Kartel Narkoba
Seorang Presiden Dituding Terima Suap Kartel Narkoba Sebanyak Rp 3,5 Miliar
Seorang terpidana penyelundup dan mantan pemimpin kartel narkoba di Honduras, bersaksi di pengadilan federal Amerika Serikat,
“Saya tak tahu darimana asalnya uang itu. Jelas seseorang meletakannya di dalam tas saya,” ujarnya dikutip dari Al-Jazeera.
“Saya telah melakukan 400 perjalanan dan tahu Anda tak bisa berpergian dengan sejumlah uang. Sangat penting untuk menginvestigasi siapa yang meletakannya di tas saya,”lanjut Zelaya.
Zelaya juga sempat menyatakan dirinya telah ditahan secara tidak adil di Twitter miliknya.
“Alasannya adalah tas dengan uang sebanyak 18.000 dolar AS, yang bukan milik saya. Dan barang itu kini berada di tangan jaksa,” tulisnya.
Zelaya mengungkapkan dia diberhentikan saat berada di ruang kontrol imigrasi Bandara Toncontin, setelah tasnya diperiksa.
Namun, juru bicara Kejaksaan Umum Honduras, Yuri Mora menegaskan bahwa Zelaya tidak ditahan.
“Apa yang terjadi sesuai dengan hukum, yaitu dengan mendokumentasikan (apa yang terjadi), dan ketika semua sudah selesai dan ditandatangani oleh Zelaya, bahwa uang itu bukan miliknya, dia dipersilakan pergi,” tuturnya.
Zelaya dikabarkan tengah akan melakukan perjalanan ke Houston, Texas, Amerika Serikat (AS), dengan destinasi terakhir Meksiko, ketika dirinya diperiksa.
Semasa menjabat sebagai Presiden Honduras, Zelaya merupakan rekan dari mantan Presiden Venezuela, Hugo Chavez.
Dia dilengserkan militer pada Juni 2009 melalui kedueta ketika tengah menyiapkan referendum untuk pemilihan Presiden.
Pihak oposisi mengatakan Zelaya tengah berusaha melakukan sebuah plot untuk mempertahankan kekuasannya.
SUMBER: