Mimpi
Tahukah Anda Mengapa Mimpi yang Dimimpikan Semalam Terkadang Kita Lupa saat Bangun? Ini Penyebabnya
Tahukah anda mengapa terkadang mimpi yang kita dimimpikan semalam bisa lupa? Ini penjelasan Sains-nya!
TRIBUNMANADO.CO.ID - Tahukah kalian mengapa terkadang mimpi yang kita dimimpikan semalam bisa lupa?
Mungkin tak kebanyakan orang lupa melupakan mimpi yang ia mimpikan setelah bangun tidur.
Ternyata mimpi yang kita lupa saat kita bangun tidur ada penyebabnya.
Memang sepertiga hidup kita dihabiskan untuk tidur, di antaranya melibatkan mimpi (di alam bawah sadar kita) atau bangun tidur.
Kendati demikian, mengapa kita lebih sering lupa pada mimpi?

Thomas Andrillon, ahli saraf di Monash University di Melbourne, Australia mengungkapkan bahwa, manusia memang memiliki kecenderungan untuk segera melupakan mimpi.
Sains menjelaskan sebuah penelitian yang menunjukkan, apabila seseorang dibangunkan pada saat yang tepat,
kemungkinan besar dapat mengingat mimpi tersebut seperti dilansir Live Science, Kamis (31/5/2018).
Meskipun alasan pastinya tidak sepenuhnya diketahui,
namun para ilmuwan telah memperoleh beberapa wawasan tentang proses ingatan selama tidur,
yang mengarah ke beberapa gagasan yang mungkin menjelaskan mengapa tidak bisa mengingat mimpi.
Menurut sebuah studi tahun 2011 yang dipublikasikan dalam jurnal Neuron,
menyebutkan bahwa saat kita tertidur, tidak semua wilayah otak menjadi offline pada waktu yang bersamaan.
Para peneliti telah menemukan salah satu daerah yang paling terakhir tidur bernama hippocampus.
Hippocampus adalah bagian dari sistem limbik dan berperan pada kegiatan mengingat (memori) dan navigasi ruangan.
Istilah hippocampus diturunkan dari bentuknya pada potongan koronal yang menyerupai kuda laut.
"Jika hippocampus adalah bagian otak yang terakhir tidur, bisa jadi hippocampus menjadi yang terakhir bangun," kata Andrillon.
Saat bangun, kita mengingat mimpi dalam jangka pendek,
tetapi karena hippocampus belum sepenuhnya bangun, otak tidak dapat menyimpan ingatan itu.
"Beberapa data menunjukkan bahwa (selama beberapa tahap tidur) hippocampus mengirimkan informasi ke korteks, tetapi tidak menerima apapun," kata Andrillon.
"Komunikasi searah ini akan memungkinkan pengiriman memori dari hippocampus ke korteks otak untuk penyimpanan jangka panjang,
tetapi informasi baru (ingatan mimpi) tidak akan dicatat oleh hippocampus," lanjutnya.

Saat bangun, otak mungkin membutuhkan setidaknya 2 menit untuk memulai kemampuan penyandian memori.
Dalam studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Human Neuroscience,
para peneliti di Prancis memantau pola tidur pada 18 orang yang melaporkan mengingat mimpi mereka hampir setiap hari,
dan 18 orang lainnya yang jarang mengingat mimpi dengan jelas.
Mereka menemukan bahwa dibandingkan orang dengan ingatan mimpi yang rendah,
orang yang dapat mengingat mimpinya kembali dengan ingatan kuat cednerung lebih sering bangun di malam hari.
Ketika kita terbangun di tengah malam, kita bisa mengingat mimpi.
Hal ini berlangsung rata-rata 2 menit untuk ingatan tinggi, sedangkan 1 menit untuk ingatan rendah.
Kemampuan penyandian ingatan baru yang buruk selama tidur juga terkait dengan perubahan tingkat dua neurotransmitter, asetilkolin
dan noradrenalin, yang sangat penting untuk mempertahankan ingatan. Saat kita tertidur, asetilkolin dan noradrenalin turun drastis.
Kemudian, sesuatu yang aneh terjadi saat kita memasuki tahap tidur rapid eye movement (REM), yaitu tempat mimpi paling jelas terjadi.
Pada tahap ini, asetilkolin kembali ke tingkat terjaga, tetapi noradrenalin tetap rendah.
Sebuah studi tahun 2017 di jurnal Behavioral and Brain Sciences mengungkapkan bahwa para ilmuwan belum menyelesaikan teka-teki ini,
tetapi beberapa orang berpendapat kombinasi neurotransmiter khusus ini mungkin menjadi alasan kita melupakan mimpi.
Peningkatan asetilkolin menempatkan korteks dalam keadaan terangsang, mirip dengan terjaga,
sementara noradrenalin rendah mengurangi kemampuan kita untuk mengingat petualangan mimpi kita selama ini.
Mimpi yang tidak berkesan
Pikiran kita mengembara sepanjang waktu, tetapi biasanya kita membuang sebagian besar pikiran itu sebagai informasi yang tidak penting.
"Mimpi, terutama yang duniawi, mungkin seperti pikiran yang melamun dan dianggap oleh otak terlalu tidak berguna untuk diingat," ungkap Ernest Hartmann seorang peneliti mimpi yang merupakan profesor psikiatri di Tufts University School of Medicine, menulis di Scientific American.
Namun bila mendapatkan mimpi yang lebih hidup, emosional dan koheren tampaknya lebih baik diingat karena memicu lebih banyak kebangkitan, dan cerita yang terorganisir di kepala kita.
Tautan: Kompas.com
https://www.kompas.com/sains/read/2021/02/18/200200523/mengapa-kita-tak-bisa-mengingat-mimpi-sendiri-sains-jelaskan?page=all#page2