Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kudeta Myanmar

Angel Ma Kyal Sin Berpesan Sebelum Tewas Ditembak Aparat Ingin Donor Organ, Demo Anikudeta Myanmar

Angel Ma Kyal Sin tewas ditembak aparat saat demo antikudeta Junta militer Myanmar. Berpesan donor organ sebelum meninggal.

Editor: Frandi Piring
Twitter/Istimewa
Sosok Angel Ma Kyal Sin, demonstran antikudeta Junta Myanmar yang tewas ditembak aparat. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tewasnya demonstran antikudeta pemerintah militer atau Junta Myanmar bernama Angel alias Ma Kyal Sin menyimpan kesedihan mendalam dunia saat ini.

Angel Ma Kyal Sin tewas ditembak aparat saat demo antikudeta Junta militer Myanmar.

Pesan Angel sebelum tewas tertembak membuat haru banyak orang.

Dikabarkan, sebanyak 38 orang meninggal dunia dalam aksi protes pada Rabu (3/3/2021), menurut perhitungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Satu di antara korban tersebut yaitu perempuan berusia 19 tahun yang bernama Ma Kyal Sin atau Angel.

Dikutip dari Channel News Asia, Angel ditembak di kepala dan dibunuh oleh pasukan militer di Kota Mandalay.

Saat ditembak, Angel mengenakan kaus bertuliskan 'everything will be OK' atau segalanya akan baik-baik saja.

Angel (berkaos hitam Everything Will Be OK) di saat-saat terakhir hidupnya sebelum tertembak di kepala oleh polisi Myanmar, Rabu (3/3/2021).
Angel (berkaos hitam Everything Will Be OK) di saat-saat terakhir hidupnya sebelum tertembak di kepala oleh polisi Myanmar, Rabu (3/3/2021). ((Sumber: Twitter @TostevinM))

Foto Angel dan tulisan di kaus itu lantas menjadi viral di media sosial terutama di kalangan para penentang kudeta.

Terlepas dari slogan di bajunya, Angel menyadari risiko yang harus dia tanggung saat mengikuti demo.

Untuk itu, sebelum pergi Angel diketahui mengunggah di media sosial mengenai golongan darahnya dan nomor kontak yang bisa dihubungi.

Angel bermaksud menyumbangkan organ tubuhnya jika dia meninggal saat demo.

Pemakaman Angel

Lebih lanjut, ratusan pelayat yang rata-rata masih muda datang menghadiri pemakaman Angel, Kamis (4/3/2021).

Mereka berkerumun mendekati peti matinya yang terbuka dan menyanyikan lagu-lagu protes terhadap junta.

Para demonstran juga memberi hormat tiga jari sebagai simbol perlawanan, dan meneriakkan slogan-slogan menentang kudeta militer pada 1 Februari 2021 lalu.

Seorang pelayat bernama Sai Tun mengatakan, dia tidak bisa menerima apa yang terjadi pada Angel dan Myanmar.

Pihaknya sangat marah dan sedih atas perilaku junta terhadap warga sipil Myanmar.

Oleh sebab itu, demonstran akan terus melawan kediktatoran dan mengalahkan junta.

"Kami merasa sangat marah atas perilaku tidak manusiawi mereka dan pada saat yang sama sangat sedih," kata Sai Tun.

"Kami akan melawan kediktatoran sampai akhir. Kami harus menang," lanjutnya.

Sebagai informasi, lebih dari 50 orang dilaporkan telah terbunuh saat militer berjuang untuk memaksakan otoritasnya.

Mereka yang terbunuh adalah orang-orang pada generasi yang telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir di bawah pemerintahan yang dipimpin oleh Aung San Suu Kyi.

Sosok Angel Ma Kyal Sin

Baru-baru ini, kabar mengejutkan terjadi pada seorang gadis berusia 19 tahun di Myanmar.

Namanya Kyal Sin, yang juga dikenal dengan nama Angel ini tewas ditembak militer Mayanmar saat ikut dalam demontrasi menentang kudeta militer di Myanmar.

Sosok Angel Ma Kyal Sin, demonstran antikudeta Junta Myanmar yang tewas ditembak aparat.
Sosok Angel Ma Kyal Sin, demonstran antikudeta Junta Myanmar yang tewas ditembak aparat. (Twitter)

Dilansir Tribunmanado.co.id dari Tribunsolo.com yang dikutip dari kompat tv.

Dalam peristiwa tersebut Angel dalam peristiwa demonstrasi mengenakan kaos hitam bertuliskan ‘Everything will be OK’.

Tapi ternyata dia tidak baik-baik saja, kepalanya tertembus timah panas yang diletuskan polisi Myanmar.

Mungkin Angel sudah memprediksi kematiannya.

Seorang temannya, Kyaw Zin Hein, membagikan salinan pesan terakhirnya di media sosial.

Pesan itu berbunyi, "Ini mungkin terakhir kali saya mengatakan ini. Sangat mencintaimu. Jangan lupa".

Di Facebook, dia telah memposting rincian medisnya dan sebuah permintaan agar organ tubuhnya disumbangkan jika dia terbunuh.

Pesan duka dan pujian segera membanjiri halaman Facebooknya pada hari Rabu (3/3/2021).

Myat Thu, yang bersamanya saat protes, mengenang Angel sebagai perempuan muda pemberani yang menendang pipa air hingga terbuka.

Ketika air itu mengalir, para pengunjuk rasa segera mencuci gas dari mata mereka, dan segera melemparkan tabung gas air mata kepada polisi.

"Ketika polisi melepaskan tembakan, dia mengatakan kepada saya 'Duduk! Duduk! Peluru akan mengenai kamu. Kamu terlihat seperti berada di atas panggung," kenang Myat Thu, yang berusia 23 tahun.

"Dia merawat dan melindungi orang lain sebagai seorang kawan," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.

Myat Thu mengatakan, dia dan Angel termasuk di antara ratusan orang yang berkumpul dengan damai di Mandalay untuk mengecam kudeta dan menyerukan pembebasan Aung San Suu Kyi.

Sebelum penyerangan polisi, Angel dapat didengar di video berteriak, "Kami tidak akan lari" dan "darah tidak boleh ditumpahkan".

“Polisi pertama melempar mereka dengan gas air mata,” kata Myat Thu. Kemudian peluru datang.

Gambar yang diambil sebelum dia dibunuh menunjukkan Angel berbaring untuk berlindung di samping spanduk protes, dengan kepala sedikit terangkat.

Kemudian semua orang berpencar.

Tak lama kemudian, dia mendapat pesan: Seorang gadis telah meninggal.

"Saya tidak tahu bahwa itu dia," kata Myat Thu, tetapi gambar segera muncul di Facebook yang menunjukkan dia berbaring di samping korban lain.

Penari

Myat Thu mengenal Angel di kelas taekwondo.

Dia adalah seorang ahli seni bela diri serta penari di DA-Star Dance Club Mandalay.

Dia juga berbagi kebanggaan ketika memberikan suara untuk pertama kalinya pada pemilu 8 November 2020.

Angel memposting foto dirinya sedang mencium jarinya yang berwarna ungu, tanda bahwa dia telah menggunakan hak pilih.

"Pilihan pertama saya, dari lubuk hati saya," dia memposting, dengan enam hati merah. "Saya melakukan tugas saya untuk negara."

Namun kemudian tantara melakukan perebutan kekuasaan dan membatalkan hasil pemilu.

Mereka menuduh bahwa kemenangan besar partai Suu Kyi adalah sebuah kecurangan.

Namun tuduhan ini telah ditolak oleh komisi pemilihan.

Pada hari kudeta pada 1 Februari 2021, Angel bercanda di Facebook bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi jika internet terputus.

Namun pada hari-hari berikutnya, dia berdiri tegak di jalan sambil mengibarkan bendera merah Partai Liga Nasional untuk Demokrasi.

Dalam satu set gambar, dia berpose saat ayahnya mengikat pita merah di pergelangan tangannya.

Dia terus maju bahkan ketika protes semakin berbahaya dan ketika junta mengerahkan pasukan tempur dengan senapan serbu bersama polisi.

Seperti Angel, lebih dari selusin pengunjuk rasa lainnya telah terbunuh oleh tembakan di kepala.

Hal ini meningkatkan kecurigaan di antara kelompok HAM bahwa mereka sengaja menjadi sasaran.

Seorang wanita lain yang hanya menonton, juga ditembak di kepalanya, di Mandalay, pada hari Minggu.

Angel tahu dia mempertaruhkan nyawanya.

"Dia gadis yang bahagia, dia mencintai keluarganya dan ayahnya juga sangat mencintainya," kata Myat Thu, yang kini bersembunyi.

"Kami tidak dalam perang. Tidak ada alasan untuk menggunakan peluru tajam pada orang. Jika mereka manusia, mereka tidak akan melakukannya."

(Tribunnews.com/Rica Agustina)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebelum Ditembak Mati dalam Demo Antikudeta Junta Myanmar, Angel Tinggalkan Pesan Ingin Donor Organ,

https://www.tribunnews.com/internasional/2021/03/04/sebelum-ditembak-mati-dalam-demo-antikudeta-junta-myanmar-angel-tinggalkan-pesan-ingin-donor-organ?page=all&_ga=2.84511839.790850165.1614038798-2070046167.1602802769.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved