Renungan Harian Kristen
Renungan Harian Kristen - Jangan Menolak dan Bosan Didikan Tuhan
Orang tua diposisikan sebagai pendidik dan pengajar. Mereka adalah orang-orang yang mempunyai lebih banyak pengalaman kehidupan dan telah memaknainya
Anak mungkin bisa lebih pandai dan cerdas dari orang tuanya. Namun berkaitan dengan pengalaman, sangat sulit bahkan tidak mungkin, mereka melampaui orang tuanya.
Alkitab dalam masa Perjanjian Lama, di banyak kesempatan, memvisualisasikan relasi Allah dengan umat layaknya hubungan seorang ayah dengan anaknya.
Israel dipanggil sebagai anak-Nya, ketika mereka dibebaskan dari perbudakan di Mesir.
Hubungan yang tercipta adalah hubungan yang dilandaskan kepada kasih.
Allah yang berinisiatif mengasihi dengan memanggil Abraham, Ishak dan Yakub sebagai orang pilihan-Nya.
Allah berinisiatif untuk membawa bangsa Israel keluar dari pebudakan di Mesir dan membawanya ke tanah perjanjian yaitu Kanaan, yang telah dijanjikan kepada sebelumnya.
Semua karena kasih. Tugas sang anak adalah hidup dalam ketaatan. Anak diajak untuk melihat karya kasih Allah sebagai dasar bagi mereka untuk hidup dalam ketaatan.
Penulis Kitab Amsal mendapatkan pencerahan yang sama ketika ia menulis "Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya. Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi."
Kepada anaknya (juga kepada kita masa kini) penulis Amsal memberikan pengajaran agar menempatkan atau memposisikan Allah dalam posisi seorang ayah yang mempunyai otoritas mutlak dalam kehidupan.
Sudah seharusnya, sebagai seorang anak, anak hidup dalam ketaatan kepada ayahnya.

Umat dibawa untuk taat kepada Allah, tidak bosan dengan pengajaran dan peringatan-Nya.
Umat perlu paham terus menerus bahwa Allah selalu menghendaki yang terbaik bagi umat-Nya.
Allah yang sudah berkarya dengan inisiatif-Nya sendiri untuk bertindak menyelamatkan umat, sudah bisa dipastikan bahwa Ia akan terus memelihara umat-Nya disepanjang perjalanan kehidupannya.
Umat harus yakin setiap saat bahwa Allah pasti menjaga dan melindungi umat-Nya, dalam keadaan apapun.
Bukankah ini lebih dari cukup bagi kita untuk berjalan dengan iman melalui kehidupan kita yang penuh onak dan duri?