Kisah Gadis Pemotong Kue Tamo di Tulude, Afni Harap Tulude Kembali Ditonton Turis

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Doa dan Harapan, dalam bahasa Sangihe terdengar lantang dari seorang perempuan yang memakai pakaian adat Nusa Utara berwarna merah.

Pakaian adat paporong, kerap di pakai warga Nusa Utara dirantau.

Nusa utara sebutan untuk tiga daerah kepulauan di Provinsi Sulawasi Utara, yakni Kabupaten Kepulauan Talaud, Sangihe dan Sitaro.

Paporong dipakai pada upacara adat dan kegiatan adat warga Nusa Utara lainnya.

Satu di antaranya upacara adat Tulude, digelar warga Nusa Utara di Kota Bitung setiap akhir bulan Januari atau awal bulan Februari.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, PMI Boltim Lakukan Penyemprotan Disinfektan di Tempat Umum

Baca juga: Desa Tolutu dan Pakuku Jaya, Canangkan Desa Tanggap Covid-19 

Baca juga: Basuki Hadimuljono Marah, Sulit Kerja Sama dengan Anies Atasi Banjir, Hasto: Susah Warga Jakarta

Perempuan yang memakai paporong warna merah lengkap dengan faceshild, adalah pemotong kue tamo.

Satu di antara rangkaian pada setiap pelaksanaan upacada adat Tulude.

Tahun 2021, di tengah pandemi Covid-19 Ormas Nusa Utara melaksanakan upacara Tulude Minggu (31/1/2021) di Raewaya Resort Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga.

Digelar dalam konsep livestreaming dan terbatas, hingga merapkan protokol kesehatan covid 19.

Sosok pemotong kue Tamo itu perempuan bernama, Afni Cylya Salauhiang (26) warga Kelurahan Gunung Woka.