Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kesehatan

Pembekuan Darah Dapat Membahayakan Pasien Penderita Covid-19, Kenali Apa Itu D-dimer 

Pembekuan darah menjadi salah satu yang menyebabkan beberapa orang dengan Covid-19 mengembangkan sakit parah.

Editor: Fistel Mukuan
zoom-inlihat foto Pembekuan Darah Dapat Membahayakan Pasien Penderita Covid-19, Kenali Apa Itu D-dimer 
NET
Ilustrasi

Jika hasil tes darah D-dimer berada pada kisaran normal atau negatif dan seseorang tidak memiliki banyak faktor risiko, kemungkinannya tidak mengalami emboli paru.

Namun, jika hasil D-dimer menunjukkan angka yang tinggi atau positif, ini menandakan adanya pembentukan gumpalan yang signifikan dan degradasi yang terjadi di tubuh.

Hasil D-dimer positif tidak menunjukkan lokasi keberadaan gumpalan di tubuh.

Sehingga, diperlukan tes lebih lanjut untuk mendapatkan informasi tersebut.

Selain itu, terdapat faktor lain yang dapat menyebabkan hasil D-dimer tinggi, termasuk:

Operasi atau trauma
Serangan jantung
Infeksi
Penyakit hati
Kehamilan

Bukti emboli paru

Sebuah penelitian yang ditulis tim dari Centre Hospitalier Universitaire de Besancon di Perancis melaporkan, sebanyak 23 dari 100 pasien di rumah sakit dengan Covid-19 parah memiliki tanda-tanda emboli paru, yaitu gumpalan darah yang telah menyebar ke paru-paru.

Pasien-pasien ini lebih mungkin berada di unit perawatan kritis dan memerlukan ventilasi mekanis, dibandingkan orang yang tidak memiliki emboli paru.

Penemuan ini didukung oleh studi yang dilakukan tim peneliti lain dari Hopitaux Universitaires de Strasbourg di Perancis.

Diungkapkan, sebanyak 30 persen dari 106 pasien di rumah sakit dengan Covid-19 parah menunjukkan tanda-tanda pembekuan darah di paru-parunya.

"Tingkat (emboli paru) ini lebih tinggi daripada yang biasanya ditemui pada pasien sakit kritis tanpa infeksi Covid-19 (sebesar 1,3 persen) atau pada pasien gawat darurat (3–10 persen)," ujar peneliti tersebut.

Tim Strasbourg juga menemukan, orang-orang tersebut juga memiliki tingkat D-dimer yang lebih tinggi dalam darahnya dibandingkan orang yang tidak memiliki emboli paru.

Prof. van Beek menjelaskan, sudah ada bukti adanya hubungan antara tingkat D-dimer yang tinggi dan hasil yang buruk untuk pasien dengan Covid-19.

Berdasarkan analisis yang dilakukan, para peneliti merekomendasikan untuk mengukur kadar D-dimer, memantau tanda-tanda emboli atau trombosis, dan inisiasi awal terapi antikoagulasi untuk menghindari pembekuan darah.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal D-dimer dan Bahaya Pembekuan Darah pada Pasien Covid-19", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/tren/read/2021/02/08/202000165/mengenal-d-dimer-dan-bahaya-pembekuan-darah-pada-pasien-covid-19?page=all

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved