Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mudik Lebaran 2021

Mudik Lebaran Sebentar Lagi, Tes GeNose Jadi Syarat Perjalanan, Lalu Apa Itu Tes GeNose?

Jika tahun lalu, ada larangan mudik, kali ini pemerintah memastikan tak ada larangan mudik lebaran pada 2021

Penulis: Indry Panigoro | Editor: Indry Panigoro
KOMPAS
Ilustrasi pemudik lebaran. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ramadhan 2021 sebentar lagi.

Kurang dari 1 bulan, umat Islam akan menyambut bulan suci Ramadhan dan akan menjalankan ibadah puasa selama sebulan lamanya.

Setelah itu kemudian kaum muslimin dan muslimat akan merayakan kemenangan.

Di hari kemenangan, biasanya orang-orang akan merayakannya di kampung halaman bersama sanak saudara.

Nah saat itu juga banyak yang mudik karena biasanya bertepatan dengan libur nasional dan cuti bersama.

Jika tahun lalu, ada larangan mudik, kali ini pemerintah memastikan tak ada larangan mudik lebaran pada 2021.

Mudik lebaran 2021 diperbolehkan meski Indonesia masih dilanda pandemi Virus corona.

Hanya saja, Tes GeNose jadi syarat perjalanan bagi mereka yang akan mudik lebaran 2021 tahun ini.

Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam rapat kerja bersama Komisi V DPR, Selasa (16/3/2021).

Rapat itu membahas sejumlah hal, salah satunya kesiapan transportasi untuk arus mudik dan arus balik Lebaran 2021.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi ((Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim))

Kata Budi, pemerintah tidak akan melarang masyarakat untuk mudik pada Lebaran 2021.

Perayaan Lebaran tahun ini diperkirakan masih dalam suasana pandemi Covid-19.

"Hal pertama yang bisa kami ungkapkan terkait mudik 2021. Pada prinsipnya, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan tidak melarang (mudik)," kata Budi dalam rapat kerja yang dipantau secara daring.

Ia melanjutkan, tak dilarangnya mudik karena akan ada mekanisme protokol kesehatan ketat yang disusun bersama Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19.

Salah satunya, Kemenhub dan Satgas Covid-19 akan berkoordinasi dalam hal tracing kepada masyarakat yang bepergian.

"Kementerian Perhubungan sebagai koordinator nasional angkutan Lebaran berharap penuh agar kegiatan mudik berjalan dengan baik. Oleh karenanya, saya mengajak kepada Bapak Ketua Komisi dan anggota untuk memantau persiapan mudik dan juga memantau proses mudik itu sendiri," jelasnya.

Ilustrasi mudik lebaran
Ilustrasi mudik lebaran (Tribunnews.com/Fx Ismanto)

Kendati demikian, Budi menegaskan bahwa Kemenhub juga tetap memperhatikan isu strategis yang muncul apabila mudik dilaksanakan.

Pertama, ia menyebut akan adanya lonjakan pergerakan orang.

Terlebih lagi, program vaksinasi Covid-19 yang sudah berjalan semakin membuat hasrat bepergian masyarakat tak terhindarkan.

"Program vaksinasi diprediksi akan membuat masyarakat ingin bepergian. Juga adanya PPnBM 0 persen, di mana kepemilikan mobil bisa bertambah," ujarnya.

Tes GeNose Jadi Syarat Perjalanan

Selain itu, penggunaan tes GeNose yang lebih murah sebagai syarat perjalanan di terminal, stasiun, pelabuhan, dan bandara akan dijalankan.

Menurut Budi, GeNose dimungkinkan akan meningkatkan minat perjalanan masyarakat karena penggunaannya yang mudah dan murah.

"Oleh karenanya, kita melakukan upaya penekanan agar Covid-19 yang masih banyak di masyarakat, dengan menerapkan protokol kesehatan. Dan masyarakat juga harus beradaptasi," tuturnya.

Namun, Budi juga tak melupakan faktor cuaca dan bencana alam yang bisa menjadi isu strategis pelaksanaan mudik Lebaran 2021.

Untuk itu, pihaknya mengaku terus memperhatikan kondisi cuaca dan potensi bencana alam pada masa mudik Lebaran.

Diketahui, tahun lalu, pemerintah melarang masyarakat mudik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (21/4/2020) dalam rapat terbatas lewat video conference.

"Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang," kata Presiden Jokowi saat itu.

Tes Covid-19 menggunakan alat GeNose C19 di Novotel Manado, Kamis (25/02/2021).
Tes Covid-19 menggunakan alat GeNose C19 di Novotel Manado, Kamis (25/02/2021). (tribunmanado.co.id/Fernando Lumowa)

Lalu sebenarnya apa itu GeNose?

Dikutip dari Wikipedia, Genose 19 merupakan alat test deteksi dini COVID-19 melalui hembusan nafas yang dikembangkan oleh Universitas Gajah Mada melalui teknologi artificial intelligense (AI) atau kecedasan buatan.

Cara menggunakan genose sangat mudah, seseorang dihimbau untuk tidak merokok & puasa selama setengah atau satu jam sebelum di test dilakukan.

Kemudian seseorang hanya menghembuskan napas ke kantong sekali pakai untuk kemudian dianalisis oleh alat ini, rata-rata prosesnya hanya 3 menit.

GeNose C19 memiliki sensor yang dapat mengidentifikasi Covid-19 lewat bau-bauan. Sensor pengindera tersebut untuk saat ini masih diimpor dari Jerman dan Jepang.

Sudah tentu, sensor tersebut mendapatkan sentuhan artificial intelligence (AI) atua kecerdasan buatan agar dapat menjalankan fungsinya.

Untuk tingkat akurasi GeNose C19, berikut ini adalah sejumlah penjelasan dari tim ahli UGM.

  • 1. Sensitivity 92%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif Covid-19 dengan peluang 92%.
  • 2. Specificity 94%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca tanda negatif Covid-19 dengan peluang 94%.
  • 3. Positive Predictive Value (PPV) 87%. Hal ini mengandung arti, bahwa yang benar-benar (true) positif dari hasil deteksi dengan GeNose C19, adalah 87 pasien dari 100, misalkan. Adapun 13 diantaranya false negative. Dengan kata lain, “Jika tes seseorang positif, berapa probabilitas dia betul-betul menderita penyakit?”.
  • 4. Negative Predictive Value (NPV) 97% artinya bahwa yang benar-benar (true) negatif dari hasil deteksi dengan GeNose C19 adalah 97 pasien dari 100, misalkan. Adapun 3 diantaranya false negative. Bisa juga dikatakan, “Jika tes seseorang negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak menderita penyakit?”.
  • 5. Positive Likelihood Ratio 16.4x artinya akan lebih sering mendapati 16.4 kali pasien positif dibanding negatif.
  • 6. Negative Likelihood Ratio 0,09x artinya akan mendapati 0,09 kali pasien lebih sering negatif dibanding positif.

Artikel ini hasil daur ulang Tribunmanado.co.id dari Artikel yang telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menhub Pastikan Tak Ada Larangan Mudik Lebaran 2021" dan

https://bangka.tribunnews.com/amp/2021/03/17/tak-ada-larangan-mudik-lebaran-2021-kali-ini-tapi-tes-genose-jadi-syarat-perjalanan?page=all dan dari berbagai sumber

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved