Berita Heboh
Bocah 7 Tahun Tewas Ditembak Junta Militer Myanmar di Rumahnya, Demonstran Disebut Sebabkan Anarki
Bocah 7 Tahun Tewas Ditembak Junta Militer Myanmar di Rumahnya, di Kota Mandalay, Myanmar.
Sementara ini, pihak militer Myanmar tidak memberikan komentar terkait laporan itu.
Dalam sebuah pernyataan, Save the Children mengatakan bahwa peristiwa meninggalnya gadis 7 tahun itu "mengerikan".
Peristiwa itu terjadi setelah seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun dilaporkan tewas ditembak di Mandalay juga.
"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat bahwa mereka dilaporkan dibunuh ketika berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya," ujar kelompok tersebut.
"Fakta bahwa sangat banyak anak-anak yang telah dibunuh hampir setiap harinya sekarang, menunjukkan pasukan keamanan sama sekali tidak peduli terhadap kehidupan manusia," terangnya.
Tentara Arakan Myanmar Bergabung dengan Kelompok Masyarakat Sipil untuk Lawan Kudeta Militer
Tentara Arakan, kelompok milisi dari etnis utama di negara bagian Rakhine, Myanmar pada Selasa (23/3/2021) bergabung dengan kelompok masyarakat sipil untuk menentang kudeta militer dan kekerasan junta terhadap pengunjuk rasa.
Melansir Reuters pada Selasa (23/3/2021), beberapa kelompok milisi etnis lainnya di perbatasan Myanmar mengisyaratkan dukungan mereka juga untuk menyerukan pro-demokrasi.
"Sangat menyedihkan bahwa orang-orang yang tidak bersalah ditembak dan dibunuh di seluruh Myanmar," kata juru bicara Tentara Arakan (AA) Khine Thu Kha dalam sebuah pesan.
Khine Thu Kha menambahkan bahwa kelompoknya "bersama...dengan rakyat".
"Tindakan tentara dan polisi Burma saat ini sangat kejam dan tidak dapat diterima," lanjutnya.
Dia mengatakan Tentara Arakan akan "terus maju untuk orang-orang Rakhine yang tertindas" dan "orang-orang etnis yang tertindas secara keseluruhan."
Tentara Arakan menyatakan "akan terus berjuang untuk kebebasan mereka dari penindasan".
Sebelumnya, pada 1 Februari, Tentara Arakan telah menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah sipil yang digulingkan.
Setidaknya, ada 261 orang telah tewas sejak penumpasan militer Mynmar dimulai, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.