Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bolsel

Lampu Solar Cell Tak Berfungsi, Jalur Dua Toluaya Menyeramkan di Malam Hari

Gelap gulita, itulah kesan pertama warga ketika hendak melewati jalur dua Toluaya di malam hari.

Penulis: Nielton Durado | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Nielton Durado
Jalur dua di Desa Toluaya, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolsel, menjadi pilihan tempat olahraga bagi masyarakat di pagi dan sore hari. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLAANG UKI -- Jalur dua di Desa Toluaya, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolsel, menjadi pilihan tempat olahraga bagi masyarakat di pagi dan sore hari. 

Selain bisa mendapatkan udara segar, masyarakat juga bisa menikmati hamparan hijaunya sawah. 

Namun keindahannya hanya bertahan sampai sore hari saja.

Pada malam hari, jalur dua di Desa Toluaya bak kuburan. 

Gelap gulita, itulah kesan pertama warga ketika hendak melewati jalur dua Toluaya di malam hari. 

Gelapnya jalur dua dipicu karena jejeran lampu solar cell banyak yang tak berfungsi. 

Bahkan dari 37 buah lampu solar Cell di jalur tersebut.

Kurang lebih hanya ada 8 saja yang berfungsi. 

Beberapa lampu bahkan seperti lampu disko, yang menyala dan kemudian padam lagi.

Sahrul salah satu warga mengaku jika jalur dua Toluaya sangatlah gelap di malam hari. 

Padahal menurutnya jalur ini harus ditata karena ada icon Bolsel disana. 

"Disini ada Islamic Center, harusnya ini diperindah lagi," ujarnya ketika ditemui Tribun Manado, Kamis (4/1/2021) di dekat jalur Dua Toluaya. 

Ia mengatakan jika sudah bertahun-tahun jalur dua Toluaya ini gelap.

Bahkan kendaraan yang melewati jalur dua di malam hari bisa dihitung dengan jari. 

"Ini karena jalur dua sangatlah gelap. Jadi mereka takut lewat disini," ucapnya. 

Verawati warga lainnya mengaku jika jalur dua Toluaya juga sering jadi ajak balapan liar. 

Menurutnya hal ini terjadi pada sore hari dan juga pada saat malam. 

"Biasanya anak-anak SMA yang sering balapan disini, dan itu sangat menggangu," aku dia. 

Ibu satu orang anak ini meminta agar pihak kepolisian bisa menindak hal-hal seperti ini. 

"Kalau balap liar sebaiknya ditindak, tapi kalau jalurnya gelap itu butuh perhatian pemerintah," aku dia. 

Senada diungkapkan Fitri salah satu pengendara, ia meminta agar Pemkab Bolsel memperhatikan jalur dua Toluaya dan Popodu. 

"Ini kan letaknya di Ibukota, jadi harusnya bisa lebih dipercantik," aku dia. 

Menurut wanita 21 tahun itu, jika wajah Bolsel tergantung dari keindahan dan keadaannya ibukotanya. 

Hal ini akan berdampak negatif bagi pendatang yang mampir ke Bolsel. 

"Jika mereka melewati jalur ini, maka kesan mereka akan sangat buruk," tegasnya. 

Terpisah, Sekertaris Desa (Sekdes) Toluaya Riski Gobel mengatakan, jika pembangunan solar cell di desanya bukan dibangun oleh pihaknya. 

Ia menambahkan jika pengadaan jalur dua tersebut berasal dari Pemkab Bolsel. 

"Pengadaannya bukan dari desa, tapi dari pemerintah daerah," ungkapnya. 

Ia menambahkan jika sebelumnya menjadi Sekdes, jalur dua Toluaya tersebut sudah ada. 

"Saya baru jadi Sekdes, tapi jalur dua itu sudah ada," aku dia. 

Terpisah, Sekertaris Dinas Perhubungan (Dishub) Bolsel Masni H. Pomo, membenarkan jika jalur dua Toluaya masuk dalam program pengadaan mereka. 

"Iya itu salah satu program Dishub Bolsel," ucapnya ketika ditemui belum lama ini diruangannya.

Terkait kerusakan lampu solar cell tersebut, Masni mengaku akan segera berkoordinasi dengan teknisi di lapangan.

"Kita akan koordinasikan dengan teknisi dulu, karena memang pembangunannya sudah sangat lama," tegasnya. 

Jadi Tempat Miras 

Gelapnya jalur dua di Desa Toluaya bukan hanya membuat kesan menyeramkan bagi pengendara. 

Namun jalur dua ini sering menjadi tempat miras bagi anak-anak muda di Bolsel pada malam hari. 

Nurul, salah satu warga mengaku jika di malam hari sering melihat beberapa anak muda nongkrong disana. 

"Mereka sering miras tapi di tempat gelap," aku dia. 

Bukan hanya itu, menurutnya jalur dua Toluaya juga sering menjadi tempat pacaran bagi anak-anak muda. 

Hal ini dikarenakan beberapa kawula muda yang berlainan jenis sering nongkrong di deker jalur dua. 

"Karena jalur dua gelap, maka mereka sering pacaran disana," ungkapnya.

Pembungkus Obat Batuk 

Jalur dua Desa Toluaya, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara, dikotori dengan banyaknya bungkus obat batuk.

Kurang lebih ada 36 bungkus obat batuk nampak berserakan di salah satu tempat santai, tepat di samping jalur dua. 

Selain bungkus obat batuk, ada juga empat botol minuman energi, dan 2 botol air mineral yang baunya seperti minuman keras jenis cap tikus.

Ollin salah satu warga mengatakan sering melihat anak muda nongkrong di jalur dua saat malam.

"Mereka santai, tapi saya yakin jika mereka juga mabok obat batuk disitu," ujarnya.

Ia menambahkan, jalur dua Toluaya memang jarang diawasi oleh polisi dan satpol PP.

"Bahkan kalau malam, ada anak perempuan juga yang nongkrong disitu," bebernya.

Untuk itu, ia berharap Kapolsek bisa membasmi anak-anak yang doyan mabuk obat batuk ini.

"Polisi harus kejar, karena mereka kan calon putra dan putri bangsa," pintanya.

Kapolsek Bolaang Uki, Kompol Suharno mengaku sudah menggiatkan patroli.

"Tapi anak-anak ini main kucing-kucingan," aku dirinya.

Ia meminta warga melaporkan pada pihaknya jika melihat ada anak muda yang nongkrong di sana.

"Langsung laporkan, supaya kami bisa bertindak," tandasnya. (Nie)

Lowongan Kerja di BNI Untuk Lulusan S1 dan S2, Klik recruitment.bni.co.id

Istri Ke-6 Soekarno Kembali ke Indonesia untuk Melayat Atas Meninggalnya Menantu Frits Frederik

Sosok Salim Sopir Pribadi Raffi Ahmad, Berhasil Kumpulkan Pundi-pundi Harta, Ini Pengakuannya

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved