All England 2021
Masih Ingat Hariyanto Arbi Juara All England 2 Kali? Kecam Ketidakadilan yang Dialami Tim Indonesia
Seperti yang diketahui kabar mengejutkan tersebut menjadi sorotan di Indonesia hingga trending di media sosial.
Kini, tim Indonesia terpaksa mundur dari All England 2021 dan menjalani isolasi sampai 23 Maret 2021 di Crowne Plaza Birmingham City Centre.
Sosok Hariyanto Arbi
Banyak yang menyebut, Hariyanto Arbi merupakan reinkarnasi dari pendahulunya Lim Swie King.
Jumping Smash milik Lim Swie King atau yang dulu lebih sering di kenal dengan sebutan “King Smash” yang menjadi ciri khasnya, memang mirip dengan dirinya. Hanya saja tehnik lompatan yang di miliki Hariyanto Arbi sedikit berbeda dengan Lim Swie King.
Menurut Saiful Arisanto dalam buku Biografi Hariyanto Arbi, Lim Swie King akan mundur selangkah baru kemudian melakukan lompatan untuk smash, sementara Hariyanto Arbi tidak melangkah mundur, tetapi langsung melompat untuk melakukan pukulan smash.
Dengan tehnik smash seperti ini lah Hariyanto Arbi atau yang biasa di panggil dengan Hari mengalahkan lawan-lawannya.
Karir Hari dimulai dengan mengikuti kejuaraan Pelajar se-Asia di Hongkong pada tahun 1986.
Hari dan rekan-rekannya yang tergabung dalam tim Pelajar Indonesia memboyong gelar juara beregu.
Tiga kali Hari mengikuti kejuaraan Dunia Yunior atau yang dulu disebut kejuaraan Invitasi Bulutangkis Dunia Junior. Dua kali ia belum berhasil mencapai babak puncak.
Di tahun 1989 barulah ia masuk partai puncak. Jakarta menjadi saksi munculnya juara baru dengan gaya smash yang atraktif. Hari merebut gelar juara tunggal putra dengan mengalahkan pemain China Zhang Yi.
Sebagai hadiah dari PB Djarum, Hari dikirim ke dua kejuaraan di benua Eropa di tahun 1990.
Di kejuaraan Swedia Open, ia kalah mudah di babak pertama dari Poul Erick Hoyer Larsen. Hari langsung membalas kekalahannya dari Poul Erick Hoyer Larsen di kejuaraan All England. Sayang, kiprahnya di kejuaraan tertua itu terhenti di tangan Eddy Kurniawan di babak perempat final.
Nama Hariyanto Arbi memang tidak pernah bisa lepas dari kejuaraan All England.
Namanya berkibar dengan keberhasilannya menjadi juara sebanyak dua kali.
Pertama kali menjadi juara di tahun 1993 dengan mengalahkan Joko Suprianto.