Morris Cerullo
Kisah Morris Cerullo, Pendeta Asal Yahudi yang Menginjil di Seluruh Dunia, Yatim Piatu Sejak Kecil
Selama lebih dari 50 tahun, Tuhan telah memakai Morris untuk menyampaikan pesan-pesan profetik kepada Tubuh Kristus di seluruh dunia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Siapa yang kenal dengan Morris Cerullo.
Selama lebih dari 50 tahun, Tuhan telah memakai Morris untuk menyampaikan pesan-pesan profetik kepada Tubuh Kristus di seluruh dunia.
Dia pun sudah dipanggil pulang oleh sang pencipta di usianya yang ke-88.
Cerullo dikenal sebagai seorang pria yang memiliki hasrat mandalam untuk imannya dengan beban bagi dunia yang ‘terhilang’.
Cerullo lahir pada 2 Oktober 1931 di Passaic New Jersey dan menjadi yatim piatu pada usia 2 tahun.
Kemudian dirinya dibesarkan bersama keempat saudaranya di sebuah panti asuhan Yahudi di Clifton, New Jersey.

Ia menyerahkan hidupnya pada Kristus pada usia 14 tahun dan keluar dari panti asuhan pada usia 15 tahun karena pertobatannya menjadi seorang Kristen.
Setelah menemukan imannya, Cerullo mulai berkhotbah si seluruh gereja lokal.
Dikutip dari christianheadlines.com, Inspiration TV mencatat bahwa Cerrullo menggembalakan sidang dengan 15 anggota pada usia 21 tahun dan juga melayani sebagai petugas kebersihan, petugas pemeliharaan, dan penata taman.
Ia kemudian menghadiri Sekolah Alkitab Metropolitan New York di Suffern, New York. Dia juga memegang dua gelar doktor kehormatan dari Florida Beacon College dan Oral Roberts University.
Setelah delapan tahun pelayanan, ia melakukan perjalanan misi luar negeri pertamanya ke Yunani, dan lahirlah pelayanan internasionalnya.
Dia mungkin melakukan lebih banyak misi asing daripada Amerika Serikat tempat dia tinggal.
Dia mulai bepergian ke negara-negara berkembang di dunia ketika dia berusia akhir 20-an. Ia melayani jutaan orang di 93 negara, di lebih dari 400 kota, di 7 benua termasuk Indonesia.
Kemudian, Tuhan memanggil Cerullo ke dalam pelayanan internasional yang menuntunnya untuk mendirikan organisasi Morris Cerullo World Evangelism (MCWE) pada tahun 1961.
Morris mengajarkan umat Tuhan untuk berjalan dalam pewahyuan baru, iman dan keberanian untuk memanjatkan doa-doa profetik, dan bergerak dalam dimensi kuasa dan otoritas yang baru untuk penuaian di akhir zaman dan hidup berkemenangan.
“Allah sedang membawa kita ke dalam suatu dimensi otoritas yang baru dalam doa kita sehingga kata-kata kita, yang diucapkan dengan otoritas dan didasarkan atas janji-janji Allah, akan memampukan kita untuk menghadapi setiap benteng musuh. Anda akan menghancurkan kubu-kubu dalam keluarga Anda, rumah tangga Anda, masyarakat Anda, dan bangsa Anda,” tandasnya.
Satu kasus 1976 tertentu memiliki lebih dari 80.000 orang yang hadir selama apartheid di Afrika Selatan.
Cerrullo adalah satu-satunya menteri kulit putih yang hadir pada pertemuan itu di mana penyembuhan supernatural terjadi dan rekonsiliasi rasial dimulai.
Sebagai seorang penulis, Cerrullo telah menulis lebih dari 200 buku Kristen, bersama dengan Alkitab dan renungan studi yang unik. Dia juga pembawa acara televisi "Victory Today" yang dapat dilihat di seluruh dunia.
Menurut penghormatan itu, sang penginjil telah secara pribadi melatih lebih dari 5 juta menteri berhadapan muka.
Dia meninggalkan seorang istri, dua anak, tujuh cucu, dan sembilan cicit.

DR. Morris yang berdarah Yahudi juga memiliki beban besar untuk menjangkau sesama orang Yahudi melalui Worldwide Jewish Out-reach. Sejak awal, salah satu pernyataan misi pelayanannya adalah ”Menjadi saksi bagi setiap orang Yahudi bahwa Yesus adalah Mesias.”
Dalam hidupnya, DR. Morris sering mendapatkan penghargaan dari para pemimpin akademik, spiritual dan presiden. Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya bagi penginjilan dunia.
Khususnya di Indonesia, DR. Morris pertama kali datang tahun 1972 di Manado. Setelah itu ia kembali datang tahun 2017 dengan menggelar acara di 3 kota yaitu Makassar (22 September 2017), Semarang (25 September 2017) dan Tangerang (26-28 September 2017). Kemudian, DR. Morris Cerullo menggelar acara Passing The Mantle, Partner Meeting di Hotel Mulia, Jakarta (25 Oktober 2018).
Ini adalah saat terakhir DR. Morris berkunjung ke Indonesia bulan September 2019 sebelum ia dipanggil Tuhan
Terakhir ia datang ke Indonesia khususnya Jakarta tanggal 26-27 September 2019 dalam acara “Indonesia Conference of The Holy Spirit.
”Dalam acara itu, DR. Morris Cerullo menyampaikan pesan Tuhan Bersama Ps. Raymond Mooi, Ps. Gary Whetstone, Ps. Jose Carol, dan Pdt. Tony Mulia.
Saat ini setidaknya ada 50 buku yang pernah ia tulis, seperi You Can Know How To Defeat Satan, Build Me an Army, Journey into the Promised Land: Daily Devotions for the New Millennium, Spiritual Warfare Financial Bible, Two Men From Eden dan lain-lain.
DR. Morris memiliki seorang istri bernama Theresa yang disuntingnya tahun 1951. Dari pernikahannya ia dikaruniai 3 orang anak yaitu David, Mark dan Susan.
BERITA TERKINI TRIBUNMANADO:
Baca juga: Olly Dondokambey Pimpin Rapat 3 Pilar PDIP, Ingatkan Kepala Daerah dan Wakil Jangan Pecah Kongsi
Baca juga: Yuhuuu Selamat Ya! 4 Shio ini Diramal Akan Beruntung Hari ini Selasa 2 Maret 2021, Apa Itu Shiomu?
Baca juga: Kepala BPKAD Minsel dan Jajaran Ucapkan Selamat Atas Pelantikan FDW-PYR
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: