Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Penanganan Covid

Anies Baswedan Dipuji Ketua DPRD DKI soal Penanganan Covid-19, Sempat Kritik soal Saham Bir

Prasetyo Edi Marsudi, Ketua DPRD DKI Jakarta , sempat mempertanyakan kengototan Anies Baswedan melepas saham perusahaan bir Delta Jakarta.

Editor: Alexander Pattyranie
Warta Kota
Anies Baswedan Dipuji Ketua DPRD DKI soal Penanganan Covid-19, Sempat Kritik soal Saham Bir 

Sebelumnya, Kritik keras dari anggota DPRD DKI Jakarta dialamatkan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Kritik keras tersebut terkait pelaksanaan penelusuran (tracing) Covid-19 di DKI Jakarta.

Menurut anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak menilai, penelusuran Covid-19 di DKI Jakarta masih rendah sehingga pengujian (testing) yang tinggi menjadi tidak berarti.

"Dalam penanggulangan Covid-19 ini, Jakarta mengutamakan 3T, tapi lebih dominan 'testing' dan gembar-gembor melebihi standar WHO, padahal 'testing' harus diikuti 'tracing'," kata Gilbert dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (3/3/2021).

Gilbert menjelaskan kemampuan "tracing" Covid-19 Jakarta belum ideal dan terkesan tidak terbuka dan hanya dimunculkan pada Mei 2020 dengan angka 1:3, yakni dari satu kasus positif dilakukan penelusuran pada tiga orang yang berhubungan.

Idealnya, kata Gilbert, penelusuran adalah di angka 1:33 seperti di negara maju, yakni Korea Selatan dan Taiwan yang menggunakan 3T (Testing, Tracing dan Treatment) sebagai cara mengatasi pandemi.

"Idealnya adalah 1:33, sementara data DKI hanya pernah muncul sekali 1:3 di Mei 2020. Selain itu 'testing' juga banyak duplikasi data karena tidak ada 'cleansing'. Orang yang bisa berkali-kali dites, artinya 'tracing' rendah," ujar Gilbert.

Selain itu, Gilbert juga berpendapat tingginya kasus Covid-19 di Jakarta yang tak kunjung usai selama pandemi ini juga karena berpolemik dengan pemerintah pusat.

"Lebih banyak berpolemik dengan pusat sehingga energinya habis untuk hal ini," kata Gilbert.

Menurut mantan Wakil Ketua Regional South East Asia Regional Office International Agency for Prevention of Blindness WHO ini, Pemprov DKI juga lemah dalam mengawasi protokol kesehatan sehingga muncul banyak klaster pasar hingga perkantoran selama setahun Covid-19 merebak di Jakarta.

"Pengawasan yang tidak ketat dan banyak komunitas, seperti di pasar yang tidak taat protokol kesehatan, juga masyarakat yang kumpul-kumpul di lingkungan, pinggir jalan," kata Gilbert.

Anggota DPRD DKI minta keluarganya turut divaksin

Sejumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta meminta kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta agar keluarganya turut divaksin Covid-19.

Wakil Ketua DPRD DKI Muhammad Taufik mengatakan permintaan sejumlah anggota DPRD DKI tersebut karena tingginya anggota dewan berinteraksi dengan masyarakat setiap hari, termasuk di rumahnya.

"Kita kan berhubungan dengan masyarakat, lalu ketika kita pulang ke rumah bagaimana?," kata Taufik saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved