Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kabar Tokoh

Masih Ingat Amien Rais? Sebelum Meninggal Berpesan Tantang Jokowi dalam Video 30 Menit, Minta Tolong

Amien Rais sebelum meninggal dunia mengaku ingin Indonesia lebih bagus dari sebelumnya. Minta tolong Jokowi agar putar haluan.

Editor: Frandi Piring
@hanumrais
Amien Rais mengaku sebelum meninggal berharap Indonesia lebih bagus dan tantang Jokowi dalam video 30 menit. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat Amien Rais, Politisi senior sekaligus mantan ketua MPR RI?

Belum lama mendatangi Presiden Jokowi di Istana Presiden menuntut keadilan, kini Amien Rais berpesan dan menantang Jokowi bebas dari mafia tanah air lewat video 30 menit.

Amien Rais sebelum meninggal dunia ingin Indonesia lebih bagus dari sebelumnya.

Ia menakui dirinya sudah tua, tak inginkan apa-apa kecuali hal ini sebelum dia meninggal dunia.

Ayah dari Mumtaz Rais itu bicara banyak melalui channel Youtube Amien Rais Official dalam video terbarunay yang berjudul It's Now Or Never.

Amien Rais mengaku sebelum meninggal berharap Indonesia lebih bagus dan tantang <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jokowi' title='Jokowi'>Jokowi</a> dalam video 30 menit.

(Foto: Amien Rais mengaku sebelum meninggal berharap Indonesia lebih bagus dan tantang Jokowi dalam video 30 menit. (Youtube Amien Rais Official)

Dalam video berdurasi 30 menit, Amien Rais mengutarakan sejumlah kritikannya kepada pemerintahan Joko Widodo.

Mulai dari kasus korupsi, mafia, konflik Demokrat hingga adanya dugaan wacana aturan presiden 3 periode.

Di akhir videonya, pendiri Partai Ummat ini menyadari usianya yang saat ini sudah tidak muda.

Baca juga: Amien Rais Curiga Presiden 3 Periode, Ngabalin: Jangan Buat Gaduh, Kenapa Pas Ketemu Tidak Ngomong?

Baca juga: Tak Yakin Moeldoko Berani Jadi Ketum Partai Demokrat, Amien Rais Singgung Sosok Lurah

Baca juga: Dijuluki Sengkuni oleh Netizen, Amien Rais Kini Curiga Presiden Jokowi Hendak Berkuasa 3 Periode

Amien menyebut di tahun ini sudah berusia 77 tahun.

Di usia senjanya, ia menyebut sudah tak menginginkan jabatan apapun.

Amien mengatakan hanya satu keinginannya sebelum dirinya meninggal dunia.

"Saya tidak ingin jadi apa-apa, kecuali ingin sebelum i close my eyes for god, before i passed way before i die".

"Saya ingin melihat negeri ini makin bagus, jangan makin rusak karena negara yang hilang itu sudah terjadi di berbagai tempat," kata Amien dikutip TribunJakarta.com dari channel Youtubenya, Minggu (14/3/2021).

Amien tak mau Indonesia ke depan hanya tinggal kenangan seperti yang terjadi pada Uni Soviet maupun Yugoslavia.

"Apa kita mau Indonesia jadi kenangan masa lalu, kan enggak sama sekali," kata Amien.

Karena itu, Amien meminta Jokowi untuk tak tergantung pada mafia yang disebutnya makin berkuasa di negara ini.

"Pak jokowi kalau Anda memang mau legacy warisan yang bagus, tolong cepat putar haluan, mandiri, mandiri jangan tergantung pada cukong taipan.

Kita ini negeri yang besar, kekayaan alam luar biasa kayanya, jadi kalau kita berdiri di atas kaki sendiri pelan-pelan,

insyaallah kita akan jadi negara besar seperti yang kita inginkan,” kata Amien.

Amien Rais Datangi <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jokowi' title='Jokowi'>Jokowi</a> di Istana, Bawa Rombongan Tuntut Keadilan 6 Laskar FPI. Neraka Jahanam bagi para pembunuh.

(Foto: Amien Rais Datangi Jokowi di Istana, Bawa Rombongan Tuntut Keadilan 6 Laskar FPI. Neraka Jahanam bagi para pembunuh. (setpres)

Datangi Jokowi di Istana

Amien Rais mendatangi Presiden Joko Widodo di Istana untuk tuntut keadilan kasus 6 laskar FPI.

