Berita Feature
Kisah Pilu Penyapu Jalan Tiga Bulan Tak Digaji, Hanya Makan Nasi Campur Garam, Dijauhi Pengutang
Pengakuan Alci, salah satu penyapu jalan menuturkan mereka sekeluarga kini menggantungkan hidup pada seorang anaknya yang bekerja sebagai pemulung.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Habis sudah kesabaran para buruh sampah di Manado.
Mereka melakukan unjuk rasa menuntut pembayaran gaji yang tertunggak selama tiga bulan dan tunjangan hari raya (THR) pada Desember lalu di depan kantor Pemkot Manado, Rabu (24/2/2021) siang.
Para pengunjuk rasa yang berjumlah puluhan ini terlihat sangat emosional.
Orasi dilakukan dengan suara parau dan airmata berlinang.
Apa yang selama ini tersembunyi dalam rumah miskin, dibuka pada umum.
Beberapa tenaga harian lepas (THL) Pemkot Manado yang mengawal jatuh iba karena bernasib sama.
Pengakuan Alci, salah satu penyapu jalan menuturkan mereka sekeluarga kini menggantungkan hidup pada seorang anaknya yang bekerja sebagai pemulung.
"Suami saya tak kerja. Gaji saya tiga bulan tak dibayar. Kami hanya bergantung pada pendapatan anak," kata dia kepada Tribun Manado Rabu siang.
Dia mengaku hidup serba kekurangan. Jatah makan berkurang.
"Bahkan pernah hanya makan nasi campur minyak garam," kata dia.
Steva warga lainnya kebingungan menghidupi diri. Dirinya tak lagi bisa ngutang.
"Tukang utang sudah tak percaya lagi," katanya.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, begitulah nasib mereka.
Sudah tak terima gaji 3 bulan dan THR, beberapa dari mereka juga akan diberhentikan dengan alasan tak jelas.
"Kami sudah mau diberhentikan," kata Ismail seorang diantaranya.