Teror Bom di Makassar
Mantan Teroris Soroti Pasutri Pelaku Bom di Makassar: ''Hanya Orang Bodoh yang Bilang itu Syahid''
Soroti pelaku bom di Gereja Katedral Makassar, eks Teroris Abu Rimba: "Hanya orang bodoh yang bilang itu syahid".
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Munir alias Abu Rimba muncul setelah lama tak terskpos.
Abu Rimba yang adalah mantan anggota kombatan yang menjadi salah satu tokoh pelatihan teroris JI menyoroti aksi bom bunuh diri yang dilakukan pasangan suami istri di Makassar.
Abu Rimba menyinggung aksi bom bunuh diri masuk dalam pemahaman mati syahid yang dipahami para teroris.
Ia pun menyoroti aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar oleh kedua pelaku yang tidak lain merupakan pengantin baru yang baru enam bulan menikah.
(Foto: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar ingin mati syahid tulis surat wasiat untuk orangtua. /Kolase Foto Istimewa/Instagram)
Abu Rimba alias Munir mengatakan hanya orang bodoh yang bilang bom bunuh diri itu mati syahid.
"Pemahaman yang ditanamkan kepada saya dulu bahwa kita melawan musuh, kita ingin mati di tangan musuh, kalau mati di tangan musuh katanya syahid.
Itu dulu, sekarang bom Makassar, kita gak ada musuh, pasang bom di badan, mati, apakah itu syahid?
Hanya orang bodoh yang bilang itu syahid," kata Abu Rimba dalam keterangan tertulis yang dikutip di Jakarta, Rabu (31/3/2021) pewartaan Suara.com.
Pernyataan Abu ini sembari menanggapi sepasang suami istri melakukan aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) pagi.
Aksi bom bom bunuh diri itu tidak memakan korban selain kedua pelaku. Korban tewas dari pihak Gereja dilaporkan tidak ada, namun ada yang terluka akibat ledakkan.
Menurut Abu Rimba, aksi bom bunuh diri suami istri di Makassar itu adalah aksi bom bunuh diri konyol.
Abu Rimba dengan tegas mengatakan cara-cara seperti bom bunuh diri itu salah besar.
Dijelaskannya, langkah seperti ini hanya ingin mencari perhatian. Apalagi bom bunuh diri dilakukan di tempat ibadah.
"Kalau pendapat saya tindakan begitu jelas salah. Ini maaf saya bilang, masa Rasulullah aja nggak mendzalimi yang bukan beragama Islam,
ini malah mau membunuh orang yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa.
Sepertinya mereka hanya ingin cari perhatian sehingga gereja itu dijadikan sasaran,” jelas Munir sebagaimana dilansir dari Antara.
Abu Rimba juga menilai, pelaku bom bunuh diri itu pemahamannya sudah jauh dari hakikat agama Islam itu sendiri, yaitu Islam rahmatan lil alamin.
Ia yakin kalau mereka paham dengan Islam rahmatan lil alamin, dia tahu hukumnya melakukan tindakan bom bunuh diri.
“Dosa besar itu kita membunuh orang yang nggak mendzalimi kita.
Kecuali kalau orang itu sudah mengganggu kita, sudah mendzalimi umat Islam,” kata Abu Rimba.
Abu Rimba mengungkapkan, dulu ia masuk ke jaringan teroris berawal dari niatnya menjadi relawan pergi membela Palestina yang ditindas Israel tahun 2008.
Saat itu, dari selebaran yang ia dapat, ia tahu FPI butuh relawan untuk ke Palestina. Ia pun ikut tes dan pelatihan di FPI di Aceh Utara.
(Foto: Mantan teroris kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Munir alias Abu Rimba semasa menjadi teroris./Internet)
Setelah pelatihan fisik di Lhoksuemawe, agar bisa mengikuti pelatihan sesuai selebaran ia dapat.
Ia berangkat ke Jakarta untuk bergabung dan persiapan berangkat ke Palestina.
Akan tetapi cita-citanya tidak terwujud karena ia gagal berangkat.
Abu Rimba harus membayar mahal keterlibatannya dalam kelompok pelatihan teroris di Jalin Jantho tersebut.
Ia pun harus mendekam di penjara selama tujuh tahun untuk membayar kesalahannya tersebut dan tidak ingin kembali ke masa lalunya
dan ingin mengisi masa depannya dengan hal-hal yang bermanfaat.
Abu Rimba juga menyarankan kepada semua pihak, terutama generas muda,
agar selalu waspada dengan penyebaran paham kelompok-kelompok teroris.
“Hati-hati jangan sama sekali bersentuhan dengan mereka. Juga buat kawan-kawan yang pemahamannya tidak radikal lagi,
agar sama-sama ikut menjaga dan mengantisipasi, penyebaran ideologi radikal ini,” jelasnya.
(*)