Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Ekonomi

Sulut Ekspor Ikan ke Singapura US$ 26.000, Kirim 56 Kg Sampel Isi Gula Merah dan Sereh

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen mengatakan, produk yang diekspor ke Singapura yakni ikan tuna, lobster dan bandeng.

Penulis: Ryo_Noor | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Ryo Noor.
Peluncuran direct call ekspor di Bandara Sam Ratulangi, Senin (8/3/2021). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Provinsi Sulut melebarkan sayap ekspor produk perikanan dan pertanian ke Singapura.

Negeri Singa tersebut jadi negara kedua berstatus direct call ekspor lewat penerbangan langsung dari Bandara Sam Ratulangi.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Edwin Kindangen mengatakan, produk yang diekspor ke Singapura yakni ikan tuna, lobster dan bandeng. Sesuai data dari bea cukai, volumenya mencapai 4,2 ton dengan nilai ekspor  sekitar US$ 26.000.

Jika dirupiahkan dengan perkiraan kurs Rp 14.000, ekspor perdana ke Singapura ini sekitar Rp 364.000.000.

"Produk yang diekspor berasal dari Sulut dan Gorontalo," ujar dia ketika peluncuran direct call ekspor di Bandara Sam Ratulangi, Senin (8/3/2021)

Kindangen mengatakan, selain ekspor ikan,  pengusaha Sulut membuka peluang untuk ekspor hasil pertanian. 

"Mereka (pengusaha) kirim sampel macam-macam misalnya gula merah dan sereh," kata dia.

Sebanyak 56 kilogram sampel produk pertanian dikirim ke Singapura.

Produk ekspor ini langsung, tanpa transit diterbangkan ke Singapura dalam waktu tempuh sekitar 3,5 jam.

Kindangen mengatakan, Sulut sudah jadi hub ekspor perikanan dan pertanian Indonesia Timur.

Pada ekspor perdana ni barang dari Gorontalo dibawa ke Manado, kemudian diterbangkan ke Singapura.

Singapura menjadi negara kedua direct call ekspor ini. Sebelumnya untuk direct call ekspor ke Jepang yang sudah dirintis sejak tahun lalu, melibatkan beberapa Provinsi, yakni dari Gorontalo, Sulsel, Maluku, dan Maluku Utara.

Semua produk dikumpulkan di Sulut sebelum diekspor ke Jepang.

Setelah Jepang dan Singapura, Kindangen mengatakan, pasar incaran berikutnya Cina.

Potensi Besar

Kementerian Perdagangan RI mengapresiasi pemangku kebijakan di Provinsi Sulawesi Utara setelah berhasil mewujudkan direct call ekspor ke Singapura.

Hal itu disampaikan Kasan, Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Kemendag RI saat peluncuran direct call ekspor di VVIP Bandara Sam Ratulangi, Senin (8/3/2021).

"Kami mengapresiasi jerih payah dari stakeholder holder yang ada," kata dia.

Menurut Kasan mewujudkan direct call ini tidak mudah

"Ini sesuatu tak mudah, saya komunikasi tim Singapura.  Direct call wilayah timur, ini upaya ekstra ordinary. Dari pelabuhan internasional directll call bukan perkara mudah," ujarnya.

Kasan mengatakan , ada dua komponen yang diandalkan untuk meningkatkan ekonomi di masa Pandemi

"Selain ekspor, ada Investasi, apalagi knsumsi domestik saat ini turun

Ada dua sektor yang eksis di masa Pandemi yakni perikanan dan pertanian. Kasan mengatakan,  Kemendag akan memberikan bagian komponen transaksi ekspor. 

"Kami ada 46 lokasi di 31 negara bisa dimanfaatkan komunikasikan mintakan bantuan," ungkap dia. 

Catatan ekspor perikanan Indonesia sebenarnya masih jauh dari potensi yang ada

Tahun 2020 ekspor perikanan  Indonesia 55.2 miliar dolar. 

"Kita di urutan 13, masih jatuh dari potensi ada.

Ini  PR kita bersama, meningkatkan ekspor dari perikanan," ujarnya.

Adapun, negara tujuan ekspor Indonesia 70 persennya ada  10 negara, 9 di antara di Utara Indonesia, dan Asia tenggara. 

"Cina paling besar, Amerika, Jepang termasuk Singapura ada di 10 besar, ini pasar yang besar," jelas Kasan.

Cina saja, mengimpor 1.6 triliun us dolar. 1 persen saja diambil maka sudah berapa miliar dolar diperoleh di antaranya produk perikanan.

" perusahaan silahkan mengajak yang lainnya. Tidak hanya perikanan, pertanian juga. Angkut lewat kargo valuenya tinggi," ujarnya

Ia mencontohkan cabe ke Sumatera dari Sulut dan Gorontalo jika situasi langka diangkut lewat Kargo.

Cabe ke Sumatera dari Sulut Gorontalo situasi langka diangkut kargo udara.

"Di Riau cabe Riau datangkan dari Sulut ada dua harga yakni harga transportasi laut dan udara Beda harga bisa dihitung Rp 10-15 ribu. Konsumen nggak tahu cabe yang naik kapal dan naik pesawat," ujarnya

 Hal yang lain. Direct call bagian pemecahan masalah pengurangan Covid.

Direct call menghindari transit terlalu banyak. Biasnaya harus ke Makasar lalu ke Singapura, sekarang langsung 

"Ini awal untuk dircet call ke negara lain,  tambah produk lain, dan volume tambah bersamaan. Jaga kontinuitas direct call ini," ujarnya

Hadir pada kegiatan ini Wagub Sulut, Steven Kandouw, hadir secara virtual Heru pambudi Ditjen Bea Cukai, dan Dubes Indonesia untuk Singapura Suryo Pratomo. (ryo)

Arti Mimpi Melihat Penculik, Benarkah Berkaitan dengan Pernikahan? Ini Tafsirannya

TIPS Dekorasi Rumah, Jangan Lakukan 8 Hal Ini, Simak Penjelasannya

Fungsi Lain Kamera ETLE, Bukan Hanya Tangkap Pelanggar Lalu Lintas, Bisa Ungkap Identitas

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved