Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Kisah Cinta Mutawalli Nekat Pergi Sendirian Lamar Edanur di Turki, Pemuda Jambi, 'Teman Jadi Demen'

Edanur Yildiz (22) yang tinggal di Inegol provinsi Bursa barat laut Turki pergi ke Indonesia pada 2019 sebagai bagian dari program pertukaran pelajar.

Editor: Frandi Piring
Instagram/eseseda98
Muhammad Mutawalli Asshidiqiy (27), pergi sendirian ke Turki lamar kekasihnya Edanur Yildiz. 

Atas persetujuan keluarganya, Muhammad Mutawalli Asshidiqiy pergi ke Inegol untuk pertunangan.

Karena mahalnya biaya penerbangan, keluarga Asshidiqiy tidak dapat menghadiri upacara secara langsung.

Sebagai gantinya, mereka mengadakan upacara adat untuk menikahi gadis itu melalui konferensi video.

Melalui tayangan langsung itu, keluarga calon pengantin pria meminta persetujuan dari keluarga mempelai wanita.

Kegiatan diikuti dengan upacara pertunangan dan pasangan itu menyatakan pertunangan mereka di media sosial dengan gambar.

Yildiz, yang melanjutkan studi universitasnya, mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa dia disambut dengan hangat oleh masyarakat Indonesia selama dua minggu tinggal di negara tersebut.

Muhammad <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/mutawalli-asshidiqiy' title='Mutawalli Asshidiqiy'>Mutawalli Asshidiqiy</a> (27), pergi sendirian ke <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/turki' title='Turki'>Turki</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lamar' title='lamar'>lamar</a> kekasihnya <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/edanur-yildiz' title='Edanur Yildiz'>Edanur Yildiz</a>.

(Foto: Muhammad Mutawalli Asshidiqiy (27), pemuda asal Jambi, Indonesia, nekat pergi sendirian ke Turki, untuk melamar kekasihnya Edanur Yildiz (22). /Anadolu Agency)

Ia mengaku tidak mengalami kesulitan karena pelajar Indonesia bisa berbahasa Turki.

“Di sana, saya bertemu Mutawalli. Mutawalli tidak tahu bahasa Turki, karena dia bukan pelajar di Turki,” kata Yildiz.

“Awalnya, kami hanya berteman, lalu hubungan kami tumbuh dan ketika menjadi serius, kami memutuskan untuk bertunangan.”

Dia mengatakan keluarganya pada awalnya ragu-ragu tentang hubungan mereka.

Sementara ibunya tidak menganggap hubungan itu aneh, ayahnya berpikir berbeda, tetapi dia kemudian diyakinkan untuk mendukung pasangan itu.

Yildiz mengatakan mereka belum memutuskan negara mana mereka akan menjadi tuan rumah upacara pernikahan.

Asshidiqiy mengatakan dia belajar sejarah Turki dan Ottoman selama pendidikannya dan dia mencintai Turki dan rakyatnya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved