Nasional
Kepala BNPT Buka Rakernas FKPT ke-VIII, Sebut Indonesia Negara yang Menghargai Kemajemukan
Rakornas ini menjadi ruang konsolidasi kebijakan dan strategi pemberdayaan masyarakat dalam pencegahan terorisme.
Penulis: Aswin_Lumintang | Editor: Alpen Martinus
“Itulah yang senantiasa mewarnai nilai-nilai asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa ini. Karena sejatinya bangsa kita ini bangsa toleran, menghargai perbedaan, menghargai kemajemukan, damai,
yang hari ini agak sedikit terganggu dengan adanya nilai asing yang menyebarkan paham radikal intoleran,” lanjutnya.
Ini terjadi, katanya, karena adanya propaganda Al-Qaeda, propaganda ISIS, mereka mencari pengikut dan tentunya mereka adalah bagian dari saudara kita yang harus diselamatkan.
Doktor lulusan Unpad ini menambahkan, kegiatan terorisme itu tindakan antara lain memanipulasi agama.
Meski banyak kepentingan lain dalam aksi tersebut. “Kita harus mencegah sistem nilai kaum radikal intoleran, karena bertentangan dengan dasar negara,” tegasnya.
Menurutnya, radikal itu aslinya baik. “Kita memperjuangkan Pancasila itu juga harus radikal.
Baca juga: Pak Guru Kaget Digerebek Istri Selingkuh di Kos, Ngaku Hanya Kerokan
Berpikir kritis, radikal itu keharusan. Namun kalau radikal intoleran, radikal terorisme itu tidak boleh, apalagi dilakukan di ruang publik,” jelasnya.
Ditambahkannya, bahwa memperjuangkan sistem nilai yang sudah diperjuangkan pendiri bangsa yang dari waktu ke waktu terus diganggu sistem nilai radikal intoleran, menjadi sebuah keharusan.
“Pekerjaan ke depan adalah pekerjaan kemanusiaan, luhur dan mulia.
Mempertahankan persatuan dan kesatuan di masing-masing provinsi yang bersama dan bekerja sama dengan berbagai pihak. Tapi kita harus yakin, bahwa kekuatan dapat dilakukan dengan bekerja sama,
berkolaborasi dengan semua elemen masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu, dari FKPT Sulut yang hadir dalam Rakernas yakni; Max Togas SH, Ketua FKPT Sulut, Kabid Agama Sosial dan Budaya; diwakili Tommy Saune, Kabid Perempuan dan Anak; Diane Amelia Sondakh, Kabid Pemuda dan Pendidikan; dr Makmun Djafaara, Kabid Pengkajian dan Penelitian; Delmus Puneri Salim Phd dan Kabid Media Massa Hukum dan Humas; Aswin Lumintang. (Lum)