Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Minahasa

Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, FBS Unima Utus 75 Mahasiswa, Gidion Maru: Wajib Tapi Bebas

Kemendikbud RI terus melakukan transformasi pendidikan dan kebudayaan. Strategi transformasi pun terus diperbaharui

Penulis: Martsindy Rasuh | Editor: David_Kusuma
Martsindy Rasuh
Dr Mister Gidion Maru MHum 

Laporan Kontributor Tribunmanado.co.id, Martsindy Rasuh

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Kemendikbud RI terus melakukan transformasi pendidikan dan kebudayaan.

Strategi transformasi pun terus diperbaharui yang tak kenal henti untuk kemajuan dunia pendidikan.

Terbaru, tahun 2020 Kemendibud RI mengeluarkan program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka,

yang merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim. 

Baca juga: Gubernur Olly Dondokambey Lantik 5 Bupati/Wali Kota Terpilih 26 Februari, Besok Wajib Ikut Tes PCR

Baca juga: Peringati Bulan K3 Nasional, PT MSM / PT TTN Kembali Gelar Aksi Donor Darah

Baca juga: Sandiaga Uno Temui Kapolri, Bahas Persiapan 5 Destinasi Wisata Super Prioritas, Pulihkan Pariwisata

Bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja.

Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.

Bagaimana penerapannya di kampus daerah, khususnya Provinsi Sulawesi Utara, termasuk di Kabupaten Minahasa?

Baca juga: Jangan Ngomong Pancasila Sejati, Kalau Belum Laksanakan Ekonomi Secara Islam

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Manusia Tidak Dapat Menyelami Pekerjaan yang Dilakukan Allah

Seperti yang disampaikan Dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Manado (Unima) Dr Donal Ratu MHum melalui Pembantu Dekan I Dr Mister Gidion Maru MHum,

jika dipahami lebih mendalam, semua program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka tujuannya menyasar pada pendidikan yang berkualitas bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dirinya menerangkan, di FBS Unima program ini mulai diberlakukan tahun 2020, bahkan semua jurusan dan program studi kurikulumnya sudah berdasarkan Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Baca juga: Mendikbud Umumkan Pembukaan Sekolah Tatap Muka Dilakukan Juli 2021

Baca juga: Sandiaga Uno Temui Kapolri, Bahas Persiapan 5 Destinasi Wisata Super Prioritas, Pulihkan Pariwisata

"Tidak semua SKS di dalam kelas. Melalui program ini, memperbolehkan mahasiswa yang ingin kontrak mata kuliah di luar jurusan yang ia ambil.

Bukan cuma itu, mau ambil di kampus lain juga boleh," tuturnya.

Pertama, kata Gidion, contoh saja Merdeka Belajar – Kampus Merdeka, FBS Unima telah melaksanakannya dan sudah mengirim beberapa kelompok mahasiswa untuk mengajar di beberapa wilayah di Sulut.

Baca juga: Penerimaan CPNS Dimulai Maret 2021, Ini Jenis dan Jumlah Formasi CPNS yang Dibutuhkan

Baca juga: Peringati Bulan K3 Nasional, PT MSM / PT TTN Kembali Gelar Aksi Donor Darah

"Tahun 2020 pada semester lalu ada 26 mahasiswa yang diutus Unima untuk ikut program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka.

Baru-baru ini pada 21 Februari 2021 ada 49 mahasiswa utusan dari Unima, totalnya 75 mahasiswa. Jadi program ini memang membantu juga para mahasiswa," jelasnya.

"Namun dalam penerapan program ini, mahasiswanya wajib tapi bebas. Dalam artian wajib

melakukan tapi pilihannya tergantung mahasiswa. Apakah mau memilih mengajar atau tidak," terangnya.

Ia menerangkan, program studi hanya memberi pencerahan, penjelasan tapi mahasiswa yang harus memilih.

Baca juga: Andrei Angouw-Richard Sualang Ditetapkan oleh DPRD Manado, Ini Harapan Vicky Lumentut

Baca juga: Wanita Iran Sudah Meninggal Serangan Jantung di Penjara, Tetap Hukuman Gantung

Keuntungannya bagi mahasiswa adalah selesai menjalankan program itu langsung dapat dikonversi ke SKS.

"Kalau mahasiswa ikut merdeka belajar maka akan cepat selesai, misalkan magang ke lembaga dan perusahaan, akan mendapat pengalaman diluar pendidikan yang diambilnya.

Begitu juga dengan mengajar, akan ada pengalaman," jelasnya.

Pada intinya, program Merdeka Belajar – Kampus Merdeka akan membentuk kompetensi tambahan. Misalkan magang di kantor media akan ada kompetensi jurnalistik,

begitu juga dengan wirausaha mendapat pengalaman menjadi pengusaha dan lain sebagainya.

Baca juga: Promo Indomaret Hari Rabu 24 Februari 2021, Produk Snack Beli 2 Gratis 1, Cek Katalog di Sini!

Sebelumnya, Mendikbud Nadiem Makarim mengungkapkan, prioritas Merdeka Belajar 2021 akan berfokus pada delapan prioritas.

Pertama, pembiayaan pendidikan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dengan target 1,095 juta mahasiswa, KIP Sekolah dengan target 17,9 juta siswa, layanan khusus pendidikan masyarakat dan kebencanaan dengan target 42.896 sekolah,

tunjangan profesi guru dengan target 363 ribu guru, dan pembinaan Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN), dan bantuan pemerintah kepada 13 SILN dan 2.236 lembaga.

Fokus selanjutnya pada Merdeka Belajar 2021 adalah program digitalisasi sekolah dan medium pembelajaran melalui empat sistem penguatan platform digital,

delapan layanan terpadu Kemendikbud, kehumasan dan media, 345 model bahan ajar dan model media pendidikan digital, serta penyediaan sarana pendidikan bagi 16.844 sekolah.

Baca juga: Pantas Sering Pakai Barang Mahal, Ternyata Segini Jatah Uang Bulanan Syahrini

Baca juga: Kecelakaan Maut Pukul 00.05 WIB, 2 Orang Tewas di Lokasi, Truk Rem Blong Banting Stir ke Pembatas

Prioritas selanjutnya adalah pembinaan peserta didik, prestasi, talenta, dan penguatan karakter.

Prioritas ini akan diciptakan melalui tiga layanan pendampingan advokasi dan sosialisasi penguatan karakter, pembinaan peserta didik oleh 345 pemerintah daerah, serta peningkatan prestasi dan manajemen talenta kepada 13.505 pelajar.

Selanjutnya, pada 2021 Kemendikbud menargetkan akan melakukan pendidikan kepada 19.624 guru penggerak, sertifikasi terhadap 10.000 guru dan tenaga kependidikan,

rekrutmen guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) oleh 548 pemerintah daerah, serta penjaminan mutu, sekolah penggerak, dan organisasi penggerak kepada 20.438 orang guru.

Sebagai prioritas berikutnya, dalam peningkatan kurikulum dan asesmen nasional Kemendikbud akan melakukan pelatihan kurikulum baru kepada 62.948 guru dan tenaga kependidikan,

pendampingan dan sosialisasi implementasi kurikulum dan asesmen di 428.957 sekolah, mengembangkan 4.515 model kurikulum dan perbukuan, dan akreditasi dan standar nasional pendidikan di 94.912 lembaga.

Baca juga: Jangan Ngomong Pancasila Sejati, Kalau Belum Laksanakan Ekonomi Secara Islam

Keenam, dalam revitalisasi pendidikan vokasi, Kemendikbud akan merevitalisasi 900 SMK yang berbasis industri 4.0, akan melakukan dukungan dan percepatan link and match dan kemitraan dengan 5.690 orang dan 250 dunia usaha dan dunia industri (DUDI),

dukungan pencapaian indeks kinerja utama pada 47 Perguruan Tinggi Negeri Vokasi, akan melakukan pendidikan kecakapan kerja dan pendidikan kecakapan kewirausahaan kepada 66.676 orang,

penguatan pendidikan tinggi vokasi pada 200 program studi, sertifikasi kompetensi kepada 300 orang dosen, penguatan pendidikan PNBP/BLU kepada 75 perguruan tinggi, dan penguatan sarana prasarana di delapan perguruan tinggi.

Prioritas yang tak kalah pentingnya adalah Kampus Merdeka. Kemendikbud mendukung sepenuhnya pencapaian indeks kinerja utama (IKU) bagi 75 PTN (BOPTN), peningkatan kelembagaan pendidikan tinggi,

competitive fund dan matching fun bagi Perguruan Tinggi Negeri maupun Perguruan Tinggi Swasta, peningkatan kualitas SDM, peningkatan kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan sehingga tercipta 50 ribu mahasiswa berwirausaha 400 ribu mahasiswa Kampus Merdeka,

660 program studi terkait inovasi pembelajaran digital, serta pengembangan kelembagaan perguruan tinggi.

Baca juga: Rizky Billar Pasang Badan Bela Devina Kirana, Tak Takut Meski Dikritik Fans Lesty Kejora

Selanjutnya yang terakhir, dalam pemajuan kebudayaan dan bahasa, Kemendikbud akan memberikan apresiasi dan peningkatan SDM kepada 5.225 orang di 994 satuan pendidikan,

mengadakan kegiatan dan program publik dengan sasaran 619.515 orang, 450 layanan, 352 kegiatan dan satu platform holistik, pengelolaan cagar budaya dan warisan budaya takbenda pada 72.305 unit,

penguatan desa dan fasilitas bidang kebudayaan kepada 359 desa dan 260 kelompok masyarakat, serta layanan kepercayaan dan masyarakat adat kepada 1.031 orang di 25 wilayah adat.

Selain itu, Kemendikbud menyasar pembinaan bahasa dan sastra bagi 4.117 penutur bahasa, pengembangan dan pelindungan bahasa dan sastra bagi 200 lembaga,

dan pelaksanaan tugas teknis pengembangan, pembinaan, dan pelindungan bahasa dan sastra di daerah bagi 21.132 penutur bahasa. (martsindy rasuh)

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Tekunlah Berdoa dan Mengucap syukurlah dalam segala hal

YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved