis oleh Otoritas Terusan Suez Mesir pada 29 Maret 2021, menunjukkan kapal tunda menarik kapal kontainer MV Ever Given berbendera Panama setelah sepenuhnya terlepas dari tepi Suez. Kapal itu diapungkan kembali dan Terusan Suez sudah dibuka untuk pelayaran global.
Permintaannya diterima dan dia bersiap dengan rekan-rekannya untuk upacara tersebut.
Dalam upacara tersebut, dia memimpin Aida IV sebagai kapal pertama yang melintasi rute pengiriman baru tersebut.
Dia juga menjadi kapten wanita termuda dan pertama Mesir yang menyeberangi Terusan Suez.
Marwa Elselehdar telah bekerja di lapangan selama 10 tahun. Dia menyebutkan, persentase wanita di posisi maritim yang sama tidak melebihi 2 persen di seluruh dunia.
Menjadi wanita Mesir pertama dalam hal ini merupakan kehormatan besar baginya.
Dia juga senang bahwa banyak gadis yang mengikuti jejaknya. Pada 2017, Elselehdar diberi penghormatan pada Hari Perempuan oleh Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi.
Dia merasa bangga atas penghormatan yang diterimanya. Penghormatan itu dilihatnya tak hanya sebagai bentuk penghargaan dari negara atas apa yang telah dia lakukan, tetapi juga sebagai bentuk minat negara dalam memberdayakan perempuan Mesir.
“Awalnya agak sulit, tapi kami kemudian menjadi satu tim, dan kami membagi tugas secara merata. Dan karena lamanya perjalanan ini, kami semua menjadi seperti saudara,” tambah Elselehdar.
Kini, dalam usia 29 tahun, Marwa Elselehdar bermimpi bisa meraih gelar master dan doktor.
Dia berharap, pernikahan dan berkeluarga tidak akan menghalangi kariernya sebagai kapten kapal.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul Profil Marwa Elselehdar, Kapten Kapal Perempuan Pertama di Mesir yang Disalahkan dalam Kemacetan Terusan Suez
Artikel ini sudah tayang di https://bali.tribunnews.com/2021/04/05/inilah-profil-marwa-elselehdar-kapten-kapal-yang-jadi-korban-hoaks-dalam-krisis-terusan-suez?page=all