Psikologi
Refocusing Anggaran untuk Covid 19 Picu Stres Pejabat, Ada yang Meninggal Sakit, Ada yang Bunuh Diri
Jika benar ini bunuh diri, maka kasus Tumiwa membuka fakta yang tersembunyi di balik gagahnya seorang pejabat dengan tanda pangkat di pundak.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kepala BPBD Minsel Rudy Tumiwa ditemukan tewas dalam posisi tergantung di rumah orang tuanya di Tumpaan, Kabupaten Minsel, Rabu (17/3/2021) malam.
Diduga Tumiwa bunuh diri. Aparat kepolisian masih mengembangkan penyelidikan.
Jika benar ini bunuh diri, maka kasus Tumiwa membuka fakta yang tersembunyi di balik gagahnya seorang pejabat dengan tanda pangkat di pundak kanan kiri.
Pendemi Covid 19 membuat para kepala dinas dilanda stres. Bagaimana tidak, refocusing APBD membuat anggaran SKPD dipotong.
"Kelebihan" yang selama ini diperoleh, contohnya dari perjalanan dinas, tak lagi bisa dinikmati karena semuanya dialihkan ke dana Covid.
Sialnya gaji dan TKD pada tahun lalu juga sempat dipotong. Kesulitan para kepala dinas yang berhubungan dengan penanganan Covid dua kali lipat besarnya.
Pusingnya tujuh keliling. Mengatur anggaran di masa darurat, dengan kebebasan untuk tidak mengikuti birokrasi, begitu rumit, multitafsir serta dapat mendatangkan masalah di kemudian hari. Belum lagi moral hazard kepala daerah.
Apalagi jika mereka hendak ikut kontestasi pilkada.
Pengalaman di Minut bisa jadi contoh bagaimana kelelahan fisik dan mental pejabat dapat berakibat fatal.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Minut Agustina Tiwow meninggal dunia Desember tahun lalu. Diduga ia kelelahan saat diperiksa BPK.
Psikolog Hanna Monareh menilai pemerintah perlu memanfaatkan Mental Health Check Up untuk para ASN untuk mencegah stres si kalangan pejabat.
"Sama dengan pemeriksaan kesehatan fisik, medical check up untuk mendeteksi, mencegah dan merawat kondisi fisik. Begitu pula dengan Mental Health Check Up, dapat membantu individu mengetahui kondisi psikologisnya saat ini," kata dia.
Mengenai bunuh diri pejabat, ia menengarai disebabkan sejumlah faktor.
"Bisa faktor kepribadian, individu yang cenderung introvert, kurang suka bersosialisasi, sering memendam masalah sendiri, rentan muncul ide bunuh diri, terutama saat menghadapi masalah yang berat," kata dia.
Faktor lainnya adalah kondisi mental psikologis yang mengalami gangguan mood jenis depresi.
"Penelitian terkini menyebutkan, depresi disebabkan berbagai faktor yang memengaruhi kondisi neuropsikologis (otak dan perilaku). Adanya keinginan untuk bunuh diri. Ketika individu tersebut mengalami kesedihan yang mendalam, perasaan tidak berdaya, tidak ada yang bisa menolongnya," kata dia.
Masalah kehidupan sosial seperti stres berat juga memiliki andil pada munculnya ide bunuh diri. Stres mempengaruhi psikologis dan menimbulkan perasaan tertekan.
"Beberapa kasus yang saya tangani, individu yang memiliki keinginan bunuh diri, atau pun mereka yang sudah mencoba berulang kali melakukan bunuh diri dapat dialami oleh semua usia baik anak, remaja sampai dewasa. Kepribadian, kontrol emosi yang kurang, masalah kehidupan sosial, dan copying stress yang rendah dari individu tersebut dapat memicu mengakhiri hidupnya," kata dia.
Sebut dia, bunuh diri dapat dicegah dengan kepedulian masyatakat. Pihak yang dilanda stres perlu dijangkau dan didengar.
"Bagi individu yang merasa memiliki beban masalah yang telah melampaui batas kemampuan untuk menyelesaikannya, "You're Not Alone", Anda tidak sendiri, mencari orang terdekat yang dapat dipercaya untuk berbagi, tidak memendam sendiri perasaan. Meningkatkan kesehatan fisik, psikis dan spiritual penting. Diharapkan juga dapat mencari tenaga profesional untuk membantu anda meningkatkan kesejahteraan psikologisnya," kata dia. (art).
• Vaksinasi Saat Berpuasa, Batalkah Puasa? Begini Fatwa MUI Terbaru
• Vaksinasi Pelayan Publik di Bolaang Mongondow, Gelombang Pertama 1.000 ASN
• Kecelakaan Maut, Pengendara Motor Tewas Tertabrak hingga Terlindas Truk saat Terobos Lampu Merah