Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Desa Miliarder

Saingi Para Sultan Tuban, Warga Desa Miliarder di Kuningan Borong 30 Motor Setiap Hari

Kejadian warga mendadak kaya juga terjadi di Desa Kawungsari, Kecamatan Ciberureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Editor: Erlina Langi
tribun jabar
Warga Desa Kawungsari, Cibeureum, Cahyono (baju putih) yang membeli motor baru. Warga desa ini mendadak jadi miliarder karena terdampak pembangunan Waduk Kuningan. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Fenomena orang yang mendadak kaya belakangan ini semakin marak terjadi di Indonesia

Pasalnya kejadian warga mendadak jadi miliarder karena pembebasan lahan tak hanya terjadi di Tuban, Jawa Timur.

Kejadian warga mendadak kaya juga terjadi di Desa Kawungsari, Kecamatan Ciberureum, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Para warga disana mendapat "durian runtuh" setelah melepas lahan mereka untuk proyek pembangunan waduk.

“Kemarin ada pencairan sekitar 179 bidang tanah yang dibebaskan dengan nilai rupiah mencapai sekitar Rp 134 miliar,” kata Kepala Desa Kawungsari Kusto saat dihubungi Kompas.com, Minggu, (21/2/2021).

Kusto menyebutkan, sebagian warga menghabiskan uang membeli kendaraan. Setiap hari, ada saja warga yang membeli motor.

"Dalam setiap hari ada 30 unit motor dengan berbeda merek itu dibeli warga kami," kata Kusto dikutip dari Tribunnews.com.

Mayoritas motor yang dibeli seperti Yamaha NMax dan Honda PCX.

"Itu menjadi idola warga kami," kata Kusto.

Tak hanya motor, beberapa warga desa juga membeli mobil.

"Mungkin, sudah ada 200 motor yang sudah dibeli. Mobil juga banyak,” ujar Kusto.

Sejauh ini, tercatat 300 motor dan mobil yang telah dibeli warganya.

Satu keluarga, kata dia, bahkan membeli lebih dari satu motor.

"Ya dalam satu rumah warga kami, motor baru itu ada yang dua, tiga atau lebih dari itu. Kejadian ini sudah berjalan dan pemberian ganti untung beberapa waktu lalu," kata Kusto.

Warga yang mendapatkan uang miliaran rupiah juga banyak yang memanfatkan untuk membeli tanah untuk tempat tinggal.

Proyek pembangunan Waduk Kuningan

Foto : Proyek Waduk <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kuningan' title='Kuningan'>Kuningan</a>, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/jawa-barat' title='Jawa Barat'>Jawa Barat</a>
Foto : Proyek Waduk Kuningan, Jawa Barat (tribun jabar)

Kusto menjelaskan, yang mencapai miliaran rupiah itu merupakan ganti untung dari mega proyek pembangunan Waduk Kuningan.

Proyek yang masuk dalam program nasional itu telah berlangsung sejak 2013. Saat ini, pembangunan fisik proyek itu telah selesai.

Sementara itu, pembebasan lahan proyek waduk itu tinggal sekitar tiga persen lagi.

Pencairan ganti untung dari lahan yang dijual itu sudah ditunggu lama oleh masyarakat yang langsung memanfaatkan untuk membeli barang konsumtif.

Kisah Tarsimah Nenek Miskin di Desa Miliarder Tuban

Foto : Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/kecamatan-jenu' title='Kecamatan Jenu'>Kecamatan Jenu</a>, Kabupaten <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/tuban' title='Tuban'>Tuban</a>, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/pertamina' title='Pertamina'>Pertamina</a>, Jumat (19/2/2021).
Foto : Tarsimah, warga Dusun/Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang tidak mendapatkan berkah menjual tanah ke Pertamina, Jumat (19/2/2021). (Surya)

Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban mendadak viral.

Bahkan saat ini Kampung Sumurgeneng, mendapat julukan desa miliarder. Pasalnya ratusan kepala keluarga mendapat rezeki nomplok dari hasil jual tanah ke Pertamina.

Para miliarder baru itupun nampak saling pamer dengan memborong ratusan mobil baru untuk memenuhi keinginan dan hasrat mereka.

Meski begitu tak semua warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, yang mendapat rezeki nomplok

Potret kemiskinan sangat nampak ketika melihat kondisi Nenek Tarsimah (65), ia hanya bisa mendengar suara riuh dari para tetangganya yang menjual lahan untuk proyek kilang minyak grass root refinery (GRR), patungan Pertamina-Rosneft asal Rusia.

Dirumahnya yang kecil dan usang, ia mengatakan dirinya hanya bisa mengucapkan turut berbahagia kepada para tetangganya.

"Tidak dapat apa-apa saya, ya hanya lihat orang yang jual tanah saja pada senang," katanya ditemui di rumah, Jumat (19/2/2021).

Ia mengaku, tak punya lahan untuk dijual ke perusahaan plat merah, hingga dia hanya menyaksikan keriuhan di kampungnya saat orang ramai-ramai beli mobil.

Jangankan tanah, untuk mencukupi kehidupan sehari-hari saja ia harus bertahan dengan bantuan dari pemerintah.

Di dinding depan rumahnya, tertempel pamflet penerima bantuan pangan non tunai (BPNT) dan Program Keluarga Harapan (PKH).

"Tidak punya tanah, ya hanya rumah ini. Saya dan suami sudah tidak kerja, dapat bantuan dari pemerintah," ujarnya.

Di rumah itu ia tinggal bersama Parman (70) suaminya, yang kini mengalami sakit tidak bisa jalan.

Kondisi itu membuatnya harus tetap bertahan dengan segala keterbatasan.

Ia juga bercerita saat ini kedua anaknya sudah tidak tinggal serumah, melainkan telah berkeluarga. Ada yang tinggal di luar kota.

"Ya seadanya bertahan, melihat tetangga pada jual tanah ya saya tidak bisa apa-apa, tidak punya lahan untuk dijual juga," ungkap sambil bersandar di pintu masuk.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Cerita dari Desa Miliarder di Kuningan, Kepala Desa: Setiap Hari, Ada 30 Motor Dibeli Warga Kami

https://regional.kompas.com/read/2021/02/21/17342691/cerita-dari-desa-miliarder-di-kuningan-kepala-desa-setiap-hari-ada-30-motor?page=all#page3

Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Kisah Tarsimah Nenek Miskin Ditengah Desa Miliarder Sumurgeneng Tuban yang Kesulitan Mencari makan

https://manado.tribunnews.com/2021/02/19/kisah-tarsimah-nenek-miskin-ditengah-desa-miliarder-sumurgeneng-tuban-yang-kesulitan-mencari-makan?page=all

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved