Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Marzuki Alie Setia dengan Demokrat, Putra SBY Singgung Pengkhianat: Sulit Kembalikan Kepercayaan

Marzuki lantas mengungkapkan ia tak terima dituduh hendak mengudeta AHY karena ia memiliki rasa kecintaan yang besar terhadap Partai Demokrat.

Editor: Rhendi Umar
Istimewa
Marzuki Alie Setia dengan Demokrat, Putra SBY Singgung Pengkhianat: Sulit Kembalikan Kepercayaan 

“Pak SBY nyampaikan, ‘Pak Marzuki, saya akan berpasangan dengan Pak JK. Ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Kecolongan pertama dia yang pindah. Kecolongan kedua dia ambil Pak JK. Itu kalimatnya,” kata Marzuki.

Saat ditanya kembali oleh Akbar makna dari pernyataan kecolongan dua kali, Marzuki enggan membahas lebih lanjut.

Akbar lalu menanyakan kembali apakah pernyataan SBY itu berarti menunjukkan bahwa Presiden keenam RI itu memang sudah merencanakan sejak awal untuk mencalonkan diri sebagai presiden di Pilpres 2004.

Marzuki kembali enggan menjawab. Ia khawatir keliru menafsirkan pernyataan SBY tersebut.

“Saya enggak ngerti, enggak mau bahas terlalu jauh. Saya menangkap ucapan yang ada saja. Saya enggak mau nanti salah menafsirkan,” tutur Marzuki.

“Orang kecolongan dua kali bisa aja berarti sekarang saya berhenti (dari posisi menteri), nanti Pak JK berhenti (dari posisi menteri). Bisa dianggap dua kali. Silakan, persepsi orang beragam,” lanjut Marzuki.

AHY Sentil Kudeta Kuno yang Dilakukan Para Pengkhianat: Jangan Nodai Partai yang Kita Cintai

Agus Harimurti Yudhoyono secara terang-terangan tak gentar karena kudeta menggunakan cara kuno.

Lebih dari itu sang ayah, SBY, berada di belakang dirinya.

AHY meyakini Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat masih terus berjalan.

Keyakinan itu didapat dari hasil pemantauannya sendiri serta laporan sejumlah kader partai.

Menurut AHY, pola yang dilakukan dalam melakukan kudeta kepemimpinan partai sangat kuno.

Pertama, berupaya mempengaruhi para pemilik suara, pengurus DPD dan DPC.

Kemudian mempengaruhi mantan Pengurus yang kecewa, dan mengklaim bahwa itu merepresentasikan pemilik suara.

Kedua, berupaya mencoba mempengaruhi kader Partai Demokrat dengan mengklaim telah berhasil mengumpulkan suara sekian puluh bahkan sekian ratus suara.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved