Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bacaan Alkitab

Bacaan Alkitab Senin 8 Maret 2021, Kisah Para Rasul 7:55-56 : Menikmati Kemuliaan Allah

Stefanus yang berarti mahkota, mendapatkan keistimewaan dari Allah. Dia dimuliakan Allah.

Editor: Aldi Ponge
Istimewa
Renungan Harian 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Stefanus adalah orang Kristen pertama yang mati sahid.

Dia mati sebagai martir pertama dalam kehambaan dan keimanannya kepada Tuhan Yesus.

Namun, sesuai namanya, dia menerima mahkota kemuliaan Allah. Dia mengalami hal itu menjelang ajalnya.

Stefanus yang berarti mahkota, mendapatkan keistimewaan dari Allah. Dia dimuliakan Allah.

Dia melihat dan menikmati sungguh kemuliaan Allah karena ketaatannya kepada Tuhan dan pilihannya yang terus konsisten hidup kudus dan benar di hadapan Allah.

Stefanus hidup penuh dengan Roh Kudus. Karena memang demikianlah hidupnya, selalu dalam Roh dan kebenaran Allah.

Dia pun melihat langit terbuka dan Tuhan Yesus berada di tahta-Nya yang kudus di sebelah kanan Allah Bapa.

Demikian firman Tuhan hari ini.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.

Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (ay 55, 56)

Renungan Harian Kristen: Pembalasan Hak Tuhan
Renungan Harian Kristen: Pembalasan Hak Tuhan (Istimewa)

Demikianlah kehidupan orang kudus, yang terus setia dan taat kepada Kristus. Hidupnya akan dimuliakan Allah, baik di dunia maupun saat matinya.

Sebab, Allah selalu menjaga dan menggendong kita dengan cahaya kasih-Nya yang agung dan mulia.

Stefanus menikmati pemuliaan Allah menjelang kematiannya.

Selama hidupnya, dia selalu memuliakan Tuhan, maka kehidupannya dimuliakan Allah baik saat berada di dunia, maupun dalam kekekalan bersama Tuhan Yesus.

Karena keyakinan imannya dan konsistensinya hidup kudus, setia dan taat kepada Tuhan, maka dia tidak takut dengan bahaya apapun.

Termasuk ancaman kematian. Bagi dia, hidupnya hanyalah untuk memuliakan Tuhan, maka diapun dimuliakan Alah, dibela, dikasihi, diselamatkan dan menikmati kehidupan kekal di sorga baka.

Sahabat Kristus, kita juga akan melihat kemuliaan Allah dalam hidup kita. Bahkan kita bukan hanya melihat, tapi akan menikmati kemuliaan Allah.

Kita akan dimuliakan Allah dalam hidup kita. Bukan nanti di sorga, tapi selama berada di dunia.

Asal kita setia dan taat kepada Tuhan, serta menjaga kekudusan hidup dalam kebenaran dan kasih kepada Allah dan kepada manusia, sesuai pengajaran dan keteladanan Kristus, Tuhan kita.

Bisakah kita melihat kemuliaan Allah? Di mana dan kapan kita bisa melihat kemuliaan Allah? Pasti bisa.

Setiap saat dan di mana saja. Ketika kita melihat diri kita sendiri, sesungguhnya kita sementara melihat kemuliaan Allah.

Lihatlah, isteri, suami, anak-anak, orangtua, keluarga dan sesama kita di mana saja. Itu adalah kemuliaan Kristus.

Demikian juga alam semesta dan semua yang terkandung di dalamnya. Itu adalah kemuliaan Allah.

Sebab, semuanya itu, berasal dari Allah dan merupakan ciptaan Allah yang mulia dan dikaruniakan-Nya bagi kita sebagai ciptaan-Nya yang termulia.

Kita adalah makhluk yang paling mulia, jadi diri kita ini juga adalah kemuliaan Allah.

Sebab, kita diciptakan menurut gambar Allah. Bahkan kita dibela Allah sampai mengorbankan Putera-Nya yang tunggal untuk keselamatan kita. tulah kemuliaan Allah bagi kita di dunia ini.

Sayangnya, kemuliaan Allah ini, banyak kali kita rusak dan hancurkan untuk kesenangan sesaat, sehingga hilanglah kemuliaan Allah dari diri kita. Maka siap-siaplah kita menerima penghukuman dari Allah.

Namun, jika kita mampu menjaga kekudusan hidup di hadapan Allah, maka kita akan menikmati kebahagiaan dan kedamaian dari padanya.

Kemuliaan Allah akan dikaruniakan-Nya bagi kita. Mata jasmani dan iman kita akan melihat kemuliaan Allah, seperti yang terjadi pada Stefanus.

Orang lain tidak mampu melihat dengan mata jasmani akan pemuliaan Allah bagi kita, seperti orang Yahudi yang membenci Stefanus yang tidak dapat melihat kemuliaan Allah.

Tapi kita sendiri dengan mata jasmani dan iman, akan melihat, menerima dan merasakan bahkan menilmati kemuliaan dan pemuliaan Allah bagi hidup kita.

Kita bukan hanya melihat Anak Manusia yakni duduk di sebelah kanan Bapa, tapi kita akan menikmati pemuliaan Allah dengan duduk bersama di sorga mulia dengan Sang Juruselamat dan Tuhan Yesus.

Yang penting adalah menjaga kekudusan hidup, memelihara ketaatan dan kesetiaan serta terus melakukan firman Tuhan dalam hidup kita dan rajin beribadah kepada-Nya.

Maka kita bersama keluarga yang hidup demikian, akan menikmati kemuliaan Allah. Kita akan dimuliakan Alah baik di dunia maupun di sorga. Amin

Doa: Tuhan Yesus, mampukan kami hidup kudus, setia dan taat pada-Mu agar kami menikmati kemuliaan dan pemuliaan oleh Tuhan. Amin. (JACKRIED MALUENSENG)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved