Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Bupati Lebak Octavia Jayabaya Bakal Santet Moeldoko, Ini Ulasan Lengkap Santet Yang Akan Dikirimnya

Salah satunya Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, Banten yang mengancam akan mengirimkan santet Banten kepada KSP Moeldoko seusai gelaran KLB Deli Serdang

Editor: Fistel Mukuan
Ilustrasi: dukun santet. Mengenal santet Banten yang diucap Bupati Lebak untuk Moeldoko, Bisa Dikirim Angin hingga Api. Foto kanan : Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat ditemui di Pendopo Bupati Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Rabu (19/8/2020). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Perseteruan partai Demokrat masih terus menjadi koleksi publik.

Perseteruan Partai Demokrat berawal dari Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang.

KLB tersebut memilih Moeldoko sebagai ketua umum Partai Demokrat yang baru.

Padalah yang tercatat masih nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang ketua umum.

Dengan begitu kedua pendukung AHY dan Moeldoko memanas.

Salah satunya Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, Banten yang mengancam akan mengirimkan santet Banten kepada KSP Moeldoko seusai gelaran KLB Deli Serdang.

Berikut ini sosok Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak, Banten.

Sebelum ucapan kontroversinya ini muncul, perilaku Ketua DPC Partai Demokrat Banten ini sebelumnya juga sempat viral saat memanjat truk beberapa waktu lalu.

Setelah ucapan Iti Octavia Jayabaya menjadi perbincangan publik, kubu Moeldoko yang berseberangan dengan kubu AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) berencana melaporkan ke polisi.

Bukannya takut, Iti Octavia mengaku akan menghadapinya karena dianggap resiko perjuangan sebagai prajurit. 

Lantas, apa itu santet Banten? Penjelasannya ada di artikel di bawah ini.

Namun, mari lebih dahulu menyimak penjelasan Iti Octavia, apakah akan mengirim santet sungguhan kepada Moeldoko?

Iti Octavia mengaku bahwa pernyataan itu hanya istilah semata sebagai bentuk pembelaan terhadap Partai Demokrat pimpinan AHY.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang ancam santet Moeldoko.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya yang ancam santet Moeldoko. (INSTAGRAM @viajayabaya)

Iti pun menyatakan diri siap menghadapi berbagai resiko atas pernyataannya tersebut.

“Enggak apa-apa kita hadapi, semua kan ada resikonya, jadi pemimpin risikonya begini, jadi prajurit begini.

Ya hidup harus kita hadapi," kata Iti di Pendopo Kabupaten Lebak di Rangkasbitung, Selasa (9/3/2021).

Iti mengaku sudah mengetahui konsekuensi dari apa yang dilakukan.

Saat ini pun, kata dia, banyak pro kontra terkait pernyataannya itu.

Ia mengatakan, pernyataan tersebut dilontarkan sebagai bentuk kekesalan terhadap apa yang disebutnya sebagai "perampok" partai.

Lebih lanjut Iti menyebut KLB Partai Demokrat di Deli Serdang adalah bentuk membunuh demokrasi Indonesia.

"Kami akan berjuang membela sesuai perundang-undangan, karena KLB yang diberlakukan itu ilegal dan tidak sesuai dengan kaidah," kata Iti seperti dikutip dari Kompas.com (grup SURYA.co.id).

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Berikut profil Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko yang terpilih jadi Ketum Demokrat versi KLB.
Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. Berikut profil Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko yang terpilih jadi Ketum Demokrat versi KLB. (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Bakal dilaporkan ke Polisi

Sebelumnya, salah satu kader Partai Demokrat Hencky Luntungan berencana melaporkan Iti Octavia ke polisi terkait ucapan Bupati Lebak itu yang akan menyantet Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB Deli Serdang, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko.

Hencky menyampaikan, pernyataan Iti mau santet Moeldoko dianggap memenuhi unsur pidana dan juga bisa dijerat UU ITE.

“Kan dia kena UU ITE kena, pidana kena,” ujarnya.

Hencky mengaku memahami bahwa penggunaan santet tidak bisa diperkarakan secara hukum.

Sebab tak ada UU yang mengatur hal itu.

Hanya saja, kata dia, Iti bisa dijerat dengan pasal ancaman pembunuhan.

“Iya ancaman kepada seorang pejabat negara karena santet bunuh apa segala itu kan segala macam kan itu masuk dalam ranah pidana,” tegas dia.

Bisa dikirim lewat angin

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya tengah menjadi pembicaraan setelah pernyataan yang ingin mengirim santet Banten kepada Moeldoko.

Iti Jayabaya sendiri saat ini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Banten sekaligus Bupati Lebak.

Dia dengan tegas menyampaikan sikap penolakannya terhadap hasil KLB Deli Serdang yang menunjuk Moeldoko sebagai Ketua Umum Demokrat.

Dalam pernyataannya, Iti Jayabaya bahkan menyebut siap mengirimkan santet Banten untuk Moeldoko.

"Banten tidak gentar. Kami tetap setia pada ketum kami yang ganteng. Kalau pun kami harus turun berdemo, kami siap. Santet Banten akan dikirim untuk KSP Moeldoko," ungkap Iti.

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Twitter/AHY Via TribunJabar.id)

Apa Itu Santet Banten?

Mengutip karya disertasi kriminolog Universitas Indonesia, Tb Ronny Nitibaskara yang berjudul “Reaksi Sosial Terhadap Tersangka Dukun Teluh di Pedesaan Banten Jawa Barat (1985-1990)”, dijelaskan bahwa praktik ilmu santet atau teluh di wilayah Banten sudah dihayati dari masa ke masa sejak zaman Banten Lama atau sebelum masuknya Islam.

Menurut keyakinan penduduk Banten, terdapat bermacam ilmu teluh berdasarkan caranya.

Yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan.

Dua yang pertama mengirim benda-benda seperti jarum, paku, dan beling (pecahan kaca) lewat angin dan air.

Teluh geni (api/baja) memberi hasil lebih cepat, dengan memasukkan pisau kecil ke dalam sebuah gelas, ditutup kain, dan dibacakan mantra-mantra; jika pisau hilang dan air menjadi merah pertanda korban sebentar lagi mengalami bencana.

Untuk teluh pangjarahan dilakukan dengan meminta kepada roh halus yang menempati kuburan.

Baca juga: Hasil Babak Pertama PSG vs Barcelona 1-1, Messi cs Perlu Perjuangan Yang Berat Kejar Agregat 5-2

Baca juga: Kajati Sulut Lantik Wakajati Sulut dan kajari Manado, Pesannya Bisa Membawa Kejati Sulut Lebih Baik

Tak seram, tapi ditakuti

Sementara itu, praktisi supranatural, Ki Geni Seketi mengatakan, terkait santet atau teluh, di Indonesia ada banyak daerah yang terkenal dengan ilmu santetnya yang bisa menyakitkan bahkan bisa membuat nyawa seseorang hilang.

"Salah satu suku yang juga terkenal dengan santetnya adalah Suku Baduy Banten.

Memang, suku ini lambat laun semakin terbuka dengan masyarakat luar.

Namun, mereka tetap ditakuti karena masih melestarikan ilmu-ilmu gaib dari para leluhur," katanya seperti dikutip dari TribunBanten.com, Senin (8/3/2021).

Menurutnya, selama orang tidak mengganggu urusan dan merusak wilayah warga Suku Baduy, mereka tidak akan menggunakan ilmunya untuk melukai.

"Masyarakat suku ini tidak seseram yang dibayangkan kok.

Mereka sangat ramah dengan orang baru dan bersikap lemah lembut.

Yang pasti, selama tidak mengganggu urusan atau merusak wilayah mereka, hidupmu masih selamat," ucapnya.

Ia mengatakan, terkait soal jenis-jenis ilmu santet Banten yakni teluh angin, teluh banyu, teluh geni, dan teluh pangjarahan, yang membedakan hanyalah cara pengirimannya saja.

"Ini hanya perbedaan cara pengirimannya saja.

Melewati angin,air,api dan tanah. Kalau luar pulau biasanya pakai angin," terangnya.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sosok Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak yang Bakal Dilaporkan Kubu Moeldoko, Apa Itu Santet Banten?, https://surabaya.tribunnews.com/2021/03/10/sosok-iti-octavia-jayabaya-bupati-lebak-yang-bakal-dilaporkan-kubu-moeldoko-apa-itu-santet-banten?page=all

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved