Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Samuel Paty

Ingat Kasus Guru Prancis Samuel Paty Dipegal Gara-Gara Kartu Nabi? Siswinya Ternyata Berbohong

Kabar beredar saat itu, Samuel Paty dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai bagian dari kelas kebebasan berekspresi.

Editor: Aldi Ponge
Istmewa
Oknum guru sejarah dan geografi bernama Samuel Paty (47) dibunuh dengan cara dipenggal pada Jumat (16/10/2020) 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Masih ingat kasus guru di Prancis, Samuel Paty, yang dipenggal gara-gara kartun Nabi?

Kasus ini tak hanya menghebohkan Prancis tapi menyebar ke seluruh dunia.

Samuel Paty dipenggal Abdullakh Anzorov (18) di luar tempat kerjanya, SMP Bois d'Aulne dekat Paris, pada 16 Oktober 2020.

Abdullakh Anzorov adalah remaja 18 tahun yang pindah bersama keluarganya dari Rusia ke Perancis.

Kabar beredar saat itu, Samuel Paty dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad sebagai bagian dari kelas kebebasan berekspresi.

Kini seorang siswi yang ikut menyebar kebohongan mengakui perbuatannya.

Pengacara gadis 13 tahun yang mengaku berbohong dan berujung pemenggalan Samuel Paty mengeklaim, kliennya terjebak dalam situasi.

Sebuah poster bertuliskan Saya Samuel dan bunga-bunga tergeletak di luar sekolah tempat guru sejarah yang terbunuh, Samuel Paty, bekerja, Sabtu, 17 Oktober 2020 di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris.
Sebuah poster bertuliskan Saya Samuel dan bunga-bunga tergeletak di luar sekolah tempat guru sejarah yang terbunuh, Samuel Paty, bekerja, Sabtu, 17 Oktober 2020 di Conflans-Sainte-Honorine, barat laut Paris. ((AP/Michel Euler))

Aksi itu kemudian menuai protes di mana seorang pria, Brahim Chnina, kemudian mengeluarkan identitas Paty di media sosial, berujung pembunuhannya.

Sejumlah orang ditangkap atas insiden itu, termasuk gadis 13 tahun yang notabene adalah putri Chnina.

Si gadis, yang tak disebutkan identitasnya, mengatakan kepada ayahnya bahwa Paty menyuruh siswa yang Muslim keluar kelas.

Namun berdasarkan keterangan penegak hukum, terungkap bahwa remaja itu ternyata berbohong kepada Chnina.

Dalam investigasi polisi yang diungkap November, remaja itu ternyata tidak masuk kelas saat sesi kelas 6 Oktober.

Dilansir Euronews Selasa (9/3/2021), gadis itu dijerat dengan dakwaan melakukan fitnah yang berujung pada kematian seseorang.

Pengacara si gadis, Mbeko Tabula, kepada AFP Senin (8/3/2021) berujar kliennya terjebak di situasi rumit.

"Dia terpaksa berbohong karena dia berada dalam situasi terjepit, di mana teman-teman sekelasnya memintanya menjadi juru bicara," klaim Tabula.

Karena didesak oleh teman-temannya itulah, Tabula mengatakan kliennya merasa tidak nyaman dan terpaksa memenuhi permintaan itu.

Namun, klaim Tabula mendapat kecaman pedas dari kuasa hukum keluarga Paty, Virginie Le Roy, kepada radio RTL.

"Penjelasan itu jelas tak memuaskanku. Saya merasa marah karena sejak dia sudah berniat bohong. Dampaknya sangat serius di sini," kecamnya.

Saai itu, Ayah gadis itu mengajukan keluhan hukum terhadap gurunya dan memulai kampanye kebencian online atas insiden tersebut.

Samuel Paty, guru Sejarah dan Geografi di Perancis yang dipenggal oleh remaja 18 tahun bernama Abdoullakh Anzorov pada Jumat (16/10/2020).
Samuel Paty, guru Sejarah dan Geografi di Perancis yang dipenggal oleh remaja 18 tahun bernama Abdoullakh Anzorov pada Jumat (16/10/2020). (The Sun)

Jaksa penuntut mengatakan tidak lama setelah pembunuhan itu ada "hubungan sebab-akibat langsung" antara hasutan online terhadap insiden yang menimpa Paty dan pembunuhannya.

Pelaku, Abdullakh Anzorov, 18 tahun, juga ditembak mati oleh polisi tak lama setelah serangan itu.

 Sementara gadis sekolah tersebut telah didakwa dengan tuduhan memfitnah

Ayahnya dan seorang pengkhotbah keagamaan menghadapi tuduhan terlibat dalam pembunuhan tersebut.

Presiden Emmanuel Macron kemudian menghadiahkan keluarga guru tersebut dengan kehormatan tertinggi bangsa, Légion d'honneur.

Penggambaran Nabi Muhammad secara luas dianggap tabu dalam Islam, dan dianggap sangat ofensif oleh umat Islam.

Masalah ini sangat sensitif di Perancis karena keputusan majalah satir Charlie Hebdo untuk menerbitkan kartun Nabi Muhammad.

Dua belas orang dibunuh oleh kelompok ekstremis di kantor majalah itu pada 2015 setelah gambar-gambar itu dipublikasikan.

Kasus Guru Samuel Paty Dipenggal, 4 Murid Perancis Disidang

Sebanyak empat murid di Perancis menjalani persidangan atas kasus guru bernama Samuel Paty yang dipenggal pada Oktober lalu.

Berdasarkan keterangan sumber dari yudisial, keempat pekajar yang disidang termasuk tiga yang mengarahkan langsung si pembunuh ke Paty.

SamuelPaty dipenggal pada 16 Oktober ketika pulang dari sekolah oleh Abdoullakh Anzorov, seorang remaja Chechen berusia 18 tahun.

Paty, guru Sejarah dan Geografi, dibunuh karena menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya sebagai bagian dari kelas berekspresi.

Pengadilan mendakwa tiga murid pertama karena mereka menunjukkan langsung Paty kepada Anzorov, yang kemudian membuntuti dan membunuhnya.

Sumber persidangan mengungkapkan, tiga remaja itu, berusia 13-14 tahun, dijerat dengan dakwaan bersekongkol dengan si teroris.

Dilansir kantor berita AFP Kamis (26/11/2020), pelajar keempat yang dihadapkan pada pengadilan adalah anak dari Brahim Chnina.

Brahim Chnina adalah orang yang menyebarkan identitas Paty, setelah mengecam si pendidik karena menunjukkan kartun kontroversial itu.

Anak Chnina ini didakwa telah menyebarkan fitnah tentang Paty, karena dia memberikan versinya soal kelas si pengajar meski tak pernah mendatanginya.

Kematian Paty menuai kemarahan publik Perancis, di mana Presiden Emmanuel Macron menjanjikan penindakan terhadap ekstremis.

Total, sekitar 250 orang di "Negeri Anggur" tewas dalam gelombang serangan ekstremis sejak lima tahun terakhir.

Pemenggal Kepala Guru di Perancis Sogok Murid hingga Rp 6 Juta Sebelum Beraksi

Pemenggal kepala guru sejarah di Paris telah menyogok para siswa sebesar 300 hingga 350 euro (Rp 5,2 juta hingga Rp 6 juta) sebelum melakukan aksinya pada pekan lalu, kata jaksa anti-teror Perancis pada Rabu (21/10/2020).

Samuel Paty diserang dalam perjalanan pulang pada Jumat (16/10/2020) dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine.

Dia telah menjadi sasaran kampanye kebencian secara online setelah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya selama kelas kewarganegaraan.

Melansir AFP pada Rabu (21/10/2020), pembunuhnya yang berusia 18 tahun, Abdullakh Anzorov, ternyata menyogok seorang murid yang berada di luar sekolah dengan sejumlah uang, untuk memberikan ciri-ciri dari Paty, kata jaksa Jean-Francois Ricard dalam jumpa pers.

Anzorov juga menawarkan sejumlah uang yang tersisa kepada beberapa murid yang menghampiri mereka, kata Ricard.

Sebagai imbalannya, dia menerima gambaran tentang Paty dari 2 murid yang bersamanya selama lebih dari 2 jam menunggu guru itu muncul. Saat itu murid lainnya telah pergi.

Pembunuhnya mengatakan kepada para murid bahwa dia berencana untuk "mempermalukan dan menyerang" gurunya, dan memaksanya untuk meminta maaf karena telah menayangkan kartun Nabi Muhammad.

Dua murid yang diduga membantu pembunuh, berusia 14 tahun dan 15 tahun, akan diadili, kata Ricard.

Mereka termasuk di antara 7 orang yang menghadapi tuntutan atas "konspirasi untuk melakukan pembunuhan teroris".

Penyelidikan telah mengungkapkan bahwa pembunuh itu mengetahui nama guru dan sekolah tersebut, tetapi tidak memiliki deskripsi tentang Paty, kata Ricard.

"Dia (pembunuh) hanya bisa mengidentifikasi dia (Paty) karena mendapat bantuan murid di sekolah," terangnya.

SUMBER:

https://www.kompas.com/global/read/2021/03/12/130329570/gadis-13-tahun-yang-berbohong-dan-berujung-pemenggalan-samuel-paty?page=all#page3

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved