Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penangkapan Teroris

Mertua Terduga Teroris S di Surabaya Syok Hampir Kolaps, Istrinya Nangis, Ibu R: Selama Ini Dia . .

Penangkapan teroris di Surabaya membuat anggota keluarga terduga teroris syok. Mertua S, Riyati hampir pingsan dengar menantu ditangkap Densus 88.

Editor: Frandi Piring
Foto: M MAHRUS/RADAR SURABAYA
Mertua dan Istri Terduga Teroris di Surabaya. Ibu Riyati (62) dan istri S, Sulis (37). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita keluarga terduga teroris S di Surabaya saat didatangi Tim Densus 88.

Tim Densus 88 Antriteror Polri diketahui melakukan penangkapan terduga teroris berinisial S di Surabaya pada Jumat (2/4/2021) lalu.

Tepatnya, S diamankan Densus 88 di Jalan Simo Pomahan utara II, Sukomanunggal, Surabaya.

S, merupakan terduga teroris berumur 41 tahun kelahiran Madiun, Jawa Timur.

Penangkapan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/teroris' title='teroris'>teroris</a> di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/surabaya' title='Surabaya'>Surabaya</a>.

(Foto Penangkapan teroris di Surabaya./Tribunnews.com)

Mertua S, Riyati (62) hampir pingsan saat rumahnya digeledah.

Istri S, Sulis (37) juga sempat menyeka air mata tak menyangka istrinya ditangkap.

S diamankan sekitar pukul 07.18 WIB.

Ia tercatat sebagai warga di Jalan Simorejo Sari, Gang 5, Sukomanunggal, Surabaya.

Saat ini, S tinggal bersama istri, dua anak dan mertua.

Riyati (62) menceritakan belasan orang anggota kepolisian sempat mendatangi kediamannya sekitar pukul 08.30 WIB.

Kemudian para anggota polisi tersebut menggeledah sejumlah ruangan.

Mulai dari kamar yang biasa digunakan istri dan S tidur, dan dapur.

"Jam 9 digeledah. Cukup siang. Tadi banyak polisi saya enggak hitung. Pak RT mengikuti," katanya saat ditemui di kediamannya, Jumat (2/4/2021).

Penggeledahan yang serba mendadak itu membuat Riyati syok.

Riyanti hampir pingsan selama petugas memeriksa dan menggeledah rumahnya sekitar 1,5 jam-2 jam.

Karena merasa tubuhnya lemas, Riyati mengaku, tidak mengetahui apa saja barang-barang yang dibawa oleh pihak kepolisian dalam penggeledahan itu.

"Peralatan masak dandang dituruni semua. Selama ini enggak punya masalah si S. Didatangi polisi, kaget," tuturnya.

Di singgung mengenai keterlibatan menantunya dengan kelompok teror.

Ia mengaku tidak tahu sama sekali.

Setahu Riyati selama 12 tahun menikah dengan anak perempuannya, S Sama sekali tidak menunjukan perangai aneh atau pun aktivitas sosial yang mencurigakan.

Setiap hari, S selalu sibuk menjaga toko sembako dan obat herbal yang berlokasi di Jalan Simo Pomahan utara II, Sukomanunggal, Surabaya.

Ketika memasuki waktu ibadah Salat Zuhur, S kembali ke rumah. Kemudian, berangkat lagi seusai menunaikan ibadah Salat Asar.

"Dari pagi jam 7 jualan sembako di Simo Pomahan. Kalau Zuhur pulang. Selesai Salat Asar buka lagi. Kadang sampai jam 21.00 WIB, pulang," jelasnya.

Hingga saat ini, Riyati mengaku sama sekali tidak mengetahui nasib menantunya itu.

Petugas polisi tidak memberikan informasi sedikit pun mengenai keberadaan menantunya.

Ia memilih pasrah dan fokus merawat dua cucu dan bersama anaknya.

Di singgung mengenai melibatkan kuasa hukum untuk mencari tahu nasib menantunya itu. Riyati mengaku tidak tahu apa-apa.

"Kalau bisa disegerakan prosesnya. Cuma tiga orang yang tinggal. Saya anak saya sama S," pungkasnya.

Istri S Seka Air Mata

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri mengamankan sejumlah barang bukti saat menangkap seorang pria berinisial S (41),

terduga teroris di Jalan Simopohan, Surabaya, Jumat (2/4/2021).

Mertua dan Istri Terduga Teroris di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/surabaya' title='Surabaya'>Surabaya</a>.

(Foto: Mertua dan Istri Terduga Teroris di Surabaya./Luhur Prambudi/Surya.co.id)

Barang bukti itu diperoleh petugas saat menggeledah rumah S di Jalan Simorejo Sari, Sukomanunggal, Surabaya.

Penggeledahan itu dilakukan petugas sekira pukul 08.30 WIB.

Dan berlangsung sekitar dua jam, disaksikan mertua, istri, dan pengurus wilayah tingkat RT dan RW setempat.

Istri S, Sulis (37) mengetahui pasti barang apa saja yang diambil oleh pihak petugas dari dalam kamar tidur suaminya.

Seingatnya, barang yang diamankan, meliputi sejumlah majalah, tumpukan kertas, beberapa buku rekening, dua kotak amal berukuran kecil dengan lapisan kaca.

"Kotak amal enggak buat apa-apa, juga gak ada uangnya, buat tabungan anak anak, kalau hari raya, buat beli baju," katanya saat ditemui di kediamannya, Jumat (2/4/2021).

Selain itu, ungkap Sulis, petugas juga tampak dimatanya berjalan keluar rumah membawa topi berwarna hitam dengan corak motif tulisan bahasa arab.

"Bertuliskan kalimat; laillahalillah diambil, majalah arrisalah diambil, kotak amal kaca 2 diambil, buku rekening diambil," terangnya.

Selama kurun waktu dua jam melakukan penggeledahan. Sulis mengaku tidak melihat sosok suaminya.

Ia juga tidak mengetahui keberadaan dan nasib suaminya hingga kini.

"10 orang lebih polisi masuk. Sejak berangkat sampai sekarang enggak tahu," katanya.

Sulis mengaku pasrah dengan peristiwa penggeledahan tersebut. Ia yakin bahwa suaminya tidak bersalah,

dan berharap segera ada kejelasan dari pihak kepolisian mengenai kondisi suaminya.

Seraya menyeka air matanya yang merembes tumpah menggunakan tisu.

Sulis hanya geleng-geleng kepala saat ditanya TribunJatim.com soal rencananya melibatkan kuasa hukum

dalam mencari tahu informasi perihal nasib suaminya selama diperiksa oleh pihak kepolisian.

Namun ia berencana meminta bantuan pihak RT dan RW tempatnya tinggal jika memang dirinya telah siap

untuk mencari tahu keberadaan suaminya itu.

"Enggak tahu masih bingung (libatkan kuasa hukum). Rak RT dan RW-nya baik (minta bantuan mereka)," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua RT 04, RW 06, Simomulyo Baru, Fauzi mengungkapkan, polisi menemukan sejumlah benda

dalam proses penggeledahan yang berlangsung sejak pagi hingga siang, sebelum waktu ibadah Salat Jumat, tiba.

Sejumlah buku-buku jihad dibawa oleh petugas. Kemudian, dua buah kotak amal berukuran kecil.

Lalu majalah, lembaran kertas seperti berkas, ponsel tipe jaman dahulu (jadul) dengan fitur tombol qwerty lebih dari 10 buah.

"Dan topi hitam bertuliskan kalimat; lailahailallah, dari kamar Pak Suyitno," katanya pada awak media di depan kediaman terduga teroris.

Polda Jatim dan Densus 88 Mabes Polri mengamankan dua orang terduga teroris di Surabaya dan Tuban, Jumat (2/4/2021).

Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Gatot Repli Handoko, mengungkapkan dua terduga teroris yang berhasil diamankan oleh anggota Tim Densus 88 Mabes Polri,

di kawasan Simo Pomahan, Surabaya, berinisial S (41) dan di Purboyo Mayangsekar, Tuban berinisial RH (42).

"Namun keduanya ini dari dua jaringan berbeda, untuk S dari jaringan Jamaah Islamiyah (JI),

dan RH dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD)," ujarnya pada awak media di Mapolda Jatim.

Kendati demikian, ungkap Gatot, kedua orang terduga teroris itu tidak ada kaitannya dengan insiden bom bunuh diri

di depan pagar Gereja Katedral, Jalan Kahaolalido, MH Thamrin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) kemarin.

Yang dilakukan oleh dua orang pelaku berstatus pasangan suami istri (pasutri) yang tergabung anggota JAD

dan memiliki rekam jejak aksi pengeboman di Sulu, Jolo, Filipina, berinisial L (26) dan YSF (21).

"Kedua terduga ini tidak ada kaitannya dengan teroris atau pelaku bom bunuh diri di Makassar,

dan pelaku penembakan di Mabes Polri," pungkasnya. (Ferdinand Waskita Suryacahya)

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Mertua Terduga Teroris Hampir Pingsan dan Istri Seka Air Mata Cerita Kotak Amal Buat Beli Baju, https://jakarta.tribunnews.com/2021/04/03/mertua-terduga-teroris-hampir-pingsan-dan-istri-seka-air-mata-cerita-kotak-amal-buat-beli-baju?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved