Dubes Filipina
Laksamana Bintang Tiga Dari Sulut Ini Saingan Tetty Paruntu Jabat Dubes Filipina
Filipina dekat secara geografis maupun kultur dengan Sulut dan Sarundajang selama ini telah menjalin hubungan baik dengan Presiden Filipina.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Posisi Duta Besar Filipina sepeninggal almarhum Sinyo Harry Sarundajang kans diisi tokoh dari Sulawesi Utara.
Penyebabnya, Filipina dekat secara geografis maupun kultur dengan Sulut dan Sarundajang selama ini telah menjalin hubungan baik dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.
Pengamat politik Taufik Tumbelaka membeber, tiga tokoh Sulut berpeluang masuk bursa calon Dubes Filipina.
"Pertama CEP atau Tetty Paruntu yang memiliki jaringan bagus di Partai Golkar pusat serta kemampuan diplomasi yang baik karena pengalaman di dunia politik sebagai ketua parpol."
"Sehingga memiliki kapasitas cukup baik untuk menjadi dubes," kata dia kepada Tribun Manado Rabu (24/2/2021) pagi via WA.
Sebut Taufik, ada juga Jerry Sambuaga yang sama sama berasal dari partai Golkar.
Namun peluangnya agak kecil karena sudah masuk dalam kabinet.
Tokoh lain yang punya kans afalah Dr. Desi Albert Mamahit.

Mamahit merupakan Laksamana berbintang 3 dari TNI-AL (Laksamana Madya) yang berpreatasi tapi belum banyak dikenal.
Catatan Tribun Manado ia pernah jadi kepala Bakamla RI tahun 2015.
Pada tahun 2014 ia pernah menjabat sebagai Rektor universitas pertahanan RI.
Di tahun 2011 ia dipercayai tugas sebagai Komandan Gugus keamanan laut.
Kemudian pernah menjabat atase angkatan laut di KBRI Washington tahun 2003 - 2006 serta United Nations Military Observer di Croatia dan Bosnia Herzegovina tahun 1995 hingga 1996.
"Dia dikenang kuat dengan pemikiran kemaritiman," katanya.
Ungkap Taufik tak mudah mencari pengganti yang setara SHS sebagai dubes Filipina. Perlu seleksi ketat.
"Untuk itu perlu didorong dimana figur-figur potensial dari Sulut untuk diajukan karena figur asal Sulut memiliki kelebihan tersendiri yaitu tidak terlalu sulit beradaptasi dengan Filipina karena kedekatan emosional tertentu," ujarnya.
Pengamat politik Sulut Alfons Kimbal menilai, wacana Bupati Minahasa Selatan Tetty Paruntu menjabat duta besar sah sah saja.
"Kalau memang betul tentu kita sebagai warga Sulut harus bangga karena ada putra Sulut yang masuk jajaran dubes mengikuti jejak mantan Gubernur Sulut Sinyo Harry Sarundajang," kata dia kepada Tribun Manado Selasa (23/2/2021) malam via WA.

Menurut dia, dubes adalah hak preoregatif Presiden. Tentu ada syarat yang musti dipenuhi.
Sebutnya, Tetty cukup memenuhi syarat. Ia mantan Bupati dua periode, punya jejaring di partai Golkar pusat dan masih menjabat ketua Golkar Sulut.
Latar belakang pendidikannya dari luar negeri serta dari keluarga intelektual cum politisi membuat Tetty musti dipertimbangkan.
Faktor kedekatandengan elit partai Golkar juga bisa jadi faktor penentu.
"Partai Golkar termasuk partai pendukung pemerintah yang tentunya punya kepentingan untuk mendorong kader terbaiknya," kata dia.
Untuk negara mana, ia membeber, bisa mana saja. "Mungkin yang dekat seperti Filipina bisa saja," ujar dia.
Kriteria Calon Dubes
Hubungan antar negara atau hubungan diplomatik memiliki tujuan untuk bekerjasama dengan dunia internasional. Hal tersebut harus dilakukan dalam hubungan diplomatik antar negara dan harus diperankan oleh diplomat.
Menurut Pengamat Politik Jefri Paat mengatakan bahwa duta besar merupakan seorang diplomat yang mewakili negara dimana kedutaan besar sebagai lembaga yang dipimpinnya berada.
Duta besar sebagai pemimipin kedutaan besar merupakan orang yang dipilih oleh presiden dengan persyaratan tertentu.
Untuk menjadi duta besar suatu negara yang mewakili negara tersebut di negara lain maupun di dalam organisasi internasional tentu tidak ditentukan secara sembarangan mengingat tugas dan wewengan kedutaan besar yang sangat penting bagi negara yang diwakilinya tersebut.
Seorang duta besar harus memahami daerah yang akan menjadi tugasnya secara jelas dan detail.
Pemahaman daerah atau negara tersebut menjadi dasar untuk dapat mewujudkan peran dan wewenang duta besar negara dimana ia ditugaskan.
Selain itu, duta besar merupakan perwakilan dan wujud sebuah negara yang diwakilinya. Untuk menjadi seorang duta besar maka syarat menjadi duta besar negara yang mutlak adalah memahami dengan baik negara yang diwakilinya.
Duta besar menjadi salah satu bentuk contoh hubungan bilateral yang terjaga dengan baik.
Memiliki inisiatif yang kuat dalam mewujudkan semua bentuk tugas dan wewenang duta besar seperti fungsi perwakilan, promosi, pemberian informasi, perlindungan, dan sebagainya.
Kemudian, kemampuan dalam menyelesaikan konflik serta masalah bilateral juga menjadi hal yang sebainya dimiliki oleh seorang duta besar disamping menjembatani setiap peran negara yang diwakilinya agar dapat eksis di dunia Internasional.
Dan yang terakhir harus ditetapkan oleh lembaga negara yang memiliki wewenang serta lolos dari tahapan proses seleksi yang diberikan oleh sebuah negara dengan syarat yang berbeda beda tentunya.
Sekedar informasi, saat ini posisi Dubes Indonesia untuk Filipina tengah dalam keadaan kosong sepeninggal almarhum Dr Drs Sinyo Harry Sarundajang.
Pria kelahiran Kawangkoan, Minahasa, Sulawesi Utara, 16 Januari 1945 silam itu, meninggal di Jakarta pada 13 Februari 2021 di umur yang ke 76 tahun. (Arthur Rompis/Andreas Ruauw)
• 4 Zodiak Ini Rentan Jatuh Cinta pada Sahabat Sendiri, Zodiakmu Termasuk?
• KUNCI JAWABAN Buku Tematik SD Kelas 4 Tema 8 Halaman 23 24 28 29, Berjudul Daerah Tempat Tinggalku
• PROFIL Daniel James, Kompatriot Ryan Giggs, Mulai Dapat Kepercayaan Solskjaer di Manchester United