Soeharto
Tepat 54 Tahun, Soeharto Ditunjuk Sebagai Pejabat Presiden RI Kudeta Soekarno
Ini merupakan puncak dari desakan untuk menggoyang pemerintahan Soekarno sejak peristiwa Gerakan 30 September 1965.
Ia diangkat sebagai komandan resimen dengan pangkat mayor yang kemudian menjabat sebagai komandan batalyon berpangkat Letnan Kolonel.
Pada 5 Oktober 1945 Soeharto diangkat sebagai anggota TNI.
Pada 27 Desember 1947 saat usianya 26 tahun, Soeharto memutuskan untuk menikah dengan Siti Hartinah (Ibu Tien) yang saat itu berusia 24 tahun.
Dari pernikahannya, mereka dikaruniai 6 orang anak yaitu, Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Harjojudanto, Bambang Trihatmodjo, Siti Hediati Herijadi, Hutomo Mandala Putra dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Saat terjadi serangan umum 1 Maret 1949, serangan besar-besaran di wilayah Yogyakarta (Ibukota Indonesia pada waktu itu) dan sekitarnya, dalam kepemimpinannya, Soeharto berhasil merebut kembali Yogyakarta dari para penjajah Belanda.
Soeharto juga memiliki peran besar dalam operasi pembebasan Irian Barat.
Pada 13 Januari 1962 Soeharto dilantik menjadi panglima Mandala dan dinaikkan pangkatnya menjadi Mayor Jenderal.
Peristiwa G-30-S/PKI yang terjadi tahun 1965 membuat Soeharto mengambil alih pimpinan Angkatan Darat dan berhasil mengembalikan keadaan negara yang kacau akibat PKI.
Akibat gugurnya Jenderal Ahmad Yani pada peristiwa tersebut, Soeharto kemudian diangkat sebagai Panglima Angkatan Darat menggantikan Jenderal Ahmad Yani.
Keadaan pemerintahan Indonesia pasca peristiwa G-30-S/PKI semakin melemah setelah banyaknya jenderal angkatan darat yang terbunuh dalam peristiwa tersebut, sehingga Presiden Soekarno memberikan perintah kepada Soeharto melalui Supersemar (Surat Perintah Sebelas Maret) untuk menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban negara.
Pada 12 Maret 1967, Soeharto ditetapkan sebagai pejabat presiden setelah pertanggungjawaban Presiden Soekarno ditolak oleh MPRS.
Kemudian pada tanggal 27 Maret 1967 MPRS melalui sidang istimewanya menetapkan Soeharto sebagai Presiden RI berdasarkan Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968 untuk menggantikan Soekarno.
Selain menjadi presiden, Soeharto juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan.
Saat masa pemerintahan Soeharto, atau lebih dikenal dengan pemerintahan Orde Baru banyak kebijakan baru yang Soeharto terapkan.
Salah satunya adalah kembalinya Indonesia menjadi anggota PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) setelah sebelumnya pada masa pemerintahan Presiden Soekarno Indonesia mengundurkan diri dari keanggotaan.
Dalam upaya pembersihan Indonesia dari sisa-sisa PKI, Presiden Soeharto memerintahkan untuk mengeksekusi warga negara yang diduga terlibat dalam gerakan PKI.
Pada 6 periode berikutnya yaitu pada tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998, Soeharto dipilih kembali sebagai Presiden RI oleh MPR sampai kerusuhan yang terjadi pada tahun 1998 di gedung DPR/MPR yang dipenuhi oleh aksi mahasiswa yang menuntut Soeharto untuk mengundurkan diri dari jabatannya.
Akhirnya pada 21 Mei 1998 Soeharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden Indonesia.
Pada tahun 1980an Soeharto berhasil menjadikan keadaan swasembada Indonesia berkembang pesat sehingga dijuluki sebagai Bapak Pembangunan.
Selain itu, oleh Dunia Barat Soeharto mendapat julukan The Smiling General karena memiliki raut wajah yang selalu tersenyum.
Soeharto wafat di usianya ke 87 tahun pada hari Minggu, 27 Januari 2008 pukul 13.10 WIB di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta.
Pada siaran persnya, wafatnya Presiden Soeharto disebabkan oleh kegagalan multi organ.
Soeharto dimakamkan di Astana Giri Bangun Jawa Tengah.
Untuk mengenang jasa presiden kedua RI tersebut, dibangunlah Museum Soeharto pada tahun 2013 di Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Bantul, Yogyakarta di mana di dalamnya dipajang informasi selama Soeharto berkarier dalam dunia militer hingga menjabat sebagai presiden RI selama 32 tahun.
Biodata
Nama : Jenderal Besar TNI (Purn.) H M Soeharto
Julukan : Bapak Pembangunan, The Smiling General
Tempat, tanggal lahir : Yogyakarta, 8 Juni 1821
Wafat : Jakarta, 27 Januari 2008
Alamat rumah : Jalan Cendana No 8, Menteng, Jakarta Pusat
Alamat makam : Astana Giribangun, Desa Girilayu, Kecamatan Matesih, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah
Alamat museum: Kemusuk, Bantul, Yogyakarta
Kantor: Istana Negara, Jakarta
Riwayat pendidikan:
1929 - 1934 : SD Puluhan, Godean dan SD Kemusuk, Bantul
1935 - 1939 : SMP Schakel Muhammadiyah, Wonogiri
1940 : Bergabung di KNIL (Koninlijk Nederlands-Indisch Leger)
1943 : Sekolah Kepolisian Jepang Keibuho
1959 - 1960 : SSKAD (Sekolah Staf Komando Angkatan Darat) Bandung
SUMBER: