News
ZA Dimakamkan di TPU Pelaku Teror, Ibu : Semoga Kamu Mendapat Tempat yang Terbaik
Pemakaman ZA mendapat pengawalan ketat aparat dan sebelum diturunkan lebih dulu kakak pria pelaku kumandangkan azan.
TRIBUNMANADO.CO.ID,JAKARTA - Aksi penembakan yang dilakukan oleh Zakiah Aini di Markas Besar (Mabes) Kepolisan Republik Indonesia (Polri) membuat heboh warga.
Meski akhirnya ZA tewas ditembak petugas, karena dianggap mengancam.
Keluarga pun mengaku tak menyangka nekat melakukan hal tersebut.
Tampak lelah di mata M Ali saat keluar rumahnya menyambut kedatangan anggota kerabatnya, Rabani Harahap.
Ali, istri, anak dan anggota keluarga ikut memakamkan Zakiah Aini atau ZA (25) di TPU Pondok Ranggon, Kamis (1/4/2021) dini hari WIB.
Baca juga: Istri ZA Terduga Teroris Bongkar Kelakuan Suami di Rumah, N : Nyesek Hati Ini
M Ali, ayah ZA, saat menemui kerabatnya di rumah Jalan Lapangan Tembak, Gang Taqwa RT 03 RW 010 Nomor 3, Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (1/4/2021). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)
Putri bungsu Ali ini tewas tertembak di jantung setelah menyerang pos gerbang utama Mabes Polri pada Rabu sore.
Sebanyak enam tembakan ZA arahkan kepada petugas kepolisian,
sampai akhirnya tewas setelah dilumpuhkan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut ZA tersangka dan pelaku penyerangan yang berideologi ISIS.
Tak lama Ali menerima kedatangan Rabani Harahap di depan rumahnya di Jalan Lapangan Tembak,
Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur, pagi itu.
Baca juga: Istri BS Terduga Teroris di Kampung Limbangan Bingung Nafkahi Anak 3 Bulan, Ai : Ya Gimana Ya
Masih memakai peci, baju koko warna putih, dan masker,
Ali berbincang menggunakan bahasa Mandailing dengan Rabani.
Selesai obrolan itu, Ali yang dimintai tanggapannya soal aksi sang putri di Mabes Polri hanya mengucap, "innalillahi wa innailaihi rajiun."
Wajah Ali yang penuh keriput di dahi dan kantung matanya melebar,
sesekali memperbaiki letak masker di wajahnya.
Baca juga: Potret Bayi Kembar Siam Dempet Kepala Yuliana dan Yuliani, Kini Jadi Doktor dan Dokter Cantik
Ia kembali masuk ke dalam rumahnya yang berkelir putih,
setelah pamit dan meninggalkan Rabani di depan rumah.
Rabani menuturkan tadi membicarakan ZA yang menyerang Mabes Polri.
Selama ini ia mengaku tak pernah mengobrol dengan ZA meski belasan tahun berteman dengan ayahnya.
"Saya satu jemaah di Masjid Al Muslim. Saya cuma ngobrol kenapa sampai terjadi begitu," cerita Rabani.
Menurut dia, Ali tak tahu kenapa putrinya bisa senekat itu.
"Tapi saya bilang, 'kalau anakmu penurut sama situ (Ali, red) kalau saya ke sini," jelas Rabani.
Meski tak pernah berbincang langsung, Rabani menilai ZA sosok anak yang baik.
"Saya bilang cakep banget anakmu ya. Putih enggak kayak orang kita (Mandailing, red)," beber dia.
Rabani hanya meminta keluarga untuk sabar menghadapi ujian ini.
Sejak Rabu malam, Ali dan istrinya didampingi Kapolsek Ciracas Kompol Jupriono
mendatangi ruang Administrasi Forensik Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Kapolsek Kramat Jati Kompol Tuti dan sejumlah anggota kepolisian bersenjata turut mendampingi orangtua ZA.
Sekitar lima menit obrolan berlangsung, Ali dan istrinya menjelaskan identitas putrinya ZA kepada petugas Administrasi Forensik.
Selesai autopsi, Kamis dini hari WIB, jenazah ZA dibawa
ke TPU Pondok Ranggon yang selama ini identik jadi makam pelaku teror.
Sebut saja beberapa di antaranya kakak beradik Syaifudin Zuhri dan Muhammad Syahrir, juga adik iparnya Ibrohim.
Ada juga teroris Ridwan alias Nico Prestiando, pengawal Dul Matin, Hasan Noer, Muhammad Syarif, Pino Damayanto alias Ahmad Urip alias Hayat.
Wakil Kepala RS Polri Kramat Jati Kombes Umar menjelaskan,
hasil autopsi menjelaskan ZA tewas karena luka tembak di jantung.
Kakak Azan, Ibu Mendoakan
Selesai autopsi jenazah ZA dibawa ke TPU Pondok Ranggon difasilitasi penyidik,
tanpa disemayamkan lebih dulu di rumah duka di Ciracas.
"(ZA) Meninggal karena tembakan yang mematikan di jantung.
Penyidik Polda Metro Jaya yang akan menjelaskan," kata Umar, Kamis (1/5/2020).
Pemakaman ZA mendapat pengawalan ketat aparat dan sebelum diturunkan lebih dulu kakak pria pelaku kumandangkan azan.
Istrinya duduk di kursi plastik, ditemani anaknya,
melihat detik-detik para penggali menumpahkan tanah, menutup liang kubur ZA.
"Semoga kamu mendapat tempat yang terbaik.
Ada hikmahnya semua ini. Amien-amien ya Rab," begitu salah satu ucapan sang ibu sambil mengusap tanah merah di atas pusara ZA.
Sempat Gonta-ganti Nomor
ZA diketahui kerap bergonta-ganti nomor handphone sesaat sebelum melakukan penyerangan.
Pengakuan itu disampaikan oleh keluarga ZA kepada Kasdi, Ketua RT 003/019 Kelurahan Kelapa Dua Wetan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
"Nomor HP pelaku ini gonta-ganti. Ke keluarganya, kakaknya nanya enggak ada," kata Kasdi.
Kasdi mengungkapkan, kakak kandung kerap kesulitan mengetahui nomor handphone milik ZA.
Hingga sebelum penyerangan Mabes Polri, keluarga tak pernah berhasil menghubungi gadis 25 tahun itu.
"Ngelacak nomor HP pelaku ini enggak pernah ketemu, enggak tahu.
Dilacak enggak ketemu, kata kakaknya gitu," jelasnya .
Warga sekitar mengenal ZA sebagai pribadi yang tertutup,
bahkan jarang terlihat keluar rumah atau menyapa warga sekitar.
"Kita tetangga tidak pernah melihat dia main-main keluar rumah dengan tetangga.
Mengucilkan diri aja di dalam rumah," jelasnya.
Penyerangan di Mabes Polri dipastikan sudah dipersiapkan oleh ZA,
sampai meninggalkan surat wasiat untuk kedua orangtua dan kakaknya.
Pada intinya di surat itu ZA meminta maaf kepada kedua ibu ayah dan kakaknya dan ada juga nasihat.
"Wahai mamaku, maafin Zakiah yang belum pernah membalas pemberian keluarga."
"Mama, ayah, jangan lupa senantiasa beribadah kepada Allah SWT dan jangan tinggalkan sholat.
Semoga Allah kumpulkan kembali keluarga di surga," begitu sekelumit isi surat wasiat ZA. (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina/Bima Putra/Annas Furqon Hakim)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul ''Innalillahi wa innailaihi raijun'' Ucap Ali Ceritakan Putrinya ZA, Sang Kakak Azan di Makam