Berita Minut
Pengalaman Desa Tuban Hampir Mirip Dengan Desa di Minut Ini
Beberapa warga kaya mendadak setelah beroleh uang ganti rugi lahan tol dan waduk. Desa Kawangkoan memang istimewa.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tiga desa di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur viral gara gara warganya kaya mendadak setelah beroleh uang ganti rugi kilang minyak.
Banyak warga yang beli mobil.
Hal yang kurang lebih sama pernah terjadi di Desa Kawangkoan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minut tujuh tahun lalu.
Beberapa warga kaya mendadak setelah beroleh uang ganti rugi lahan tol dan waduk.
Desa Kawangkoan memang istimewa.
Punya dua proyek besar sekaligus yakni jalan tol dan waduk. Satu proyek lainnya yakni rel kereta api tengah digeber.
Proyek proyek ini melambungkan nama desa itu jadi salah satu desa yang paling diingat di Indonesia. Padahal dulunya desa ini terpencil.
Presiden Jokowi sudah menginjak desa tersebut untuk meninjau proyek waduk.
Arnold Lumentut salah satu tokoh masyarakat setempat mengatakan, beberapa warga sempat mandi uang setelah dapat ganti rugi jalan tol dan waduk.
"Ada yang sampai beli enam mobil," kata dia kepada Tribun Manado Senin (22/2/2021) pagi di Desa Kawangkoan.
Selain beli mobil, warga yang mandi uang juga menyumbang perpuluhan di gereja.
Sebut dia, harga ganti rugi ada yang mencapai 200 ribu per meter.
"Hitung saja sepersepuluh dari 3 miliar. Jadinya 300 juta," kata mantan ketua BPD Desa Kawangkoan ini.
Ia menjelaskan waduk Kuwil sebenarnya bukan berada di desa kuwil yang merupakan desa tetangga.
Waduk itu berposisi di Desa Kawangkoan.
"Tapi entah kenapa disebut waduk kuwil," kata dia.
Tapi tak semua seberuntung itu. Ada pula yang dapat ganti rugi di bawah harga.
"Ada yang cuma 20 ribu per meter. Jadinya mereka tak mau. Uangnya sudah dititip di pengadilan," katanya.
Ada pula warga yang tidak dapat ganti rugi karena tidak punya bukti hukum atas lahan yang didiami.
Saat ini, katanya, desa tengah berupaya pulih dari pendemi Covid 19.
Aktivitas ekonomi desa yang menggeliat dengan banyaknya usaha makan, rumah kos, cafe dan lainnya, mendadak suram kala Covid datang pada awal 2020 lalu.
"Dua tahun lalu terasa dampaknya. Kini sudah berkurang. Bahkan tak begitu terasa lagi. Pekerja dari luar memang banyak tapi mereka mulai irit," kata dia.
Ia berharap waduk tersebut segera rampung agar masyarakat segera merengkuh dampak ekonomi jangka panjang desa tersebut. (art)
• Aldebaran Jahil ke Kiki Ikatan Cinta, Ayya Renita Sampai Emosi dan Balik Ancam Arya Saloka
• Harapan Politisi NasDem Boltim Muhammad Jabir Jelang Pelantikan Sachrul-Oskar
• Ingat Isabella Guzman? Gadis yang Tikam Wajah & Leher Ibunya 151 Kali: Perempuan Berdarah Dingin