Gilbert Lumoindong
Kisah Gilbert Lumoindong, Pendeta yang Alami Penyakit Saraf Otak Saat Kecil, Dekat dengan John Kei
Gilbert mengidap suatu penyakit syaraf otak hingga dokter memvonisnya kalau kemampuan otaknya secara berangsur-angsur menurun.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Rhendi Umar
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gilbert Lumoindong merupakan seorang pendeta asal Indonesia. Ia terkenal sebagai salah satu pembawa acara Penyegaran Rohani Agama Kristen di RCTI pada tahun 1992-1997.
Saat masih kecil, Gilbert sempat mengalami sakit saraf pada otaknya yang ia derita sampai usia 10 tahun.
Gilbert mengidap suatu penyakit syaraf otak hingga dokter memvonisnya kalau kemampuan otaknya secara berangsur-angsur menurun.
Selain iu, kemampuan inteligensi juga berkurang.
Dia pun seringkali menangis sedih tiap kali dia melihat anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di dekat rumahnya di daerah Tebet, Jakarta.

Seiringnya dengan vonis dokter tersebut tentang penyakit syaraf otak yang diderita olehnya, orang tuanya mulai aktif mendatangi suatu Persekutuan Doa (PD) untuk memohon doa kepada Tuhan atas kesembuhan anak mereka.
Di samping orang tuanya, Gilbert pun kerap menghadiri suatu ibadah Kebaktian kebangunan Rohani (KKR) yang padahal diperuntukkan untuk orang dewasa.
Pada saat hamba Tuhan memanggil para jemaat yang memohon untuk didoakan, dia pun turut maju. Akhirnya pada umur belum genap 10 tahun,
Gilbet mengalami kesembuhan dan kemampuan otaknya berkembang secara drastis. Bahkan dia seringkali mendapat predikat sebagai juara kelas dan lulus dari SMA dengan nilai ujian terbaik.
Pada usia 17 tahun Gilbert mulai aktif sebagai pengkhotbah di beberapa organisasi pemuda Kristen.
Gilbert kemudian kuliah di Lembaga Pendidikan Teologi dan Indonesia dan lulus diploma pada tahun 1990.
Ia kemudian melanjutkan studi teologinya di Institut Teologi dan Pendidikan Indonesia.
Gilbert sempat menjadi ketua GO Studio Jakarta pada tahun 1993 sampai 1997, dan juga ia sempat menjadi jemaat di Gereja Tiberias Indonesia, sebelum akhirnya ia memisahkan diri dan mendirikan GL Ministry pada tahun 1998.
Pada tahun 2007, Gilbert bekerja sebagai seorang gembala jemaat. Di bawah penggembalaannya, dia memimpin lebih dari 8000 jemaat yang tergabung dalam GBI Flow Fellowship Centre yang memiliki visi Menegakkan Kerajaan Allah Dalam Kebenaran dan Kasih.
Untuk menunjukkan toleransi antar umat beragama, Gilbert sempat menunjukkan foto bersama antara dirinya dan Rizieq Shihab pada tahun 2014.
Namun pada tahun 2019, publik sempat dihebohkan suatu berita HOAX bahwa Rizieq Shihab sudah memualafkan Gilbert Lumoindong dengan menggunakan foto tersebut.
Berita ini sudah dikonfirmasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai berita bohong.
Saat ini ia masih aktif sebagai pengkhotbah baik di stasiun TV maupun radio dan memimpin sekitar 18.000 jemaat yang tergabung dalam GBI Glow Fellowship Centre.
Bacakan Surat John Kei
Surat John Kei kali ini ia tujukan kepada Pendeta Gilbert Lumoindong.
Isi surat itu sangat religius dan menunjukkan bahwa John Kei benar-benar bertobat.
Pendeta Gilbert Lumoindong kemudian membacakan surat itu atas ijin dari John Kei dan keluarganya.
Ia membacakannya dalam sebuah video di akun youtube Gilbert Lumoindong berjudul SEPUCUK SURAT JOHN KEI DARI DALAM PENJARA.

Inilah isi surat John Kei yang dibacakan pendeta Gilbert Lumoindong :
Segala Perkara Dapat Kutanggung di Dalam Dia yang Memberikan Kekuatan Kepadaku (Filipi 4:13)
Tuhan Yesus sungguh baik dan teramat baik, saya akan bertahan dan tetap berdiri di tengah badai, karena Yesus selalu menopang saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya.
Kembali rasa syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan yang maha kuasa, atas tuntunan, penyertaan, dan lindungan bagi saya, keluarga, dan adik-adik saya, dan bahkan sebagai orang percaya, saya sampai saat ini masih setia dalam lindungan Tuhan, sampai saat ini masih dalam keadaan sehat, dan dalam kesempatan yang luar biasa yang Tuhan berikan, saya tidak memiliki kehebatan apa-apa, Tuhanlah yang setia menolong dan menghibur saya.
Dengan surat ini, saya, John Refra, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan John Kei, pada kesempatan ini ingin berbagi cerita apa yang ada dalam kehidupan saya, yaitu sebuah kejujuran.
Saya adalah pribadi yang tidak mau menjadi pendendam kepada siapapun, saya tidak pernah mau membenci untuk siapapun, dan saya tidak ingin untuk bermusuhan dengan siapapun.
Memang tidak bisa saya pungkiri kehidupan saya selama ini penuh dengan pencobaan, berjalan dalam kegelapan, dan bahkan seringkali kehidupan saya dimenangkan oleh iblis.
Dalam kegelapan saya mencari terang, namun iblis ternyata selalu berusaha menjatuhkan tanpa saya melakukan sesuatu apapun. Seperti orang menilai saya tanpa mengetahui pribadi saya.
saya tidak pernah mau untuk menyerah pada keadaan, bahkan kondisi apapun. saya selalu optimis kepada impian di dalam kehidupan saya. walaupun seribu kali saya jatuh tersungkur, saya akan tetap bangkit untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
SAya percaya Tuhan, seluruh hodup saya adalah tanganMU yang akan selalu memegang erat tangan saya.
Saya akan tetap menjadi pribadi yang penuh dengan kejujuran.
Kejujuran ini yang selalu saya tanamkan dalam lingkungan dan kehidupan saya
Saya teringat Lukas 16 ayat 1-13. Renungan dari ayat di atas, Firman Allah menginginkan orang yang memiliki pribadi dan sifat yang jujur. Oleh karena itu sebaiknya menghindari kebohongan yang merupakan sifat dosa menurut firman Tuhan. Selalu berbuat baik seturut kehendak Allah melalui kejujuran yang dilakukan, maka Allah kan memperhitungkan .
Lain halnya jika kita tidak jujur, maka Allah tidak akan berkenan, dan Allah akan memberikan hukuman bagi mereka yang berlaku bohong.
Penting sekali jika hidup kita senantiasa hidup kita dipenuhi buah-buah roh kudus, karena berakar dari kehidupan yang baik serta roh yang penurut.
Tentunya ini merupakan salah satu cara menjadi pribadi menurut orang percaya, yang mendatangkan sukacita bagi Allah melalui setiap pribadi yang mau berlaku jujur.
Seperti halnya emas diproses hingga menjadi emas murni
Bagi saya, pertobatan saya hanya pribadi saya dan Tuhan yang tahu. Oleh setiap perbuatan dan kerinduan hati saya kepada Tuhan, hanya untuk Tuhan yang tahu, dan puji syukur bisa dirasakan pula bagi banyak orang.
Jalan kehidupan saya untuk menanamkan hal-hal yang baik. SAya selalu berpegang teguh pada firman Tuhan yang menyelamatkan saya.
hari-hari yang tidak mudah bagi saya dan saya terus berusaha menjadi kehidupan yang normal, sesuai dengan kehendak Tuhan.
Walaupun saya sadar waktu Tuhan itu tiba, saya bukan siapa-siapa. Saya selalu penuh dengan sukacita meskipun kehidupan saya ada di titik terendah sekalipun.
Saya tetap semangat untuk tetap menjadi manusia baru, walaupun mengikut Kristus tidaklah mudah, namun saya tetap beriman, Tuhan mempunyai rancangan yang indah bagi saya dan keluarga, dan saya percaya semua akan indah pada waktunya.
Untuk itu ijinkan saya menyampaikan permohonan-permohonan doa saya, yang saya harapkan dari pendeta dan rekan-rekan seiman lainnya .
Yang pertama, senantiasa Tuhan mau menjaga, menuntun, serta memberikan kesehatan buat saya.
Kedua, selalu saya senantiasa memberikan roh kejujuran dalam kehidupan setiap kami pribadi.
Ketiga, semoga impian saya untuk memiliki tempat yang nyaman untuk menjalin masa depan saya dengan keluarga , dan adik-adik saya yang berpegang teguh pada firman Tuhan.
dan yang keempat, semoha Tuhan selalu menguatkan saya dalam keimanan untuk tetap setia.
Dari saya, John Refra, John Kei. HALELUYA.
Setelah membacakan surat itu, Gilbert Lumoindong menyebut bahwa John Kei dalam pernyataannya sungguh-sungguh bertobat.
"Sungguh-sungguh mau meninggalkan hidup lamanya, dan betul ini tidak mudah," kata Pendeta Gilbert.
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL:
Berita Cerita Alkitab Lainnya