Sosok
Arther Rakian 'Sulap' Sampah Jadi Kriya Bernilai Mahal
Arther mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan sekitar menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai seni.
Penulis: Martsindy Rasuh | Editor: Rizali Posumah
Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Tak banyak orang yang begitu menghargai barang bekas atau sampah.
Namun lain halnya dengan Arther N Rakian, ia merakit barang sisa-sisa ini menjadi satu kriya atau kerajinan tangan.
Arther mengolah bahan baku yang sering ditemukan di lingkungan sekitar menjadi benda-benda yang tidak hanya bernilai pakai, tetapi juga bernilai estetis dan mahal.
Lelaki bernama Arther yang juga oleh warga setempat sering dipanggil Hani ini menekuni hobinya dengan membuat mebel, pernak-pernik kerajinan tangan yang semua bahan berasal dari barang bekas, kayu bekas dan sampah.
Seperti contoh, kayu bekas yang tidak lagi digunakan masyarakat dikumpulkannya dan dibuat menjadi mebel.
Selain itu, bekas kayu juga diolahnya menjadi pernak-pernik yang bernilai mahal.
Hani begitu ia disapa, merupakan pembuat kerajinan yang diberi nama "Paula Art" merupakan warga Desa Passo, Kecamatan Kakas Barat, Minahasa.

Dirinya menekuni kerajinan ini sejak tahun 2012.
Awalnya ia mengaku hanya coba-coba membuat dari bahan bekas yang tak lagi digunakan, hingga satu waktu dimana ia mendapat kesempatan untuk memamerkan produk yang dibuatnya.
Hasilnya, Hani pernah meraih penghargaan dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulut dengan mendapat peringkat dua.
Momen itupun terus memotivasinya untuk tidak berkarya hanya sampai disitu, ia terus menuangkan hobinya itu untuk melakukan berbagai inovasi.

Bermutasi sampai pada pembuatan gazebo dari bahan dasar bambu yang tidak banyak orang tahu memiliki nilai yang sangat tinggi.
"Bahan bambu yang saya pakai merupakan bambu buangan yang tidak sering digunakan masyarakat. Misalkan yang bentuknya bengkok," ungkapnya.
Tribun Manado, pada saat berkunjung ke kediamannya sangat terpikat dengan semua jenis kriya, mebel maupun pernak-pernik yang telah dibuatnya.
Begitu banyak inspirasi yang bisa dipetik dari olahan bahan bekas dan sampah tersebut. Bahkan, jika ingin memesan cendera mata, lebih baik datangi saja Paula Art yang beralamat di Desa Passo, Jaga 7 ini.

Kerajinan dari Hani ini semua berbahan dasar bekas. Mulai dari bambu, tempurung kelapa, kayu jati, kayu dan bahan dari kelapa, sampah seperti limba kertas.
Hobinya ini lantas mendapat penghargaan dari konsumen yang memesan produknya.
"Pertama hanya hobi, tapi akhirnya banyak yang mulai tertarik dan memesan," ucap Hani kepada Tribun Manado.
Bahkan, kata Hani, konsumen yang memesan bukan hanya dalam daerah, adapula dari luar daerah Sulut.
"Para pembeli atau yang memesan ada dari Jakarta juga daerah lainnya. Mereka pesan untuk dijadikan sebagai cendera mata," katanya.
Ketika ditanya soal pengembangan serta inovasi, Hani pun menjawab bahwa dirinya terus mencari ide-ide menarin untuk mengembangkan kerajinannya sehingga sesuai dengan permintaan konsumen.
"Banyak yang pesan sesuai bentuk, model dari permintaan konsumen. Jadi saya harus ikuti keinginan konsumen bilamana mereka memesan. Misalkan membuat kapal laut, pesawat, perahu, burung, rak bunga, meja, kursi dan lain-lain," ungkapnya.
Ia pun bercerita, untuk harga dari hasil kerajinannya itu bervariasi, untuk pernak-pernik kisarannya dari Rp100 ribu hingga Rp2 juta. Sedangkan mebel sekitaran Rp300-500 ribu, kemudian untuk gazebo sampai puluhan juta.
"Semua harga yang saya sebut tergantung jenis dan model pesanan, makin sulit proses pembuatannya pasti makin mahal. Namun, dibalik dari semua itu tentu yang tak terkalahkan adalah tingkat kerajinannya yang tinggi," terangnya.
Ia mengatakan, jika ada masyarakat yang tidak lagi menggunakan bahan bekas dan sampah, boleh dibawa ke rumahnya atau nanti dijemput untuk dibuat menjadi kerajinan yang bernilai mahal. (Martsindy Rasuh)
• Kondisi Kesehatan Azriel Hermansyah di Rumah Sakit, Selang Infus Terpasang di Tangan
• SINETRON IKATAN CINTA Malam Ini Senin 22 Februari 2021, Elsa Bungkam Mateo Bikin Nino Marah
• Olly Dondokambey Target Terminal Baru Bandara Sam Ratulangi Rampung Maret, Bakal Diresmikan Jokowi