Internasional
17 Orang Tewas Kena Serangan Udara Pertama Joe Biden di Suriah, Ini Sasarannya
Ini merupakan aksi militer pertama yang dibuat presiden berusia 78 tahun itu sejak dia dilantik pada 20 Januari 2021.
TRIBUNMANADO.CO.ID,WASHINGTON DC- Presiden Amerika Serikat Joe Biden mulai menggunakan kekuasaanya untuk melakukan aksi militer.
Kali ini yang menjadi target adalah Suriah.
Negara yang berbatasan dengan Irak tersebut dihantam dengan roket.
Diinfomasikan ada sebanyak 17 orang tewas dalam serangan udara di Suriah
yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden tersebut.
Ini merupakan aksi militer pertama yang dibuat presiden berusia 78 tahun itu sejak dia dilantik pada 20 Januari 2021.
Kementerian Pertahanan AS menerangkan,
operasi militer itu menyasar kelompok pro- Iran di perbatasan Suriah dan Irak.
Baca juga: Masih Ingat Leony Trio Kwek-kwek? Dulu Feminim, Sekarang Tomboi Dan tak Mau Menikah
"Atas perintah Presiden Biden, pasukan AS menggelar serangan udara ke infrastruktur
yang dipakai milisi pro-Iran," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby.
Dia menyatakan, pengerahan kekuatan udara itu adalah
balasan atas serangan roket yang menerjang Irak pada 15 Februari.
Hantaman roket yang menyasar wilayah Kurdistan itu menewaskan seorang kontraktor asing,
dan melukai sejumlah orang, termasuk tentara AS.
Kirby tidak menerangkan jumlah korban dalam operasi itu.
Data tersebut dipaparkan oleh Observasi untuk HAM Suriah.
Dilansir AFP Jumat (26/2/2021), organisasi yang berbasis di Inggris
itu menyebut 17 orang tewas dalam insiden di Bukamal.
Baca juga: Tiga Artis Ini Ternyata Keturunan Diponegoro, Dapat Kode Rahasia
Jet tempur "Negeri Uncle Sam" menyasar tiga truk yang penuh dengan amunisi.
Adapun yang tewas disebut berasal dari jaringan Hashed al-Shaabi.
Kirby menerangkan lokasi serangan dipakai oleh Kataeb Hezbollah dan Kataeb Sayyid al-Shuhada,
yang berbasis ke Hashed.
Serangan itu terjadi setelah pada 15 Februari,
roket menghantam kompleksi militer yang berlokasi di Erbil,
dengan korban tewas juga berasal dari rakyat biasa.
Meski Kataeb Hezbollah tidak mengaku bertanggung jawab,
Menteri Pertahanan Lloyd Austin ada milisi kuat yang mendalangi serangan di Irak.
"Kami sangat yakin dengan target yang kami kejar.
Baca juga: Sosok Cinta Sejati Bung Hatta, Dilamarkan Bung Karno, Ini Kisahnya
Kami percaya dengan apa yang kami hantam," ujar Austin setelah mengunjungi kapal induk USS Nimitz.
Baca juga: Rusia Lancarkan 130 Serangan Udara, 21 Anggota ISIS Tewas
Iran disebut berusaha mencari momen untuk membalaskan kematian jenderal mereka,
Qasem Soleimani, yang dibunuh AS tahun lalu.
Soleimani, figur senior di Garda Revolusi Iran, adalah penghubung Teheran dengan milisi di seluruh Timur Tengah.
Dia tewas setelah drone AS menghantamnya menggunakan rudal di Baghdad,
saat sampai untuk bertemu dengan pejabat Irak.
Serangan Udara Pertama Joe Biden
AS dilaporkan menggelar serangan udara ke Suriah, aksi militer pertama di bawah pemerintahan Presiden Joe Biden.
Serangan pada Kamis malam waktu setempat (25/2/2021) itu merupakan balasan atas terjangan roket di Irak pada 15 Februari.
Saat itu, seorang kontraktor tewas dan pasukan aliansi yang bertugas di Irak terluka, termasuk prajurit dari AS.
Target serangan udara itu adalah pusat kendali di perbatasan Irak,
dengan Pentagon menyatakan fasilitas itu dipakai milisi pendukung Iran.
Juru bicara Pentagon John Kirby menyatakan, serangan itu adalah respons terukur yang sudah dikonsultasikan dengan sekutu.
"Operasi ini mengirim pesan yang jelas: Presiden Biden akan bertindak untuk melindungi warga AS dan sekutunya," ujar Kirby.
Kirby menuturkan di saat bersamaan, tujuan lain mereka adalah mendinginkan situasi terkini di utara Suriah dan Irak.
Reuters yang mengutip sumber memberitakan, serangan udara itu memberi pesan AS ingin menghukum pelaku,
namun tak ingin memperkeruh situasi.
Sumber itu juga mengungkapkan, Biden sebenarnya sudah mendapat beragam pilihan dan memilih salah satu respons paling terbatas.
Dilansir Sky News, Kirby menerangkan terjangan roket di Bandara Internasional Erbil itu kini tengah diinvestigasi Baghdad.
"Saat ini, saya tidak bisa menjabarkan siapa pelakunya, dari kelompok mana,
hingga detil taktis seperti jenis senjata yang dipakai," katanya.
Kelompok Syiah bernama Saraya Awliya al Dam disebut adalah dalangnya.
Namun Iran membantah punya hubungan dengan milisi tersebut.
Serangan di Suriah itu terjadi ketika Washington berusaha duduk semeja dengan Teheran,
membahas perjanjian nuklir 2015.
Perjanjian itu sempat ditinggalkan oleh Presiden Donald Trump di 2018,
yang sekaligus mengumumkan gelombang sanksi ke Iran.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Biden Perintahkan Serangan Udara ke Suriah, 17 Orang Tewas" dan "Aksi Militer Pertama Biden: Serangan Udara ke Suriah",