Amien Rais datang bersama rombongan Tim Pengawal Peristiwa Pembunuhan (TP3) enam laskar Rizieq Shihab.

Amien Rais dkk menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, (9/3/2021).

Amien Rais datang bersama Abdullah Hehamahua, Marwan Batubara dan Kyai Muhyiddin bertujuan untuk meminta Presiden agar

menyelesaikan kasus tewasnya enam laskar Rizieq Shihab di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek pada 7 Desember 2020 lalu, sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.

Hal itu disampaikan Mahfud Md yang mendampingi Presiden menerima kedatangan rombongan TP3 tersebut.

"Pertama penegakkan hukum harus sesuai dengan ketentuan hukum, sesuai dengan perintah Tuhan bahwa hukum itu adil." kata Mahfud.

Amien dan rombongan juga menyampaikan kepada Presiden mengenai ancaman neraka jahanam bagi mereka yang membunuh sesama mukmin tanpa hak.

"Kedua ada ancaman dari Tuhan kalau orang membunuh orang mukmin tanpa hak maka ancamannya neraka jahanam," kata Mahfud.

Rombongan TP3 juga menyampaikan keyakinannya bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap 6 laskar FPI.

Mereka meminta agar kasus tewasnya 6 laskar FPI di bawa ke pengadilan HAM karena tergolong pelanggaran HAM berat.

"Pertemuan berlangsung tidak lebih atau tidak sampai 15 menit, bicaranya pendek dan serius.

Hanya itu yang disampaikan oleh mereka, bahwa mereka yakin telah terjadi pembunuhan yang dilakukan dengan cara melanggar HAM berat.

Bukan pelanggaran HAM biasa, sehingga 6 laskar FPI itu meninggal," kata Mahfud.

Mendengar permintaan tersebut, Presiden kata Mahfud mengatakan telah meminta Komnas HAM bekerja dengan independen.

Presiden telah meminta Komnas HAM menyampaikan kronologis kejadian tersebut serta rekomendasi kepada pemerintah.

"Apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah.

Komnas HAM itu sudah memberikan laporan dan 4 rekomendasi, empat rekomendasi itu sepenuhnya sudah disampaikan kepada Presiden agar diproses secara transparan,

adil dan bisa dinilai oleh publik bahwa temuan Komnas HAM, yang terjadi di Tol Cikampek KM 50 itu adalah pelanggaran HAM biasa," kata Mahfud.

Pemerintah kata Mahfud meminta bukti kepada TP3, bahwa tewasnya enam laskar tersebut tergolong pelanggaran HAM berat.

Karena tudingan adanya pelanggaran HAM berat harus dilandaskan pada bukti bukan keyakinan.

"Saya katakan pemerintah terbuka kalau ada bukti pelanggaran HAM berat nya itu mana? sampaikan sekarang atau kalau ndak nanti sampaikan menyusul kepada Presiden.

Bukti bukan keyakinan, karena kalau keyakinan kita juga punya keyakinan sendiri sendiri bahwa peristiwa itu dalangnya si a, si b, si c, kalau keyakinan," pungkas Mahfud.

Rombongan TP3 pimpinan Amien Rais yang menemui Presiden tersebut terdiri dari Abdullah Hehamahua, Marwan Batubara, dan Kiai Muhyidin.

Sementara itu Presiden didampingi oleh Menkoplhukam Mahfud Md dan Mensesneg Pratikno.

Pertemuan tersebut berlangsung singkat, tidak lebih dari 15 menit.

Sebut Republik Mafia

Sebelumnya, dalam video yang sama, Amien Rais menyebut negara ini telah menjadi republik mafia.

“Saudara sekalian, saya pernah mengatakan bahwa Republik Indonesia hakikatnya sudah menjadi, maaf ini, republik mafia Indonesia," kata Amien.

Dia menyebut cengkraman mafia sudah melanda banyak sektor di Indonesia.

"Hampir segala bidang kehidupan bangsa sudah dicengkeram oleh mafioso itu. Ada mafia beras, mafia daging, mafia gula, mafia pupuk, mafia terigu, mafia cabe,

mafia bawang, mafia minyak, mafia obat-obatan, mafia gas, mafia pajak. Bahkan mafia olahraga, mafia skor," ujar Amien.

"Nah bahkan yang paling berat dan berbahaya adalah mafia hukum,” tambahnya.

Soal mafia hukum, Amien kemudian menyinggung kebijakan yang pernah dikeluarkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) semasa menjabat presiden.

Kala itu, SBY mengeluarkan Keppres Nomor 37 Tahun 2009 tentang satgas pemberantasan mafia hukum.

Namun sayangnya satgas tersebut tak bertahan lama sehingga Amien menyebut para mafia kembali berkuasa.

“Satgas itu luar biasa. Jadi harapan kita semua. Tetapi 2 tahun kemudian innalillah, satgas yang awalnya mencorong bersinar itu dinyatakan bubar tidak perlu diteruskan.

Tapi tentu, para bandit yang dikatakan Mahfud cukong itu, juga saya kira para bandit mafia taipan, cukong itu dengan bubarnya satgas tadi itu, tentu merasa riang gembira," beber Amien.

Demokrasi Semakin Merosot

Dalam video itu, Amien Rais menyinggung soal kondisi demokrasi di Indonesia saat ini yang disebutnya makin merosot.

"Sejak kita memproklamasikan kemerdekaan kita pada 17 Agustus 1945 demokrasi yang ingin kita tegakkan ternyata dari waktu ke waktu bukan menguat malah merosot dan makin buruk," ujarnya.

Selain itu, pendiri Partai Ummat ini menyebut bahwa demokrasi di Indonesia pada saat ini telah menjadi oligarki.

"Saat ini kita sudah tidak bisa lagi berbicara demokrasi dengan bangga, kita sadar bahwa demokrasi kita sekarang menjadi Oligarki."

"Sudah tidak lagi menguntungkan banyak orang. Hanya menguntungkan sedikit kelompok elit. ini betul membuat kita prihatin," sambungnya.

Amien menyebut, oligarki pada era saat ini terlalu jelas, dibuktikan dengan adanya salah satu kelompok yang memegang kekuasaan sesungguhnya.

"Jadi menurut saya, untuk Indonesia saat ini tafsir lama yang sifatnya state centric view, yang menganggap bahwa negara itu berkuasa,

pusat segala kekuasaan dan paling tinggi kedaulatannya itu dari waktu ke waktu sudah kalah dengan pandangan yang lebih realistis."

"Yang terjadi adalah sejak pemerintahan Bung Karno diganti oleh Soeharto hingga akhirnya Jokowi kekuasaan negara sudah dikalahkan oleh Multination Corporation (MNC),

belakangan lebih populer dengan nama TNC (Transnational Corporation)," imbuh Amien.

Amien Rais kemudian juga menyebut nama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

Hal tersebut terkait ucapan Mahgud MD sewaktu menjabat Ketua MK yang mengatakan bahwa sebanyak 92% calon kepala daerah dibiayai oleh Cukong.

"Di mana-mana, calon-calon itu 92 persen dibiayai oleh cukong dan sesudah terpilih. itu melahirkan korupsi kebijakan."

"Masih kata Mahmud, lisensi kebijakan itu biasanya berupa lisensi penguasaan hutan, tambang dan lisensi lainnya yang lebih merugikan masyarakat," ujar Amien menirukan pernyataan Mahfud MD.

Atas pernyataan tersebut, Amien memuji Mahfud MD, kemudian membandingkan sikap mantan Ketua MK periode 2008-2013 itu dengan saat ini.

"Saya kira saat itu Mahfud masih bagus, masih berbicara secara jujur tetapi Mahfud yang sekarang jauh berbeda," ungkapnya.

Menguatkan pendapatnya soal cukong, mantan politikus senior PAN ini kemudian mengutip pernyataan Ahok.

Amien mengutip ucapan Ahok dari pemberitaan yang tayang pada 26 Mei 2015 silam.

"Ahok juga pernah ngomong 26 mei 2015, Pak Jokowi tidak bisa jadi presiden kalau mengandalkan APBD," kata Amien.

"Saya ngomong jujur kok. Jadi selama ini bapak-bapak ibu-ibu jadi mengetahui.

Maka yang terbangun sekarang rumah susun, jalan inspeksi, waduk, itu semua bantuan pengembang," sambung dia mengutip ucapan Ahok yang tayang di media massa.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Amien Rais Akui Sudah Tua, Tak Inginkan Apa-apa Kecuali Hal Ini Sebelum Meninggal Dunia, https://jakarta.tribunnews.com/2021/03/14/amien-rais-akui-sudah-tua-tak-inginkan-apa-apa-kecuali-hal-ini-sebelum-meninggal-dunia?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved