Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

Ini Curhat Pengusaha UPI ke Wakil Wali kota Bitung Terkait Perikanan

10 Pengusaha Unit Pengolahan Ikan (UPI) jenis ikan Tuna, di Kota Bitung Provini Sulawesi Utara (Sulut) dikumpulkan Wakil Wali kota Bitung

Penulis: Christian_Wayongkere | Editor: David_Kusuma
Tribun manado / Christian Wayongkere
Ir Maurits Mantiri MM Wakil wali kota Bitung saat melakukan tatap muka dengan pengusaha UPI Ikan Tuna, Kamis (25/3/2021). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - 10 Pengusaha Unit Pengolahan Ikan (UPI) jenis ikan Tuna, di Kota Bitung Provini Sulawesi Utara (Sulut)

dikumpulkan Wakil Wali kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, di sebuah hotel berbintang di Kota Bitung, Kamis (25/3/2021) sore.

Menurut Maurits, pertemuan itu guna membangkitkan semangat perekonomian di Kota Bitung, provinsi Sulut dan Indonesia pada sektor perikanan di tengah pandemi Covid 19.

Baca juga: El Paat Ditunjuk Jabat Caretaker KONI Kota Tomohon

Baca juga: Pilkada Sulut 2024, Pengamat: Politisi Senior Masih Lebih Diutamakan Parpol Ketimbang Figur Milenial

Baca juga: Pemesanan Honda HR-V Langsung Meroket 80 Persen, Efek Pemberlakuan Insentif PPnBM di Tengah Pandemi

"Ada aura baru dan semangat baru untuk menggapai itu. Harus dibahas terus masalahnya  apa untuk dicarikan solusinya

dan jangan bosan-bosan  merubah paradikma untuk dapat menyelesaikan masalah," kata Maurits diwawancarai usai melakukan pertemuan.

Maurtis berpendapat, pandangan diatas jika ada kemauan pasti banyak jalan dan jika tidak mau pasti banyak alasan.

Baca juga: Cerita Kakek Juri Berusia 74 Tahun, Relawan Pemakaman yang Sudah Makamkan 425 Jenazah Virus Corona

Baca juga: Wakil Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, Jabarkan Konsep Digital di Seminar Sehari

Baca juga: Honda CRF250 Rally Kini Makin Tangguh, Bobot Lebih Ringan

Terpantau dalam pertemuan itu, sejumlah pelaku usaha perikanan di sektor UPI menyampai curahan hati (curhat) mereka berisi unek-unek terkait dengan perikanan di Kota Bitung.

Seperti yang dikatakan Nova, ada kendala untuk kapal kecil yaitu sertifikat cara penanganan ikan yang baik oleh instansi vertikal yang membidangi itu.

Kemudian ada dari perusahan Nutrindo, yang mengeluhkan kualitas air dari PDAM Bitung yang belum optimal saat dipakai untuk proses produksi.

Baca juga: Wakil Wali Kota Bitung Ir Maurits Mantiri MM, Jabarkan Konsep Digital di Seminar Sehari

Baca juga: Pasar Tuminting Sudah Tak Layak dan Dibongkar

Pihak dari Nutrindo juga menyampaikan masalah terkait fasilitas umum, penerangan jalan yang belum menyeluruh di jalan menuju Kelurahan Tanjung Merah.

Perusahan Nutrindo berkedudukan di Kelurahan Tanjung Merah Kecamatan Matuari Kota Bitung.

Belum optimalnya penerangan jalan disana, kerap dikeluhkan oleh karyawan yang pulang malam usai bekerja di pabrik.

Sementara itu, Karmin dari perusahan Sari Tuna Makmur menyampaikan terkait kesenjangan harga ikan terlalu tinggi, di daerah maupun luar daerah hingga harga di pasar Eropa dan Jepang.

Baca juga: Laksanakan Ibadah Peringatan Isra Miraj, Kapolda Sulut: Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan

"Pasar kami ke Eropa. Memang tidak bisa melarang nelayan untuk menjual hasil tangkapannya, namun kalau selisah harga hanya Rp 3 ribu masih wajar.

Tetapi kalau sudah Rp 10 sampai Rp 15 ribu sudah ada kesenjangan," keluh Karmin.

Karmin juga menyoroti terkait tangkapan kapal oleh para penegak hukum di laut.

Pihaknya memohon untuk ikan yang di tangkap, ketika kapal bermasalah ikan jangan ikut dipermasalahkan, melainkan ikan itu selamatkan ke pabrik pengolahan.

Baca juga: Buruan Gaess! Kartu Prakerja Gelombang 16 Resmi Dibuka, Hanya untuk 300.000 Orang, Segera Login

Karena jika ikan terbiarkan selama beberapa jam akan membuat kualitas ikan berkurang, sehingga harganya juga akan turun.

Frengky Rustadi pelaku perikanan pribadi, yang sedang melakukan investasi menyampaikan curhatnya terkait tempat usahanya yaitu karamba.

Dimana saat ini sedang proses pengurusan izin.

"Sejak tahun kemarin sudah diurus sampai sekarang belum selesai," keluh Frengky.

Usaha perikanan Frengky ada di Pulau Lembeh, di darat dan laut. Sambil tunggu perizinan, dia memohon kepada Wakil wali kota Bitung agar bisa dibuatkan rekomendasi untuk memulai karamba.

Upaya ini untuk pacu kegiatan usahanya, karena sampai saat ini belum mulai, sejak digagas dari tahun kemarin.

Kemudian ada yang menyoroti terkait bantuan pengurusan kapal dibawah 1 GT (grosstone), untuk nelayan harian.

Dimana mereka para nelayan kesulitan izin bukti pencatatan kapal perikanan (BPKP). "Sosialisasi ke nelayan kurang jadi mereka tidak buat itu BPKP,"kata seorang pengusaha.(crz)

Baca juga: PREDIKSI Laga Spanyol vs Yunani, Duel Dua Jawara EURO, Morata dan Ramos Siap Tampil

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

 
4 Lampiran

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved