Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jatuhnya Sriwijaya Air

Fakta Baru Hasil Investigasi KNKT Terkait Sriwijaya Air, Ada Dua Kali Perbaikan Autothrottle

Kabar terbaru terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.Terkait penyebab kecelakaan yang di alami Pesawat Sriwijaya Air.

Editor: Glendi Manengal
Istimewa
Tim penyelam gabungan dari Ditpolairud, Polda Metro Jaya, Polda Banten dan Pas Pelopor Korps Brimob Polri membantu proses pencarian korban dan tubuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 di sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu, Minggu (10/1/2021). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar terbaru terkait jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Terkait penyebab kecelakaan yang di alami Pesawat Sriwijaya Air.

Hal ini disampaikan langsung dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Masih Ingat Beiby Putri Model Majalah Dewasa? Kini Ditangkap Polisi Karena Narkoba, Ini Kronologinya

Kapolda Sulut Ajak Warga Tionghoa Rayakan Imlek dengan Sederhana

Begini Penyampaian Kepala BPBD Sulut Soal Kebijakan PPPKM Mikro


Foto : Pencarian Korban Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air Diperluas. (Tribunnews)

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akan melakukan investigasi lanjutan terkait tuas Throttle mesin sebelah kiri yang mengalami anomali bergerak mundur terlalu jauh.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, sebelum mengalami kecelakaan, berdasarkan flight data recorder (FDR), pesawat SJ-182 menunjukan tuas Throttle mesin sebelah kiri bergerak mundur.

"Mundurnya Throttle mesin sebelah kiri ini, membuat tenaga mesin sebelah kiri pesawat Sriwijaya Air SJ-182 berkurang," ucap Nurcahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Lanjut Nurcahyo pada tuas Throttle sebelah kanan tidak bergerak sama sekali atau macet.

Dalam hal ini, KNKT belum bisa menyimpulkan apakah ada kerusakan pada bagian mesin tertentu atu tidak.

"Kita belum bisa menyimpulkan adanya kerusakan pada mesin, karena Throttle mesin pesawat ini memiliki 13 komponen dan harus dilakukan investigasi lanjutan terhadap komponen ini," kata Nurcahyo.

Bergeraknya tuas Throttle mesin sebelah kiri, lanjut Nurcahyo, belum diketahui penyebabnya dan akan diteliti lebih lanjut.

Begitu pula dengan tuas Throttle sebelah kanan, kenapa tidak bisa bergerak atau macet.

KNKT juga menjelaskan, pesawat SJ-182 saat melewati ketinggian 8.150 kaki setelah lepas landas tuas Throttle mesin sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.

Dari hasil investigasi yang dilakukan KNKT, Nurcahyo mengungkapkan, ada dua kerusakan yang ditunda perbaikannya sejak 25 Desember 2020.

"Penundaan perbaikan ini, atau Deferred Maintenance Item (DMI) merupakan hal yang sesuai asal tetap mengikuti panduan Minimum Equipment List atau MEL," kata Nur Cahyo.

Pada 25 Desember 2020, ditemukan penunjuk kecepatan di sisi sebelah kanan rusak dan belum berhasil diperbaiki dan dimasukan ke daftar penundaan perbaikan kategori C sesuai MEL.

Pada 4 Januari 2021, indikator pun diganti dan hasilnya terlihat bagus sehingga DMI pun ditutup.

Kemudian pada 3 Januari pilot melaporkan autothrottle tidak berfungsi dan dilakukan perbaikan dengan hasil baik.

Tetapi, pada 4 Januari 2021 autothrottle kembali mengalami kerusakan dan tidak berfungsi.

Kemudian perbaikan pun belum berhasil dilakukan, sehingga dimasukan dalam daftar DMI.

Pada 5 Januari 2021, autothrottle telah berhasil diperbaiki dan DMI pun ditutup.


Foto : Pesawat Sriwijaya Air. (istimewa)

Kronologi sebelum jatuh

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menjelaskan kronologi jatuhnya pesawat Boeing 737-500 milik Sriwijaya Air SJ 182.

Dalam penjelasan awal terkait penyebab jatuhnya SJ 182 ini, KNKT menyebutkan pesawat ini telah terbang mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan sebelumnya.

Kemudian berdasarkan rekaman flight data recorder (FDR) bahwa sistem autopilot pesawat tersebut aktif di ketinggian 1.980 kaki.

Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan, pesawat SJ 182 setelah lepas landas dan melewati ketinggian 8.150 kaki tuas pengatur tenaga mesin atau Throttle sebelah kiri bergerak mundur sehingga tenaga berkurang.

"Sementara itu tuas pengatur tenaga mesin sebelah kanan tetap. Kemudian saat melewati ketinggian 10.600 kaki, pesawat berada di posisi 46 derajat lalu mulai berbelok ke arah kiri," ucap Nur Cahyo dalam konferensi pers virtual, Rabu (10/2/2021).

Nurcahyo menjelaskan, sebelumnya pilot pesawat SJ 182 meminta kepada petugas Air Traffic Controller (ATC) untuk berbelok ke 75 derajat dan diizinkan.

ATC pun memprediksi perubahan arah ini akan membuat SJ 182 bertemu dengan pesawat lain dengan tujuan yang sama. Maka pesawat ini pun diminta untuk mempertahankan ketinggian di 11.000 kaki.

"Pada ketinggian 10.900 kaki, menurut data FDR sistem autopilot tidak aktif dan tuas Throttle sebelah kiri kembali turun dan tenaga semakin berkurang sedangkan tuas Throttle sebelah kanan tidak bergerak," ucap Nurcahyo.

Kemudian pada ketinggian tersebut, pesawat kemudian mulai turun dan sistem autopilot tidak aktif atau disengage.

Sikap pesawat pun menurut data FDR pada posisi naik atau pitch up, dan pesawat miring ke kiri. Kemudian tuas mesin Throttle sebelah kiri kembali berkurang.

Melihat anomali tersebut, lanjut Nurcahyo, ATC pun meminta pesawat SJ 182 untuk menaikan ketinggian ke 13 ribu kaki dan dijawab oleh pilot.

"Ini komunikasi terakhir ATC dengan pesawat SJ 182, dan FDR sudah tidak merekam data penerabngan selama 20 detik," ujar Nurcahyo.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Fakta Baru, Tuas Pengatur Mesin Kiri Pesawat SJ-182 Bergerak Mundur, Ini Penjelasan KNKT, https://www.tribunnews.com/nasional/2021/02/10/fakta-baru-tuas-pengatur-mesin-kiri-pesawat-sj-182-bergerak-mundur-ini-penjelasan-knkt?page=all.

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved